Malam Sial Seorang Musisi
Bermain musik menghibur para waria adalah pengalaman terburuk dalam karirku. - @iqbalubit
Maghrib baru saja lewat, aku melihat Ibal menyetel tampil semantap mungkin. Aku sudah tahu ia hendak kemana, seperti malam-malam minggu sebelumnya, Ibal akan memanggul gitar, menyumpal musik ke telinga orang-orang, yang saya yakin, mereka tidak akan ambil peduli asal usul Ibal, entah darimana ia merangkak. Bagi mereka, alunan musik Ibal dan kawan-kawannya sudah cukup membawa malam-malam mereka berlalu dengan nikmat.
Di sebuah hotel berbintang lima Banda Aceh, Ibal dan kawannya di kontrak menghibur tamu-tamu yang mengambil waktu santai di meja-meja pinggir kolam renang. Meski tidak tebal, hasil manggung di tempat khusus itu, cukup menambah isi kantongnya, di samping hasil tampil di panggung lainnya. Saban Rabu malam, kau bisa menikmati olah vokal Ibal di Cafe Gravity, bantaran jalan P Nyak Makam, Lampineung.
Malam itu, Sabtu, 16 Desember 2017 adalah pengalaman tersial sepanjang karir musiknya. Usai berdandan, Ibal meluncur dengan sepeda motor maticnya. Dalam perjalanan ia sudah mengantongi kabar akan bermusik di depan anggota polisi. Sesampai di Hotel, bersama temannya, Ibal segera beres-beres di panggung sederhana yang diatur menghadap meja-meja di pojok-pojok lain tepi kolam renang.
Sekelompok pria datang, mengarah ke meja sisi kiri dari panggung, mereka duduk di sana. Ibal tahu mereka anggota polisi yang dimaksud mencari hiburan. Dari arah pintu masuk, muncul orang-orang berbusana serba merah. Perempuan-perempuan yang berias mencolok di wajahnya. Tinggi semampai dengan buah dada padat menyembul sesak. Ibal jelas tahu, gerombolan merah yang semakin banyak memenuhi meja-meja kosong itu bukan lain adalah para pria yang berias diri layaknya perempuan.
Awalnya, Ibal menganggap waria-waria itu hanya tamu biasa, sebagaimana tamu lainnya yang ingin menikmati pesta makan tiap malam minggu, yang memang sudah menjadi acara tetap diselenggarakan oleh pihak hotel. Ibal dan kawan-kawan beraksi, senar di petik, cajon dipukul-pukul. Soal musik, saya tau selera Ibal, ia mendalami banyak pop Indonesia, kemampuan bahasa inggrisnya yang mumpuni, membuat akustik lagu-lagu barat enak di telinga. Ia sendiri yang memimpin vokal. Dangdut adalah hal yang dibencinya.
Foto screenshot penonton aksi Ibal dan kawan-kawan di panggung hotel yang di unggah di live Instagram.
Semakin malam beranjak, suasana panggung semakin berubah, para waria yang berjumlah sekira lima puluh orang itu, menguasai arena. Pekikan obrolan ribut suara pria yang dibuat-buat seperti perempuan, cukup membuat anggota polisi bergeser keluar dari tempat celaka itu. Ibal dan kawannya tak bisa berbuat banyak, muak menjalari tubuhnya, ia tak bisa pulang balik, kontrak mengikatnya. Jadilah malam itu malam tersial selama karir musiknya. Menghibur para waria lebih suram dari mimpi buruk itu sendiri. Dan benar hari sebelum malam ia manggung, ia didatangi kiamat dalam mimpinya.
Ibal tiba-tiba terjaga dari tidurnya di kamar lantai dua sebuah rumah. Ia merasakan panas menjalari kamar itu, ia beranjak dari tempat tidur dan berdiri di balkon kamar. Ia melempar pandang sejauh matanya menangkap. Tak satupun ada manusia. Dari dekat ada bangunan sekolah kosong, di belakangnya atap-atap rumah berjajar seperti lantai tak seimbang. Dari jauh tampak masjid berdiri gagah. Sebuah sinar terang seperti sebuah badai besar, menuju ke arah Ibal berdiri.
