Kampung atau ke Kota
Halaman berapa? jilid berapa? sebuah pertanyaan yang sering terlontar seketika jika sudah membahas kampung halaman. Kampung sekarang sudah sepi semenjak penduduknya banyak pindah ke kota. Faktor ekonomi salah satunya jadi faktor hijrah menjadi pilihan. Lantas mengapa alasan ekonomi menjadi faktor. bukannya sekarang harga kebutuhan pokok kian menjulang, sayuran saja sekarang seperti bayam satu ikat jika di Banda Aceh harganya Rp. 2.000 belum lagi bawang harga nya lumayan tinggi dan lain kawan-kawannya juga punya harga sekarang bikin bahagia para petani.
Namun kembali ke masing-masing pribadi untuk alasan tersebut. Bisa saja faktor ikut suami, ikut istri atau orang tua sehingga kampung kini terasa sepi. Tapi tidak semua juga kampung kini sepi, malah ada yang makin padat, berhubung penatnya kehidupan di kota, mulai dari persaingan ekonomi, jalanan macet, kesemptana kerja sulit bahkan lsudah tidak adanya dekadensi moral tertata dengan baik faktor menyebabkan orang kampung balik ke kampung.
Sudah saatnya kampung di bangun, yakin bahwa ada harta karun kekayaan alam mampu untuk di garap di sana. Biarkan kota di isi oleh orang asli lahir di kota. Polusi kian parah, air makin tercemar limbah industri,rasa solidaritas juga berkurang. Kembali ke kampung adalah solusi ketimbang hidup di Kota sambil kerja ibadah pun terjaga. Tulisan ini dari kota Banda Aceh tercibta dan anda mungkin di kampung saat ini membaca tukisan ini, balik ke masing-masing pribadi.