Masjid Asal Gayo Lues, Saksi Kebesaran Islam di Gayo
MASJID ASAL, layak tercatat dalam sejarah kebesaran Islam di dunia, sebuah masjid yang mempunyai cerita tersendiri yang berdiri di Desa Penampaan, Kabupaten Gayo Lues sejak 800 tahun lalu. Lokasinya tepat di tepi sungai Penampaan yang berbatasan langsung dengan Desa Durin atau kira-kira 700 meter dari gedung Pendopo Bupati Gayo Lues.
Menurut warga disekitar masjid, dengan usia tersebut, bangunan masjid Asal di desa itu terkait erat dengan sejarah masuknya ajaran Islam yang dibawakan bangsa India melalui jalur perdagangan.
Masjid itu adalah masjid yang pertama kali di bangun oleh para syech-syech beberapa abad silam di Aceh atau pada zaman Kerajaan Samudera Pasai yang merupakan kerajaan Islam pertama di Aceh yang sekaligus menjadi awal mulai penyebaran agama Islam di wilayah Aceh dan sekitarnya pada abad 13. Namun walupun umurnya sudah sangat tua, masjid Asal hingga kini masih tetap berdiri kokoh dan megah.
Masjid Asal dibangun dengan sangat tradisionil dan hingga sekarang keasliannya masih tetap bertahan utuh. Dinding masjid dibangun dari sejenis tanah liat, dan dari tiang yang terbuat dari kayu yang berjumlah 16 batang, serta plafotnya dibuat dari pelepah ijuk yang dirajut dengan rotan dan keasliannya nampak semakin kuat dengan atapnya yang dilapisi dengan ijok. Di samping masjid juga terdapat sejumlah kuburan para ulama terdahulu sebelum syech-syech yang membangun masjid itu meninggal dunia.
Dan satu lagi yang membuat banyak masyarakat diseluruh wilayah di Pulau Sumatera ini berdatangan adalah tentang cerita atau sejarah sumur tua yang terdapat didalam masjid dengan airnya yang hingga kini tidak pernah kering atau keruh. Dipercaya, air yang diambil dari masjid Asal jika meminumnya dengan memohon disembuhkan segala penyakit kepada Allah SWT, do’a yang meminta akan semakin mujarab. Maka itu, setiap hari Jum’at, masjid Asal akan dipadati oleh para pengunjung dari berbagai penjuru daerah di pulau Sumatera hingga pulau Jawa.
Saat ini, masjid Asal yang awalnya mempunyai luas 20 X 20 meter berlantai tanah sudah diperluas dengan menambah bangunan baru, tapi bukan merubah yang asli. Keaslian masjid kebanggaan masyarakat Gayo Lues ini tetap terjaga, kecuali lantainya yang kini dilapisi semen.
Suasana masjid Asal terasa begitu damai, kendati tanpa kipas angin, namun suasana sejuk selalu terasa ketika berad didalamnya.
Selain itu, hingga sat ini juga masih terdapat dua buah kitab Al Qur’an peninggalan sejarah yang kini sudah diamankan oleh Tokoh masyarkat setempat. Sayang pada saat berkunjung ke masjid ini, kru LintasGayo.co belum beruntung karena tidak bias mengabadikan Al Qur’an yang juga diperkirakan sudah berumur ratusan tehun tersebut.
Namun berdasarkan keterangan para warga setempat, diceritakan pada zaman dahulu Masjid Asal pernah dilemparkan bom oleh bangsa Belanda yakni pada masa penjajahan dahulu. Namun, bom yang dilemparkan ke masjid Asal selalu berubah menjadi tidak meledak. Hingga tidak merusak bangunan masjid tersebut. Serta bangsa Belanda juga pernah berusaha menghancurkan masjid itu dengan menghujamkan pedang ke tiang masjid, tapi tidak rusak dan hanya sedikit bekas sayatan yang terjadi yang hingga kini masih bisa dilihat tampak terdapat pada tiangnya.
LintasGayo.co