ACEHNOLOGI ''KERAK PERADABAN ACEH'' (VOLUME III: Bab22)

in #pendidikan6 years ago

IMG_20180719_224624[1].jpg
Pada kali ini saya akan kembali review buku Acehnologi volume III, pada bab yang pertama dimulai dengan pembahasan tentang ‘’kerak peradaban aceh’’, masyarakat Aceh mengenai peradaban Aceh. Kesdaran yang dimaksudkan adalah proses manusia memulai mengenali apa yang membuat dia berpikir dan bergerak sebagai ‘’saya’’ di atas muka bumi ini. Di Aceh konflik telah terjadi sejak lama yang menghasilkan korban tidak sedikit bahkan dapat dilakukan bagi orang orang Aceh, yang berupa kesadaran masyarakat atau kemampuan masyarakat untuk dapat dikalahkan. Namun secara fisik Aceh tidak pernah dikalahkan oleh penjajah,
Pada abad ke-16 dan 17 M. Aceh berada pada pintu peradaban yang amat sangat maju, ketika Aceh memiliki kejayaan peradaban pada abad ke-17, saat itu adasesuatu kekuatan spirit kosmik yang mengitari kehidupan rakyat Aceh. Ketika Aceh bergabung dengan republik Indonesia, Aceh diberi gelar terhormat begitu juga dengan Yogyakarta. Sampai sekarang Yogyakarta masih memiliki gelar ini atau peralatan budayanya, namun pemmberian gelar ini pun tidak cukup membuat Aceh merasakan jati diri ke-Aceh-annnya, bahkan gelar ini tidak membuat para eksponen ureung tuha Aceh puas berada dibawah paying NKRI. Aceh hanya menerima gelar sekali, tetapi juga mendapat gelar Nanggroe Aceh Darusalam dan gelar pemerintah Aceh. Jika dibandingkan dengan Yogyakarta, Aceh masih sangat terlambat, di Aceh terdapat beberapa kerajaan namun semua itu hanya tinggal sejarah, bahkan di Aceh sudah tidak lagi memiliki sulthan. Salah satu kekuatan di Aceh adalah kekuatan keislaman yang masuk ke dalam kekuatan budaya dan kekuatan ilmu pengetahuan.
Kekuatan inilah yang membuat Aceh tidak bisa dikalahkan oleh para penjajah. Peradaban Aceh sudah jarang ditemukan kerena pascatsunami pada 2004 silam ataupun akibat lainnya. Namun ada beberapa langkah stategis yang dapat dilakukan untuk menemukan kembali peradaban Aceh, pertama, menemukan kembali aspek-aspek yang menghidupi kosmologi Aceh. Kedua, membina jaringan intelektual untuk menyatukan visi dan misi mengenai arah masa depan Aceh dalam tiga bidang yang telah memberikan spirit jati diri orang Aceh yaitu islam,budaya,dan ilmu pengetahuan. Ketiga, menggerakan alam pikir oaring Aceh dari romantisme sejarah kepencarian spirit-spirit dalam setiap episode sejarah Aceh.