Diam itu Emas
Banyak sekali ungkapan yang mengindikasikan bahwa kita tidak mampu menahan diri dari berbicara dan mengobrol terlalu panjang. Diantara tokoh lain yang penting membahas tentang pentingnya berkata dengan benar, dengan ringkas dan dengan tepat adalah Lukman al-Hakim atau yang dikenal di dunia Barat dengan sebutan Loginon. Lukman al-Hakim adalah orang yang mengatakan bahwa diam itu bijak. Dalam bahasa kita dikatakan bahwa diam itu emas. Emas merupakan sebentuk material yang sangat berharga dan dicari orang. Jadi, sebenarnya yang dianjurkan adalah orang yang mampu menahan diri sendiri dari mengumbar perkataaan atau pembicaraan.
Diam itu bijak dan sangat sedikit orang dapat melakukannya. Kebanyakan orang ingin sekali didengar perkataannya dan ingin sekali menonjolkan diri sendiri dengan memperbanyak pembicaraan. Orang ingin sekali perkataannya didengar apalagi mendapat pujian dan respon dari pendengarnya. Semakin banyak komburnya, akan semakin semangat dalam berbicara dan mengungkapkan isi hatinya. Yang tak jarang disampaikan adalah informasi yang kurang bermanfaat mm nm innm fura herhicara ibarat orang yang tak suka disuruh mendengarkan.
Protagoras menyatakan, bahwa lisan itu adalah alat penerjemah dari apa yang terpendam di dalam diri, sebab itu tak patut menerjemahkan apa yang tidak dipikirkan terlebih dahulu. Peringatan ini mengingatkan kita akan pentingnya "tahu diri" ketika berbicara. Protagoras menyatakan lagi bahwa lisan adalah alat penerjemah apa yang ada di dalam pikiran orang, sebab itu hendaknya orang berkata setelah dipikirkan matang-matang terlebih dahulu.
Manakala orang berkata tanpa memikirkan terlebih dahulu, maka akan sangat berbahaya bagi dirinya dan juga berbahaya bagi yang mendengarkannya. Pikirkan terlebih dahulu akan apa yang akan diucapkan dan setelah itu jangan berkata lebih jauh tentang apa yang belum sempat dipikirkan. Sebab perkataan yang keluar tanpa melalui proses pemikirian terlebih dahulu sangat berbahaya akibatnya.
Dalam berbicara hendaknya juga mengedepankan sikap jalan tengah, artinya harus proporsional, tidak terlalu bertele-tele dan juga tidak terlalu singkat sehingga tidak dipahami orang apa yang dibicarakan. Sokrates menyatakan bahwa sebaik-baik perkara adalah pertengahannya (khairul umuri ausatuha).Jadi jangan terlalu berlebihan. Sukrates juga menyatakan bahwa dijadikannya mata satu pasang dan telinga satu pasang dan mulut satu saja mengindikasikan bahwa kita dianjurkan untuk lebih banyak mendengar menyimak dan memperhatikan apa yang didengar daripada banyak bicara. Begitu juga halnya dengan dijadikannya mata satu pasang juga mengindikasikan bahwa manusia hendaknya lebih banyak memperhatikan, mengawasi, melihat,meneliti dan mengkaji dari pada membuat pernyataan-pernyataan yang tidak ada dasarnya.
Hey @ademarsadi, Congratulations !!! We just upvoted your post with 35.71% power. Keep up the good work. Join our discord channel https://discord.me/SteemBulls
Narasinya dah mkin haluss, mengalun indah.
Dah bisa masuk waspada jumat hehheheheh