Paya Rabo, Negeri Damai
Paya Rabo, Negeri Damai
Foto doc. Pribadi
Sahabat Steemit. Pada kesempatan ini saya akan menyajikan tulisan singkat tentang sebuah desa bernama Paya Rabo. Di Aceh desa disebut “Gampong" sesuai dengan ketentuan otonomi khusus. Gampong Payarabo adalah salah satu desa di Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara. Lokasinya di Jalan Krueng Mane-Sawang KM 9. Dalam pembagian wilayah adminstratif Negera di tambah tulisan “Lhok” hingga menjadi nama resmi Gampong “Paya Rabo Lhok”, berbatasan sebelah utara dengan Gampong Blang Reulieng, sebelah selatan dengan Rambong Payong, sebelah barat dengan Lhok Bayu, sebelah timur dengan Paya Rabo Timu. Paya Rabo adalah desa yang memiliki banyak potensi pendukung kehidupan, perekonomian dan keindahan, yuk simak apa saja:
Sungai dua Pucuk
Ada sungai yang dalam sejarahnya belum pernah kering. Sungai yang alirannya melalui Paya Rabo ini hulunya berasal dari dua anak sungai, yaitu Krueng Sawang dan Krueng Tuan. Krueng Sawang dalam cerita rakyat dikisahkan memiliki dua alue (rawa) sebagai sumber air. Salah satu rawa adalah alue jeulatang (sejenis tumbuhan yang menyebabkan gatal-gatal kalau disentuh). Satu rawa lagi adalah alue ubat, ini adalah penawar bagi alue pertama. Dalam syair Aceh yang kemudian dipopuerkan menjadi lagu kisah ini diabadikan “Aleh han titek pucok alu lham, pucok krueng Sawang alue jih dua, loen ek roet beuleun loen troen roet bintang, Nanggroe bek le prang beu meuseuraya...”. (Alif tidak bertitik pucuk rawa tenggelam, pucuk sungai sawang rawanya dua, saya naik lewat bulan turun lewat bintang, Negara jangan lagi berperang supaya Bait syair/lagu ini dipopulerkan oleh penyanyi Aceh Liza Aulia. Konon ada yang yang mengatakan bahwa Krueng Sawang yang dimaksud dalam syair/lagu adalah Sawang Aceh Selatan, tetapi saya percaya bahwa kisah ini di Sawang Aceh Utara, karena saya mendapat cerita dari orang yang bisa dipercaya. Sungai ini menjadi nadi kehidupan bagi penduduk Paya Rabo, eksploitasi kerikil dan batu koral menghasilkan rupiah, dulunya juga sungai ini sangat kaya ikan dan udangnya, namun seiring dengan penggunaan racun dan cara non tradisional lainnya untuk menangkap ikan, habitatnya kian tergerus. Oya sungai ini bermuara ke laut kawasan Krueng Mane dan menjadi pelabuhan nelayan.
Hamparan sawah dengan pemandangan bukit-bukit hijau
Foto: doc. Pribadi
Sawah merupakan sumber penghasilan utama bagi mayoritas penduduk Paya Rabo. Sawah ini telah digarap secara turun temurun, dari masa dulu membajak dengan kerbau sampai sekarang membajak dengan traktor. Hamparan sawah yang luas di Paya Rabo adalah sebuah keindahan bagi orang menginginkan suasana perdesaan yang natural.
Irigasi
Ada aliran irigasi yang melintasi Paya Rabo, irigasi ini telah lama berfungsi sebagai penunjang pertanian dan di zaman orde baru irigasi ini direvitalisasi untuk meningkatkan fungsinya untuk penunjang pertanian. Jaringan irigasi ini bermula dari bendungan Babah Krueng mengairi sebagian desa di Kecamatan Sawang. Bagi masyarakat Paya Rabo, irigasi bukan hanya menjadi pendukung pertanian, tapi juga tempat pemandian, mencuci dan tempat belajar berenang anak-anak.
Tutue Siroeng yang ikonik
Foto doc. Pribadi
Hanya ada satu jembatan yang dinamakan Tutue Siroeng (Jembatan Bengkok) di Sawang, terletak di Paya Rabo. Sebenarnya bukanlah jembatannya yang bengkok tapi karena konstruksinya yang tidak simetris dengan jalan, hingga dikatakan bengkok.
Adat Istiadat masih Terjaga
Foto doc. Firdaus (Anggota Group WA Pemuda Seulanga)
Gadoh aneuk meupat jrat, gadoh adat pat ta mita (Hilang anak, ada kuburan, hilang adat di mana mau dicari) salah satu hadits maja yang populer dalam masyarakat Aceh. Itulah mungkin yang menjadi ruh daripada masyarakat Paya Rabo yang terus melestarikan adat budaya yang telah diwarisi dari leluhur. Suasana acara adat di sini masih dipraktekkan dengan baik, bersemangat gotong royong, musyawarah dan menjunjung tinggi kearifan lokal.
Kalau ada waktu luang, kunjunglah ke Paya Rabo, negeri yang damai. Akses termudah menuju ke desa ini dari jalan Medan-Banda Aceh adalah melalui Simpang Elak Krueng Mane, selanjutnya tempuhlah perjalanan menuju Keude Sawang (Jalan Krueng Mane-Sawang), setelah menempuh perjalanan kira-kira 15 menit kita telah sampai di Gampong Paya Rabo, jaraknya dari Krueng Mane adalah 9 KM.
Kalo di Melborn kami menyebutnya Suak uk payau?
Tks. Suak uk payau, spertinya menarik. Adakah linknya biar saya pelajari.
Ka bereh tgk @martonis
Tks bnyak dkungannya
Saling....