Rencana Terbaik-Nya
Perjalanan dikeheningan malam, lika-likunya jalan yang ditempuh terlihat jelas, kegelapan, kesunyian dan ketakutan yang terasa. Jalan yang lurus, mulus dan berlubang satu demi satu tertinggalkan, pandanganku melihat kedepan, fikiranku mengingat waktu, seberapa lama lagi aku harus berjalan untuk sampai kegaris yang aku inginkan.
Jejak kaki terus melangkah menyusuri jalan, jalan yang masih sangat panjang, yang tidak tahu harus berjalan sejauh mana lagi. Ingin ku tinggalkan dan melepaskan semua beban, ingin rasanya terbang menghampiri orang-orang yang tersayang menceritakan berat beban yang dipendam.
Seolah tersesat di lembah yang tidak berwarna, sendiri telusuri dan tertatih namun tidak jua menemukan titik cahaya yang menghantarkan pada kedamaian. Apa ini ? kenapa hanya hitam pekat yang terasa, akankah hitam pekat ini segera berakhir dan terganti dengan warna-warni cinta yang menginspirasi, tidak ada jawaban hanya terdiam dan pasrah dengan keadaan, lalu apa yang harus diperbuat selain itu ? sekalipun berlari tetap saja ada dalam lembah gelap tersebut, lalu harus bagaimana?
Tidak ada caraku, hanya berdiam dan berserah pada keadaan. Mengapa semua ini seolah menyulitkanku, jiwaku hancur bersama harapan yang terlalu besar, harapan yang tidak bisa ku wujudkan dengan tindakan, impianku hilang bersama pekatnya malam. Mengapa waktu begitu cepat berlalu, belum sempatku nikmati pagi, malam datang dengan penuh kegelapan. Semua yang ada mengapa terlalu cepat pergi, mengapa terlalu cepat menghilang dan berlari jauh tinggalkan harapan.
Tidak ada hal yang terfikirkan hanya mengenang masa-masa teristimewa dan penuh cinta. Teringat kalimat yang sering terucap bahwa perencanaan terindah itu adalah rencana Allah dan perencanaan terbaik adalah rencana Allah. Sedih, kecewa, susah dan senang kita sudah diatur dalam suratan-Nya.