Akhir Ide yang Sempat Terpikirkan

Perhatian, postingan ini mengandung unsur-unsur alami yang tidak senonoh jika diilustrasikan dalam pikiran. Lewatkan.

Ilustrasi

Banyak orang kata, ide-ide brilian datangnya ketika mereka jongkok atau duduk di atas jamban. Menunggu lubang saluran menuntaskan tugasnya dengan unsur tekanan. Sembari hajatan berlangsung takzim, inspirasi datang. Terserah bentuknya suatu apa, sebab tergantung pemilik pikiran menyeretnya kemana.

Keluar dari bilik sempit itu, inspirasi kemudian diolah sedemikian rupa hingga layak di konsumsi masa, lagi-lagi terserah wujudnya apa. Sebagian, karena gemar membawa serta gawai dalam ritual peanggilan alam, maka ide-ide jernih itu langsung dicatat di tempat. Sambilan menyulut rokok dalam-dalam.

Karena sebuah tragedi akibat keteledoran, suatu ketika gawai Miuh (nama kawanku) ikut terbang ke lubang jamban. Oleh sebab itu, Miuh tidak lagi membawa gawai saat menjalankan itu ritual, makanya ide-ide yang terpikirkan Miuh tidak seketika tercatat. Seusai bilasan, ide-ide yang terpikirkan Miuh langsung hilang bersamaan artefak yang telah disiram.

Begitulah cerita singkat Miuh saat menjumpaiku, sesaat setelah keluar dari ruang celaka itu.