Aku Dilahirkan Kembar

Terjadinya proses kehamilan membutuhkan waktu 9 bulan, bahkan ada beberapa kasus dari proses kelahiran yang waktunya kurang atau lebih dari 9 bulan. Hal tersebut tergantung dari kondisi ibu serta janin yang dikandungnya. Ada beberapa faktor yang menentukan keberhasilan suami istri untuk memiliki anak diantaranya kondisi kesehatan yang baik dan sistem reproduksi yang baik antara suami dan istri.

Orang tua sangat mendambakan sekali proses kehamilan dan kelahiran seorang anak. Mendambakan anak yang dikandung lahir kedunia adalah hal yang sangat membahagiakan. Karena hal itu akan berdampak pada kelangsungan keturunan dikeluarga tersebut.

29 tahun yang lalu kami dilahirkan, proses kelahiran penuh dengan perjuangan yang harus dilalui oleh Ibu. Ternyata Ibu melahirkan bayi kembar. Pukul 09.00 WIB saya dilahirkan dan pukul 14.00 adik saya dilahirkan. Kebiasaan di desa kami, bagi anak yang lahir pertama dialah kakaknya dan bagi yang lahir terakhir dialah adiknya. Kadang pemberian nama kakak dan adik ini di tiap daerah berbeda-beda tergantung dari kesepakatan warga sebelum-sebelumnya.

Orang tua memberi saya nama akhmad maulana dan nama pada adik saya akhmad syarifudin. Ketika kami lahir beberapa warga menengok kelahiran kami di rumah, karena di desa kami bahasa yang digunakan sunda jadi warga menyebut kami aa(kakak) dan dede(adik), bahkan sampe sekarang panggilan kami masih tetap aa dan dede hehehe. Padahal orang tua sudah menyiapkan nama panggilan buat kami, nama panggailan saya alan dan nama panggilan adik saya arif. Tapi apalah daya, sebutan dari warga lebih kuat dibandingkan pemberian nama panggilan dari orang tua, jadi penggilan saya di desa lebih dikenal dengan panggilan aa dan dede hehehe.

Bagi saya menjadi seorang anak kembar memiliki suka dan duka, tetapi saya selalu mensyukuri apa yang sudah digariskan oleh Allah SWT pada saya. Waktu kecil ketika ada saudara yang berkunjung ke rumah untuk silaturahmi, biasanya ada yang memberikan uang jajan pada kami. Uang jajan yang diberikan pada kami 50.000 tetapi karena kami kembar uang jajan yang seharusnya 50.000 harus dibagi 2 dengan adik saya menjadi 25.000. Itulah dukanya jadi anak kembar, apapun harus dibagi 2 tidak pernah merasakan utuh hahahaha. Kemudian ketika tingkah laku kami membuat orang tua kesal ataupun jengkel sehingga orang tua memarahi kami berdua, setiap kesalahan kami lakukan bersama jadi kemarahan orang tua dilampiaskan pada kita berdua tidak satu orang. Itulah sukanya menjadi anak kembar.

Kehidupan kami selalu bersama, tidak pernah terpisah. Baik ketika SD, SMP, SMA ataupun kuliah. Walaupun kita beda kampus, kita tetap selalu bersama. Bahkan ada kejadian yang menarik ketika dikampus saya ada suatu kegiatan pekan olahraga mahasiswa dan waktu itu ada turnamen bulutangkis antar jurusan. Dari pihak jurusan memilih saya untuk mewakili jurusan ikut dalam pertandingan turnamen bulutangkis, karena saya tidak bisa bermain bulu tangkis akhirnya saya menyuruh adik saya yg bisa bermain bulutangkis untuk menggantikan saya mengikuti turnamen bulutangkis. Ketika adik saya bermain, saya sembunyi ditempat yang sepi supaya tidak menimbulkan kecurigaan dari panitia hahahaha. Setelah selesai pertandingan, saya langsung menggantikan posisi adik saya yang tadi habis main bulutangkis. Biar tidak dicurigai oleh panitia walaupun pakaian yg dikenakan adik saya basah, saya rela bertukar pakaian dengan adik saya walaupun pakaian dalam keadaan basah hahahaha

Sekarang kami diberikan amanah untuk menjadi seorang Guru, Saya bertugas di SMP dan adik saya bertugas di SMA. Alhamdulillah kami sangatlah mudah mendapatkan pekerjaan sebagai seorang guru, karena kebiasaan kami yang aktif di desa melalui berbagai macam organisasi sehingga bukan kami yang mencari pekerjaan, melainkan tawaran pekerjaan yang datang pada kami. Alhamdulillah, Wasyukurillah, Wanikmatillah.

Itulah sekelumit tentang kehidupan si kembar, semoga bisa memberikan manfaat bagi semuanya.

Brebes 25 Mei 2018
(Akhmad Maulana)