Saat Jendela Masjid Berubah Jadi Pintu
Sudah jamak dipahami secara umum bahwa jendela dan pintu merupakan bagian penting dari sebuah bangunan. Keduanya memiliki peran tersendiri yang tidak tergantikan. Meskipun kadang kala ada peran tertentu yang ditanggung secara bersamaan. Namun, apa jadinya jika pada kasus tertentu fungsinya ditukar? Pintu jadi jendela. Jendela jadi pintu. Seperti yang terjadi di Masjid Agung Darul Falah kota Langsa.
Sumber gambar : simas.kemenag.go.id
Ironi memang, kejadian negatif ini terjadi di rumah ibadah. Tempat dimana kaum muslimin beribadah menyembah Allah. Iya, ini memang kejadian nyata di kota Langsa. Bukan mengada-ngada, apalagi menjelek-jelekkan. Bagi yang sudah pernah shalat berjama'ah di masjid ini, pasti pernah melihat kejadian ini. Atau bahkan pernah melakukan ini. Masuk ke dalam masjid melalui jendela. Lho, mana pintunya?
Kejadian ini tidak sepenuhnya kesalahan jama'ah sih. Tetapi secara etika, adab dan sopan santun, masuk ke masjid melalui jendela bukanlah pekerjaan terpuji. Malah dianggap sebagai sebuah tindakan yang tidak beretika. Kondisi struktur bangunan masjid lah yang menjadi penyebab utama jama'ah melakukan itu.
Masjid Darul Falah kota Langsa memiliki bangunan yang kokoh. Struktur bangunannya khas bangunan lama dengan kubah bulat di puncaknya yang diapit oleh empat buah menara di sisi kiri dan kanannya. Masjid ini dilengkapi dengan enam pintu besar. Dua di sisi kanan, dua di sisi kiri dan dua di bagian belakang. Sedangkan jendela merata di sekeliling bangunan. Hanya saja jendela yang bisa dibuka cuma yang di sisi kiri dan kanan masjid. Secara umum, masjid ini merupakan salah satu masjid ternyaman di kota Langsa.
Yang menjadi persoalan adalah bentuk jendelanya yang lebar dan rendah. Belum lagi ukurannya hampir persis sama dengan ukuran pintu. Sehingga bagi mereka yang tidak fokus, bisa saja menganggapnya pintu. Selain itu posisi pintu di sisi kiri dan kanan masjid, juga menjadi salah satu penyebab banyak jama'ah yang masuk dari jendela. Pintunya saling berjauhan. Yang satu di bagian depan hampir dempet dengan dinding depan. Sehingga saat shaf depan telah terisi, jama'ah tidak lagi bisa masuk melalui pintu itu. Sedangkan salah satu sudut belakang, pintunya dikhususkan buat jama'ah wanita. Jadi, secara otomatis, bagi jama'ah yang masuk dari sisi tersebut yang ingin mengejar agar tidak ketinggalan shalat jama'ah bersama imam, akan mengambil jalan pintas masuk dari jendela.
Bagi kita yang sudah biasa melihat bahkan melakukan hal ini, mungkin sudah tidak lagi menjadi persoalan. Atau mungkin sudah menganggap lumrah. Lantas, bagaimana penilaian mereka yang baru pertama kali datang berjama'ah di masjid ini? Atau mereka yang baru masuk Islam? Atau orang-orang di luar Islam? Bukankah ini menjadi pandangan negatif dari mereka?
Congratulations @faridatjeh! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of upvotes received
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP