My 2018: A Tour Around My Town - Banda Aceh, An Islamic Tourist Town

in #my20187 years ago (edited)

thumb.jpg



As a province in the western tip of Indonesia, Banda Aceh is a strategic location for the entrance of the Malacca Strait and the City of Islamic Tourist Destination. Banda Aceh has a culinary tour of halal food and beverages, an Islamic tourism experience, and the hospitality of the inhabitants in welcoming tourists.

Banda Aceh has an area of ​​61.36 square km with a population of 263,589 million peoples.

Sebagai Provinsi di ujung barat Indonesia, Banda Aceh merupakan lokasi yang strategis untuk pintu masuk Selat Malaka dan Kota Tujuan Wisata Islam. Banda Aceh memiliki kuliner yang halal, pengalaman wisata islam, dan keramahtamahan penduduk dalam menyambut wisatawan.

Banda Aceh memiliki luas wilayah 61,36 km persegi dengan populasi 263.589 juta jiwa.



- Grand Mosque Baiturrahman as The Main Icon of The Town

14a.jpg

This magnificent mosque located in the heart of Banda Aceh City is one of the few mosques in the world that have a long history.

This mosque has been a silent witness during World War II and the magnitude of disaster in modern times, Tsunami December 26, 2004.

The Baiturrahman Grand Mosque was built by Sultan Iskandar Muda Meukuta Alam in 1022 H / 1612. It was burned by the Dutch in 1879, but it was rebuilt and completed in 1882. After that the mosque is still undergoing several extensions before now.

Now Baiturrahman Great Mosque became an icon and pride of the people of Aceh and even Indonesia. The courtyard of this mosque has been the centerpiece of various activities as the central activity of the people of Aceh.

Masjid yang megah yang terletak di jantung Kota Banda Aceh ini adalah salah satu dari beberapa masjid di dunia yang memiliki sejarah panjang.

Masjid ini telah menjadi saksi bisu saat perang dunia ke-2 dan kedahsyatan bencana di abad modern, Tsunami 26 Desember 2004.

Masjid Raya Baiturrahman dibangun oleh Sultan Iskandar Muda Meukuta Alam pada tahun 1022 H/1612. Pernah dibakar Belanda pada tahun 1879, namun dibangun kembali dan selesai pada 1882. Setelah itu masjid ini masih mengalami beberapa kali perluasan sebelum seperti sekarang.

Kini Masjid Raya Baiturrahman menjadi ikon dan kebanggan rakyat Aceh bahkan Indonesia. Halaman masjid ini telah menjadi pusat dari beragam aktivitas sebagai sentral kegiatan masyarakat Aceh.

14.jpg
15.jpg


pembatas2a.png

- Traditional House of Aceh

1.jpg
2.jpg

"Rumoh Aceh" is a traditional house of Aceh tribe. This house is stage house type, where there are 3 main parts and 1 additional section. The three main sections are the front porch, the central aisle, and the back porch. While the additional part is a kitchen house. The inner part of the roof also serves as a place of family heirloom storage.

Besides Rumoh Aceh there are also 4 graves from the king of Aceh breeds Bugis.

"Rumoh Aceh" adalah rumah adat dari suku Aceh. Rumah ini bertipe rumah panggung dimana terdapat 3 bagian utama dan 1 bagian tambahan. Tiga bagian utamanya adalah serambi depan, serambi tengah, dan serambi belakang. Sedangkan bagian tambahannya adalah rumah dapur. Adapun bagian atap sebelah dalam juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan pusaka keluarga.

Disamping Rumoh Aceh juga terdapat 4 kuburan dari raja-raja Aceh keturunan Bugis.


pembatas2a.png

- Museum Tsunami

16.jpg
17.jpg

13 years old earthquake and tsunami Aceh. When visiting Aceh, the event will always be remembered. Disaster relics and well-documented tsunami documentation at the Aceh Tsunami Museum.

Buildings that cost up to Rp.140 billion each are specially designed to reflect tsunami waves. When viewed from above it will look like a tsunami wave, but if from the side like a rescue boat or as an escape building.

13 tahun sudah gempa dan tsunami Aceh. Ketika mengunjungi Aceh, peristiwa itu akan selalu terkenang. Peninggalan-peninggalan bencana dan dokumentasi tsunami terawat rapi di Museum Tsunami Aceh.

Bangunan yang menghabiskan dana hingga Rp.140 Milyar ini tiap sudutnya dirancang khusus sehingga mampu merefleksikan gelombang tsunami. Jika dilihat dari atas maka akan tampak seperti gelombang tsunami, namun jika dari samping seperti bahtera penyelamat atau sebagai escape building.


pembatas2a.png

- Kerkhof Peutjoet

3.jpg
5.jpg

Upon entering the Kerkhof Puetjoet gate there is a sentence that reads: "2,200 Warriors were buried here. The Royal Netherlands East Indies Army (KNIL) paid a high price for its presence in Aceh. "

Kerkoff Peucut is the grave of Dutch soldiers killed in the Aceh War.
Hinga now the Dutch Government is very happy and respect the goodness of citizens of Banda Aceh who treat kuburuan very well. Which citizens whose colonized homeland even want to care for the tomb of the colonizer? the proof exists, namely the people of Aceh. Yet countless of the Acehnese are killed in defending a now-unknown land where his grave is.

Saat memasuki pintu gerbang Kerkhof Puetjoet terdapat kalimat bertuliskan: “2.200 Prajurit dikuburkan di sini. Angkatan Perang Kerajaan Hindia Belanda Timur (KNIL) membayar mahal atas kehadirannya di Aceh.”

Kerkoff Peucut adalah kuburan prajurit Belanda yang tewas dalam Perang Aceh.
Hinga kini Pemerintah Belanda sangat haru dan menghormati kebaikan warga Kota Banda Aceh yang merawat kuburuan dengan sangat baik. Warga mana yang tanah airnya dijajah malah mau merawat makam penjajahnya? buktinya ada, yaitu warga Aceh. Namun tidak terhitung jumlahnya rakyat Aceh yang tewas dalam mempertahankan tanah air yang kini tidak diketahui mana kuburnya.


pembatas2a.png

- Gunongan

18.jpg
19.jpg

Gunongan Banda Aceh, evidence of love offerings of Sultan Iskandar Muda.

Gunongan means mountain, a building with a symbol of the mountains that Sultan Iskandar Muda presents to his princess Princess Kamaliah from Negeri Pahang, Malaysia. The building was erected to entertain the empress who always reminded her hometown in the hilly Pahang.

Gunongan Banda Aceh, bukti persembahan cinta Sultan Iskandar Muda.

Gunongan artinya gunung, bangunan yang bersimbol pegunungan yang dipersembahkan Sultan Iskandar Muda kepada permaisurinya Putri Kamaliah dari Negeri Pahang, Malaysia. Bangunan ini didirikan untuk menghibur permaisuri yang selalu teringat kampung halamannya di Pahang yang berbukit-bukit.


pembatas2a.png

- PLTD Apung

24.jpg
21.jpg

Although the Tsunami disaster has been 13 years passed, but the historical evidence of how the wrath of the wave can still be witnessed until now. PlTD Apung is now an important historical tourist attraction in Aceh.

The Diesel Power Station was originally at Ulee Lheue. The 2600-ton vessel was dragged by a tsunami of 5 kilometers to a residential area in Punge Blang Cut Village, Banda Aceh City.

Meski Bencana Tsunami sudah 13 tahun berlalu, namun bukti sejarah bagaimana kemurkaan gelombang masih bisa kita saksikan sampai sekarang. PlTD Apung kini menjadi objek wisata sejarah yang penting di Aceh.

Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel awalnya berada di Ulee Lheue. Kapal seberat 2600 ton ini terseret arus tsunami sejauh 5 kilometer ke permukiman warga di Desa Punge Blang Cut, Kota Banda Aceh.


pembatas2a.png

- Bustanussalatin Park

8.jpg

In addition to the nickname Serambi Mecca, Aceh also has a cool historical place to visit. One of the city icons of Banda Aceh is always busy day or night that is Bustanussalatin Park.

Formerly Bustanussalatin is a park for kings and families to relax. But now that this building has evolved into a more modern, bustanussalatin is not just a royal family, but it also belongs to citizens and travelers.

Selain julukan Serambi Mekah, Aceh juga punya tempat yang historikal yang asik untuk dikunjungi. Salah satu ikon kota Banda Aceh yang selalu ramai siang ataupun malam yaitu Taman Bustanussalatin.

