HEMBUSAN ANGIN MALAM
Disudut tembok ku duduk hanya ditemani segelas kopi , ditengah malam derasnya hujan merenungkan nasib yang semakin sepi , disini aku terus menanti disana kau kembali bersemi. Apakah persepsiku ini terjadi ? Aku tak tahu hanya engkau yang bisa memberi bukti. Janji yang terucap bagai terhembus oleh angin , yang membuat hati ini terasa yakin. Aroma yang tercium dulu dianggap tak berarti sampai kau rela mengorbankan janji hanya untuk mencari sebuah sensasi , apakah kau mengingkari janji ? Tepatilah janji itu atau kau akan terkena azab illahi.
Aku hanya ingin tidak ada yang tersakiti , tapi cobalah jangan terus berlari , karena aku akan terus menanti sampai tiba saatnya tuhan berkata waktunya berhenti. Di malam yang sunyi ini aku terus meratapi keindahan yang tak berarti , karena kau terus bersembunyi tanpa kau menyadari hati ini inginkan kau kembali. Kesempatan yang kuberikan berulang kali tapi kau tak pernah peduli , bukan aku hanya melihat di satu sisi hanya saja kau yang tak kunjung memberi bukti. Tanpa aku ketahui kau malah bermain api dengan orang yang punya materi. Aku sadar aku bukanlah orang yang bisa membuatmu hepi , tapi aku bisa membuatmu menikmati indahnya dunia ciptaan sang illahi.
Apakah kau sudah lupa dengan janjimu sendiri ? Atau memang aku yang terlalu berharap engkau bisa seperti dulu lagi ? Aku hanya ingin kita mengulang kembali apa yang sudah hilang bisa kita perbaiki agar tidak terjadi hal serupa dikemudian hari. Ingin rasanya aku mencabut rasa ini karena kau juga masih tetap berlari , karena bagi kau aku ini hanya sekedar bakteri. Perlu kau ketahui walaupun aku seperti bakteri tapi rasa ini tulus dari dalam hati , sering aku kau maki , kau caci , bahkan kau tak menghargai perjuangan diri ini , tapi tak sedikit pun hati ini terasa tersakiti , yang hanya ada hilang harga diri seorang lelaki. Tetapi didalam hati ini kau masih tetap yang kurindui dan berharap bisa kutemui. Percuma saja aku menuliskan ini karena kau juga tak akan perduli dikala aku masih bisa berdiri ataupun sudah mati.
@aneukrantoe
Yogyakarta
21 januari 2018