Story About Chicken, Hen and Rooster

in #philosophy7 years ago

image


Karena setiap hari melihat ayam, terpikir olehku untuk menuliskan ini. Apalagi ketika istriku menggiring ayam-ayam ini menuju kandangnya ia selalu berkata dengan bahasa yang awalnya aku tidak mengerti. "Lop...lop...lop...manok...", begitu ia berkata. Lantas aku pun mencobanya untuk menggiring siswa-siswaku untuk memasuki kelas-kelas mereka. "Lop...lop...lop...". Aku malah ditertawakan. Ternyata konteksnya beda.


image


Kita mulai dari Ayam Jago. Ayam Jago ini mempunyai rakteristik yang pencemburu. Ia adalah tipe suami doyan poligami yang egois. Ia takkan membiarkan ada pesaingnya sesama ayam jago berada di sisi istri-istrinya. Jika ada, mereka akan bertarung sampai ada salah satu ymenyerah dan lari.

Apalagi ayam jago jenis Siam. Mereka mliki gen petarung dari sejak lahir. Jenis ayam jago yang memiliki postur lebih tinggi dari ayam kampung biasa ini sering dijadikan ayam aduan. Harganya juga tak murah.


image


Kemudian yang kedua Ayam Betina. Ayam betina ini juga memiliki karakteristik yang unik. Galaknya minta ampun jika sedang memiliki anak-anak yang masih kecil-kecil. Jangan coba-coba untuk mendekati anak-anaknya yang lucu-lucu itu, kita akan diseruduknya dengan kekuatan penuh. Sudah seumur 32 tahun pun saya masih tetap takut bila diseruduk induk ayam ini.

Itu adalah bentuk pembelaannya terhadap anak-anaknya yang belum mandiri. Jika salah satu anaknya ada yang masuk parit, ia akan panik berusaha mengeluarkannya dengan sekuat tenaga. Terkadang saya sering berefleksi kenapa ada seorang ibu yang membuang anaknya, menelantarkannya begitu saja. Padahal, seekor ayam betina pun tak rela bila anaknya tersakiti. Apakah insting ayam lebih baik daripada naluri manusia?


image


Dan yang terakhir adalah Anak Ayam. Ada sebuah pelajaran yang bisa kita ambil dari anak ayam ini tentang kemandirian. Pernahkah teman-teman melihat ketika anak-anak ayam ini diusir oleh induknya ketika beranjak remaja? Tak lain, sebenarnya itu adalah cara sang induk melatih kemandirian anaknya untuk mandiri. Mereka harus sudah mulai bisa mencari makan sendiri. Nyeker sendiri. Jangan lagi 'disuapi' oleh induknya.

Begitu pula kita. Jangan sampai ketika sudah dewasa masih selalu tergantung kepada orang tua kita. Kita harus cepat menciptakan kemandirian itu. Justru, ketika sudah dewasa dan berhasil, kita yang harus membantu orang tua untuk mencari makan.


image


Demikian steemian sekalian, mudah-mudahan kita dapat mengambil pilosofi dari kehidupan ayam-ayam ini. Sebagai makhluk yang memiliki akal, jangan sampai ayam lebih baik dari pada kita manusia.

Sort:  

Yang mana yang bisa dipanggang syeh?? Tukar uang pun jadi.. Hahahaha

Ha ha ha. Tukar 2 SBD boleh tuh...