Dahulu Bustanussalatin adalah taman untuk para raja dan keluarga bersantai. Namun kini setelah bangunan ini berevolusi menjadi lebih modern, bustanussalatin bukanlah cuma milik keluarga kerajaan, tapi juga milik warga dan pelancong.


pembatas2a.png

- Blang Padang Square

37.jpg
25.jpg

Blang Padang, its presence right in the heart of the City is able to muffle hurly-burly city. Afternoon is the perfect time to visit here. Sitting under a shady tree while enjoying a variety of culinary is a good way to spend the end of the day besides jogging. On a 1 meter wide jogging track there is also a boat-shaped prasarti. the inscription is a word "Thanks to the world" for the assistance of countries that have helped Aceh in post-tsunami recovery.

In Blang Padang field there is also a monument Dakota Selawah 001. This aircraft is purchased from the Acehnese donation to Indonesia as the forerunner of Indonesian Airways airline company.

Blang Padang, kehadirnnya tepat di jantung Kota yang mampu meredam hurly-burly kota. Sore hari adalah waktu yang tepat untuk berkunjung kesini. Duduk dibawah pohon yang rindang sambil menikmati berbagai macam kuliner adalah cara yang baik untuk menghabiskan akhir hari selain berjoging. Di trek joging selebar 1 meter juga terdapat prasarti berbentuk kepala perahu. prasasti itu adalah sebuah ucapan "Thanks to the world" atas bantuan negara-negara yang sudah membantu Aceh dalam pemulihan pasca tsunami.

Di lapangan Blang Padang juga terdapat monumen pesawat Dakota Selawah 001. Pesawat ini dibeli dari hasil sumbangan rakyat Aceh kepada Indonesia sebagai cikal bakal berdirinya perusahaan penerbangan Indonesian Airways.


pembatas2a.png

- Lhok Mee Beach

31.jpg
32.jpg

Lhok Mee Beach in Lamreh Village is one of the exotic beaches in Aceh. This beach has a wide white sand. The calm waves with crystal-clear blue water are the perfect blend to unwind after a long day's work.

Uniquely, on the shoreline grow some trees in the water that is so exotic and charming. usually tourists use the tree as a background photo. This beach is also famous for fishing spots are cool because it can take shelter under the trees or standing on the reef.

Pantai Lhok Mee di Desa Lamreh adalah salah satu pantai yang eksotis di Aceh. Pantai ini memiliki pasir yang terbentang luas berwarna putih. Ombak yang tenang dengan air biru jernih kehijauan merupakan perpaduan yang sempurna untuk melepas penat setelah lelah seharian bekerja.

Uniknya lagi, di bibir pantai tumbuh beberapa pohon dalam air yang begitu eksotis dan menawan. biasanya wisatawan memanfaatkan pohon tersebut sebagai latar foto. Pantai ini juga terkenal dengan spot memancing yang asik karena bisa berteduh dibawah pohon atau berdiri diatas karang.


pembatas2a.png

- Ulee Lheue Port

28.jpg

Unlike Lhok Mee Beach, Ulee Lheue is a bit special because we enjoy the beauty of the sea without touching it directly. Various jajananpun available along the way, sitting in a chair facing the sea while eating roasted corn is how to enjoy the beauty of the beach here.

Panorama Ulee Lheue Beach is really alluring. we can see clearly the hills or islands in the distance like a charming painting.

29.jpg

Berbeda dengan Pantai Lhok Mee, Ulee Lheue sedikit spesial karena kita menikmati keindahan laut tanpa menyentuhnya langsung. Aneka jajananpun tersedia di sepanjang jalan, duduk di kursi menghadap kelaut sambil menyantap jagung bakar adalah cara menikmati indahnya pantai disini.

Panorama Pantai Ulee Lheue memang sungguh memikat. kita dapat melihat dengan jelas bukit atau pulau-pulau di kejauhan bagaikan lukisan yang menawan.


pembatas2a.png


All photos taken by me @andesign

Thanks @anomadsoul for great contest and Special thanks to @blocktrades for sponsoring the contest.
if you want to participate, click
here

Sort:  

Thank you for taking part in this months #culturevulture challenge. Good Luck.

Emang andi bereh :D
bantu lon lah pemula nyo :D @andesign