Keistimewaan Aceh
Acehnologi
Bab 3
Acehnologi ternyata menerima berbagai macam respon dari berbagai kalangan. Pernyataan demi pernyataan telah di terimah oleh penulis Acehnologi dari beberapa pernyataan-pernyataan tersebut saya mengambil pernyataan yang menurut saya ini telah menghina penulis dan terkhususnya rakyat aceh. Pernyataan tersebut berisikan tentang Acehnologi dapat di tulis Aceh-no-logi. Maksudnya aceh tidak berilmu. Semua respon terhadap konsep tersebut tidak di pandang penulis sebagai respon yang negatif, melainkan ternyata hanya sambutan terhadap konsep ini yang mendapat perhatian dari berbagai kalangan.
Aceh itu istimewa, karena begitu istimewa, maka sesuatu yang amat berharga dari aceh jarang diketahui oleh orang Aceh. Sehingga, Acehnologi merupakan salah satu jawaban mengapa Aceh itu istimewa dan khusus. Bacaan tentang filsafat dan sejarah mampu menguak bagaimana sejarah kesadaran suatu kaum di muka bumi ini.
Pada abad ke-17 akhir dan menjelang abad ke-18, Aceh mengalami persoalan internal di dalam kerajaan. Ini terutama ketika para ketururunan arab datang mencampur urusan internal kerajaan. kisruh tersebut telah menyebabkan Aceh tidak lagi memiliki wibawa di depan penjajah. Kehadiran inggris di semenanjung tanah melayu dan pendirian pulau pinang sebagai pelabuhan yang menggantikan melaka, juga dipicu oleh ketidak beresan dalam tatanan kerajaan Aceh Darussalam. Demikian pula, keinginan belanda untuk mengontrol alur perdagangan yang telah dikuasai oleh Aceh juga menjadi satu alasan, mengapa aceh tidak lagi terlibat dalam reproduksi ilmu pengetahuan seperti yang terjadi pada era Syeikh Hamzah Fansuri.
Spirit intelektual ulama aceh kemudian menghalau penjajah. Sedangkan, belanda mulai melakukan proses penghancuran struktur masyarakat Aceh, yaitu selain membenamkan kerajaan, juga mengaduk-aduk pandangan hidup masyarakat dengan memisahkan sprit adat dan hukum islam. Kajian etnografi dan nasihat-nasihat C. Snouck Hugronje bersama asistenya Haji Hasan Mustafa dari Jawa Barat, telah menyebabkan terjadinya pemilihan dan pemilahan di dalam pandangan hidup masyarakat Aceh. Adapun metode yang di praktikkan oleh Snouck Hurgronje hampir mirip dengan metode-metode yang telah dipraktikkan oleh antropolog lainnya yang bekerja pada pemerintahan untuk memuluskan proses kolonialisasi di negara-negara Asia. Proses selanjutnya adalah perpindahan sejarah Aceh dari istana keluar istana. Proses ini kemudian menjadikan aspek metafisik pemikiran orang Aceh seolah-olah tidak mendapatkan dukungan seperti era Syeikh Hamzah Fansuri atau bahkan zaman Syeikh Nurdin Ar-raniry.
Sejarah intelektual diluar istana memperjumpakan kita dengan khazanah intelektual Aceh seperti Hikayat dan Madja. Dua produk pemikiran orang Aceh ini kemudaian dijadikan sebagai landasan utama dalam mehami aspek kosmologi orang Aceh, kalaupun kemudian ada penggalan sejarah yang tidak sesuai dengan nafas nasionalisme ke- Indonesia-an, maka penggalan tersebut akan dibenamkan,mulai dari tanah pendidikan di tingkat dasar hingga ke perguruan tinggi. Dengan kata lain, sejarah ilmu pengetahuan atau sejarah perdaban Aceh tidak memiliki tempat atau bejana untuk di tumpahkan dan di jaga agar tidak hilang sampai ke akarnya.
✅ @riskybro, I gave you an upvote on your post! Please give me a follow and I will give you a follow in return and possible future votes!
Thank you in advance!