Menjaga Kebersamaan Umat di Tahun Politik
Sepanjang tahun 2018 (kemarin), ruang publik kita dipenuhi dengan berbagai kasus. Ujaran kebencian dan hoax merupakan dua hal yang paling mencuat. Sejumlah masyarakat menjadi tersangka akibat dua hal tersebut. Di tahun 2019, yang notabene adalah tahun politik, empat bulan jelang Pemilihan Umum (Pemilu), masyarakat diharapkan menahan diri.
Hal itu disampaikan Menteri Agama (Menag) RI, Lukman Saifuddin dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekda Aceh, Darmawan pada peringatan Hari Amal Bakti (HAB) Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh, Kamis (3/2).
"Di tahun politik sekarang ini, mari senantiasa menebarkan energi kebersamaan, merawat kerukunan, dan menempatkan diri di atas dan untuk semua kelompok dan golongan kepentingan," tutur Lukman.
Kepada segenap elemen bangsa, dihimbau untuk terus menjaga kebersamaan, keutuhan sesama anak bangsa. Segala ujaran, perilaku, dan sikap yang bisa
menimbulkan luka bagi sesama saudara untuk dihindari.
"Mari jauhi saling menebar benci, saling
melempar fitnah keji, saling menyuburkan penyakit hati, dan saling melukai hati antar sesama anak negeri," harapnya.
Saya yang kebetulan sedang di acara tersebut melihat ajakan ini menarik. Biasanya, peringatan HAB lebih kepada persoalan teknis birokrasi. Seperti meminta ASN di bawah Kemenag untuk aktif dan terus berkontribusi positif. Yang disampaikan juga biasanya normatif.
Menanggapi tanggapan Menag terhadap kondisi kebangsaan, saya pikir ini menarik. Maka, saya memutuskan bertanya juga kepada Sekda yang notabene bagian dari Pemerintah daerah, terkait respon tingkat lokal. Di saat yang sama, hadir pula Prof Warul Walidin. Ia, yang rektor UIN Ar-Raniry, saya rasa bisa mewakili kalangan akademisi.
Mengenai ajakan tersebut, Pak Darmawan mengatakan bahwa pemerintah daerah terus berkerjasama dengan Kemenag dengan tetap kompak. Pembinaan umat dinilai penting. Salah satunya, melalui pelaksanaan pendidikan agama maupun umum.
"Di tahun politik, banyak sekali yang diplesetkan. Oleh karena itu, saya kira mari kita satukan umat," ajaknya.
Sedangkan Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Warul Walidin berpandangan, bahwa ujaran kebencian tidak baik dalam membangun kebersamaan. Ditambahkannya, hal tersebut sudah dilarang, baik dalam ajaran agama maupun berbagai regulasi dan perundang-undangan.
Saat saya ditanyai, maraknya ujaran kebencian dan hoax dewasa ini apakah memiliki indikasi adanya kegagalan dalam pendidikan? Menurutnya, kunci dasar adalah komitmen pada setiap individu.
"Begini, saya pikir setiap orang perlu menahan diri. Barangkali kalau dibangun komitmen kebersamaan, Ujaran kebencian tidak akan muncul ke permukaan apalagi berkembang secara viral di sosial media," tutupnya.
Thanks for using eSteem!
Your post has been voted as a part of eSteem encouragement program. Keep up the good work! Install Android, iOS Mobile app or Windows, Mac, Linux Surfer app, if you haven't already!
Learn more: https://esteem.app
Join our discord: https://discord.gg/8eHupPq