Jangan Pernah Mengukur Kebahagiaan Lewat Berat Badan
Si gemuk menyindir si kurus, dengan mengatainya kurang bahagia, kurang piknik, makan hati dan bla bla bla. Makanya si orang tersebut menjadi kurus, karena hidupnya tidak bahagia.
Hmmm, Sure....?
Dan tidak mau kalah, si kurus mengatai si gendut. Dengan mengatakan si gendut memiliki badan over. Justru kesusahan lah yang membuat ia bertambah gemuk, hingga ia lupa cara untuk kurus kembali.
Dan seketika disini, saya cukup merasa tersinggung.
Ketahuilah sobat pembaca, kebahagiaan itu tidak bisa di ukur dari berat badan, dan stop melakukan itu. Tahukah kamu tindakan tersebut juga termasuk dalam body shaming...?
Tuhan menciptakan setiap orang itu sempurna, mau dia kurus, gendut dan sebagainya. Tuhan sudah memberika porsi berat badan sesuai dengan takdir kita masing-masing, dan tentu saja Tuhan tidak pernah salah dalam menempatkannya.
Kebahagiaan itu tercipta dari kebiasaan kita bersyukur. Perbanyaklah bersyukur, maka kamu akan merasakan indah dan nikmatnya kebahagiaan itu. Dan mulai dari sekarang STOP BODY SHAMING, karena kamu tidak akan menemukan kebahagiaan disana.
Sekian tulisan singkat dari saya, semoga bermanfaat. Dan jangan lupa bersyukur.
Aceh Utara, 22 Januari 2019
Thanks for using eSteem!
Your post has been voted as a part of eSteem encouragement program. Keep up the good work! Install Android, iOS Mobile app or Windows, Mac, Linux Surfer app, if you haven't already!
Learn more: https://esteem.app
Join our discord: https://discord.gg/8eHupPq