IKAN TUNA ITU.ENAK, TUNA NALAR SEHAT ITU KONYOL DAN DONGO !!
IKAN TUNA ITU.ENAK, TUNA NALAR SEHAT ITU KONYOL DAN DONGO !!
OLEH : Mang Juminta
pemerhati masalah waduk dan wadul
Sebulan terakhir ini saya selaku pemerhati masalah waduk dan wadul melihat penyimpangan penyimpangan patogenesis ide.gejalanya nampak dari tuna nalar semakin tampak di dalam negeri. Puisi orang menjadi sumber diskusi dan keributan besar. Pendapat orang tentang agama sebagai fiksi/fiktif membuat heboh banyak orang. Pasal penistaan agama pun dimainkan. Ini ditambah dengan politisi gagal yang berdiskusi tentang partai setan. Apakah kita sadar, betapa konyol dan dongonya ini? Ini semua wacana yang tidak produktif untuk kemajuan bangsa. Ini semua wacana yang justru membuat Indonesia menjadi lemah, karena terpecah belah. Banyak hal lain yang layak menjadi wacana bersama, dan amat membutuhkan perhatian kita bersama. Urusan E-KTP masih terus harus diawasi publik. Urusan BLBI masih belum selesai sampai sekarang. Banyak juga kepala daerah yang tertangkap korupsi. Semua ini harus dikawal oleh kita bersama. Di luar negeri, serangan militer terhadap Suriah adalah pelanggaran hukum dan etiket internasional. Ini merupakan tindakan yang mengancam perdamaian dunia. Persoalan Rohingya di Myanmar masih juga membutuhkan perhatian kita bersama. Dukungan terhadap para korban pelanggaran HAM dan bencana alam di berbagai belahan dunia masih harus terus diberikan.Sadarkah kita, bahwa kita sedang mengalami pengalihan isu dan pendangkalan wacana? Kita sibuk dengan hal-hal yang tidak penting untuk perkembangan bangsa. Sementara, hal-hal yang penting justru terabaikan.seperti crowded founding (gotong royong) untuk mengatasi kesenjangan di tahun 2030 dimana dunia di kuasai oleh 1% orang dari jumlah populasi, Wacana dan diskusi publik kita menjadi bermutu rendah, karena diisi dengan tema yang tidak penting, dan dilakukan dengan penuh kebencian serta kemarahan. Apakah kita semua, dan juga dunia, sedang mengalami tuna nalar? Apakah nalar kita menjadi begitu pendek dan sempit, sehingga kehilangan kemampuan moral dan komunikatifnya? Apakah kita terjebak menjadi manusia satu dimensi yang hanya sibuk soal perut dan kenikmatan pribadi kita? manusia satu dimensi.itu adalah binatang! Apakah kita lupa, bahwa dunia ini saling terhubung satu sama lain, sehingga satu masalah di satu bagian dunia adalah masalah bagi kita semua?Apakah kita tidak mampu melihat hubungan-hubungan kekuasaan yang tidak adil di tingkat internasional sekarang ini? Apakah kita tidak sadar sadar, bahwa di Indonesia, kita mengalami pengalihan isu dan pendangkalan wacana? Apakah kita tidak sadar, bahwa kita sedang dipecah belah? Apakah kita tidak sadar, bahwa kita sedang membuat waktu dan energi percuma untuk bertengkar sia-sia?
Jika kita kehilangan kepekaan pada semua hal di atas, maka kita mengalami tuna nalar. Nalar kita tidak berfungsi dengan baik. Kita hidup dikuasai hasrat berkuasa dan kenikmatan belaka. Kita kehilangan kemanusiaan yang justru menjadi inti hidup kita.
goodbye kemanusiaan.."
semoga manusia satu dimensi naik level ke dimensi berikutnya
Tjag
Rahayu
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://rumahfilsafat.com/2018/04/15/tuna-nalar-global/
not the same content ...
Congratulations @tofan! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
You made your First Comment
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP