Stop Menyebutku ‘kuper’!!!
Jika tulisan sebelumnya, saya membahas tentang si anak kinestetik, nah sekarang saya akan mengeksplor tentang si pendiam. Kebalikan dengan anak kinestetik, anak pendiam lebih suka aktivitas yang dilakukan dengan sedikit mobilitas. Kebanyakan orang menjuluki kuper bagi anak yang sulit menjalin relasi dengan banyak teman. Begitu juga dengan orang tua yang memiliki anak dengan keunikan ini, kebanyakan mereka merasa minder atau malu karena merasa gagal mendidik anaknya.
Hal ini akan terjadi jika para orang dewasa tidak memiliki pengetahuan tentang kecerdasan majemuk. Orang tua takut jika melihat anaknya suka menyendiri, temannya hanya hitungan jari, dan lebih memilih menghabiskan waktu di rumah ketimbang berkumpul dengan teman-temannya. Padahal, jika orang tua tahu, bahwa kebiasaan tersebut merupakan ciri-ciri dari anak yang memiliki kecerdasan intrapersonal, pasti tidak akan ada kekhawatiran lagi terhadap anaknya.
Mengetahui Karakter
Munir Chatib dalam bukunya Semua Anak Bintang (2017), menyimpulkan beberapa karakter khas cara belajar anak dengan kecendrungan kecerdasan intrapersonal, yaitu;
- Memahami dengan mengekspresikan diri.
- Belajar sendiri dan independen.
- Suka membuat personal target.
- Menghubungkan materi dengan kehidupan pribadi.
- Kegiatan individual.
Dengan mengetahui cara mereka belajar, mestinya orang tua dan guru akan lebih mudah melakukan pendekatan dan menyesuaikan cara mendidik anak-anak dengan kecendrungan intrapersonal tersebut. Meski sudah mengetahui bahwa seorang anak memiliki kecendrungan kecerdasan intrapersonal, orang dewasa juga harus tetap mengajaknya berbaur dengan lingkungan, namun dengan cara yang tepat pula. Karena sebenarnya, anak dengan kecerdasan intrapersonal, lebih memiliki kepekaan atau empati terhadap orang lain.
Selanjutnya, orang tua juga dapat mengasah kecerdasan intrapersonal melalui berbagai jenis permainan, seperti boneka, meronce manic-manik, dan permainan lainnya yang bersifat individu namun mampu mengasah empati dan analisanya menjadi lebih tajam. Semoga semakin banyak orang tua dan guru yang mampu memahami anak-anak dengan kecerdasan intrapersonal. Karena jika Ia dididik secara tepat, kondisi akhir terbaik mereka menurut Munir chatib (2017), adalah menjadi ahli psikoterapi, pemimpin agama, penasihat, dan filsuf.
Belajar dari anak, akan menjadikan orang dewasa semakin kaya wawasan. Biarkan mereka tumbuh dengan caranya sendiri, dampingi dengan cinta, dan hiduplah sinergi dengan mereka.