Islam Radikal adalah Minoritas Paling Berbahaya di Indonesia

in #islam6 years ago

Gerakan Islam radikal di Indonesia bukanlah fenomena baru, tetapi telah hadir sejak era kolonial. Alasan yang mendasari bagi seorang Muslim untuk menjadi radikal biasanya merupakan gabungan antara pengasingan politik, perasaan bahwa ketidakadilan besar telah dialami komunitas Muslim, atau perasaan akan dominasi Barat, yang pada akhirnya menghasilkan kebencian terhadap Barat. Penting untuk dicatat bahwa gerakan Islam radikal di Indonesia berasal dari gerakan reformasi di Timur Tengah.

Oleh: Indonesia-Investment

Dalam beberapa kesempatan Indonesia telah berita utama global karena serangan teroris yang kejam serta keberadaan jaringan teroris dan kamp pelatihan yang mungkin berkaitan dengan kelompok militan Al-Qaeda. Indonesia juga adalah salah satu pemasok pejuang ISIS, dengan sekitar 700 orang Indonesia telah bergabung dalam perang di Suriah dan Irak. Diperkirakan lebih dari 200 orang telah melakukan perjalanan kembali ke Indonesia setelah bertempur bersama organisasi militan ISIS, berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Hal ini menggambarkan keberadaan komunitas Muslim radikal di Indonesia. Mereka tidak hanya percaya bahwa Islam merupakan satu-satunya pedoman hidup, tetapi juga bersedia menggunakan langkah-langkah ekstrem dan kekerasan untuk mereformasi dan mengubah kondisi masyarakat yang sudah ada.

Dengan lebih dari 200 juta penduduk Muslim, Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar di dunia. Jumlah ini kira-kira sama dengan 13 persen dari total jumlah Muslim di dunia. Namun, 200 juta orang ini tidak mewakili kelompok yang homogen. Banyak variasi dapat ditemukan dalam Islam di Indonesia dan juga dalam persepsi mereka tentang peran yang harus dimainkan Islam dalam politik dan masyarakat Indonesia.

Meskipun sekitar 88 persen populasi Indonesia adalah Muslim, Indonesia bukan negara Islam yang memberlakukan hukum Islam. Sebagian besar rakyat Indonesia merupakan Muslim moderat, sehingga mayoritas menyetujui demokrasi sekuler dan masyarakat pluralis.

Sikap ini terlihat dalam hasil pemilihan legislatif ketika partai-partai politik Islam yang menekankan pentingnya aliran Islam yang mendominasi dan lebih ketat dalam pemerintahan hanya menerima sedikit suara. Sebaliknya, partai-partai politik sekuler yang mendukung demokrasi dan masyarakat Islam moderat dan toleran, terbukti sangat populer.

Tetapi ini tidak mempengaruhi kenyataan bahwa Indonesia telah mengalami proses Islamisasi yang berkelanjutan sejak Islam pertama kali tiba di Tanah Air berabad-abad lalu. Namun, proses ini tidak boleh disamakan dengan Islamisme atau radikalisme. Perlu digarisbawahi bahwa Muslim radikal di Indonesia hanyalah sekelompok minoritas.

Baca Selengkapnya: https://www.matamatapolitik.com/in-depth-riwayat-islam-radikal-di-indonesia/