Ibal melihat jelas badai itu, berjalan pelan menghancurkan apa saja yang ada di depannya. Mula-mula sinar kemerahan itu menghancurkan masjid berkeping-keping, di ikuti runtuhnya rumah-rumah serta bangunan sekolah di telan tak bersisa. Ibal hanya melongo menyaksikan fenomena yang layak disebut kiamat itu. Kemudian badai panas itu ikut melumatnya juga. Ibal terbangun. Terhenyak, seolah peristiwa itu sangat dekat dengannya. Ia melihat sekitar, ternyata panas itu benar adanya, sinar matahari siang masuk dari celah jendela membakar pangkal kakinya sedari ia tidur.
Sempat terjadi tragedi menggelikan saat di panggung, seorang waria yang sudah tak sabar ingin berunjuk suara, dengan girang menuju ke arah Ibal. "Bang kont*l nya mana, eh mic nya mana?" pinta waria berbaju merah itu berlogat khas. Dengan cengengesan dan geli di sekujur badan, Ibal mengulurkan mic. Lalu si waria meminta Ibal dan kawan-kawan mendendangkan salah satu lagu Elvy Sukaesih. Dengan percaya diri penuh, sang waria meliuk-liuk pinggul sambil menyetel suara semirip perempuan tulen, menghadap teman-temannya seisi ruangan.
"Aku merasa harga diriku di injak-injak" cerita Ibal padaku usai pulang menghibur waria. Ibal bercerita, seandainya ia tahu bakal bermusik bersama waria, ia dengan segala kewarasannya tidak akan pergi ke tempat jahanam itu. Ketika kutanya lagu apa yang waria minta untuk diiringi karaoke. Lama Ibal menunggu sebelum berujar singkat, "Dangdut wak, duh." Jawaban yang memancingku tertawa jempalitan. Dasar waria terkutuk, sudah enggan dihibur minta dangdut pula. Sial betul nasibmu Bal!
Oh ya, kenduri waria di hotel itu, menjadi heboh, bagaimana tidak, pelaku LGBT tak pernah mendapat restu di Aceh. Masyarakat mengutuk keras perilaku membalikkan jenis kelamin itu. Pagi setelah waria berpesta pora, yang turut juga disukseskan oleh Ibal dengan hati teriris perih, muncul desas-desus beberapa waria sudah di gelandang ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Berita-berita di media perkabaran tak luput meliput peristiwa menyimpang itu. Pun begitu para wartawan tak tahu, salah satu musisi yang sukses tampil pada Resistancoustic Terassore di Rumoh Budaya Oktober 2017 lalu, ikut menjadi suksesor perhelatan pesta waria. Duh!
good post @bijoy123
Thanks @bijoy123
Benar sial banget!
Semoga tidak trauma bermusik si kawan.
Adegan salah satu yg digelandang ke kantor polisi, minta mic ke vokalis kita, pakon hana? 😁😁😁
Oman, brat that tuwoe meu pasoe. Haha
Sudah direvisi, haha
Ya. Nyan adegan kunci. 😂😂
Saya juga tidak suka Kaum aneh yang bernama LGBT, Bang, meski di Taiwan sendiri, saya kerap melihat. Bahkan di sini dilegalkan,
Sungguh miris ketika mendengar kabar, jika di Indonesia LGBT harus dilindungi.
Masih simpang siur soal hukum lgbt di indonesia umumny. Kalau di aceh jelas ada hukum bagi pelaku lgbt yang di atur dalam Qanun Syariat Islam.
@originalworks
The @OriginalWorks bot has determined this post by @zeds to be original material and upvoted it!
To call @OriginalWorks, simply reply to any post with @originalworks or !originalworks in your message!
cobaan mungkin bang zeds buat pemusik
Bisa jadi, semoga semangat bermusiknya tetap jalan. Bang leo @arieas0785