Jogja dan sampan kecil

in #indonesia7 years ago

image

Hai aku sampan kecil, dan ini ceritaku di Jogja...

Langit memeluk senja saat aku turun dari kereta. Deru saling sahutan kenalpot ular besi itu mengantarku keluar dari pintu stasiun.

Aku tidak sendiri. Saat itu aku bersama kedua rekanku. Anita dan Enno. Keduanya partner kerjaku. Dan kita sedang meremajakan diri dari ringkihnya pekerjaan.

Yap, Jogja yang pernah aku tulis dalam daftar kunjungan. Ya kalian pasti tahu bagaimana senangnya kita bisa mendapatkan apa yang sebelumnya sudah kita mimpikan. Itulah yang aku rasa. Jogja.

Sudah lama ku dengar ketenaran dan kemahsyuran kota yang satu ini. Kata orang dia disebut kota pelajar, kota budaya, kota ramah dan kota dengan segala kemurahannya; makanan dan lainnya. Itu semua aku dengar dari berbagai jenis manusia yang katanya sudah kesini.

Saat di kereta bahkan saat hampir di sela-sela bekerja, Anita selalu membuka cerita tentang Jogja. Begitupula dengan Enno yang meski baru satu kali, ia cukup bersemangat pamerin Jogja.

Di luar Stasiun sudah ada temen Enno, Isna, yang sebelumnya kerja sama seperti yang kami lakukan sekarang. Kami disambut oleh dia yang datang dengan seorang pemuda. Pemuda itu akan menyewakan sepeda motornya buat kami.

Sore itu kami -tanpa Anita- mencari makan. Isna membawa kami ke tempat makan yang dipenuhi mahasiswa. Aku lupa apa nama tempatnya. Pesan ayam geprek, boleh tambah nasi sepuasnya. Dan ya, memang murah.

Setelahnya kami berkeliling menikmati sisa-sisa senja yang dikulum oleh langit. Melihat kokoh Tugu Jogja. Lalu menikmati kemahsyuran Joga lainnya, Nasi Kucing.

Kami bermalam di Wates, rumah Isna. Jaraknya sekitar 45 menit dari Kota Jogja. Merangkai beberapa rencana sebelum akhirnya merebahkan diri di kasur.

Mark Zuckerberg

Pasti kalian bisa tebak. Kemana aku dan yang lain pagi itu. Tentu kalian tahu Candi Borobudur. Yap, aku kesitu. Saling mendahului dengan pagi, untuk bisa menikmati matahari pagi.

image

Sayangnya, aku tidak bisa menikmati matahari pagi disana seperti apa yang dilakukan pemilik Facebook. Tapi aku tahu dimana ia duduk saat fotografer memotretnya.

Mudah bagi Mark Zuckerberg untuk mengabadikan dirinya dari berbagai sudut foto. Bahkan ia bisa menyulam lebih dari seribu foto dengan ratusan angel.

Kalian yang sudah pernah kesana pasti setuju. Kalau tidak juga tidak apa-apa. Buatku sebagai penyuka fotografi, pasti bisa. Mark saat ini pasti bisa segalanya. Tidak hanya mengejar menyapa matahari di Borobudur, ia juga bisa (jika ia mau), menyulam sunset di Pulau Banyak, Aceh Singkil.

Jogja itu memang menarik. Tapi udah cukup dulu tulisan ini. Aku khawatir kalian bosan. Aku akan lanjutkan cerita Jogja di tulisan selanjutnya.

Sampai ketemu lagi. Aku rindu kalian.

‘sampan kecil’

Sort:  

Oh dear great post...keep it up. I just upvoted you. If you are active in steemit, you can get 150 votes every day. But how? To find out, click on the link below:

https://steemit.com/joint/@kazol674/upbote-for-upbote-join-my-whatsapp-group

To know our rules click here:

https://steemit.com/steemit/@kazol674/our-steemit-grouping-rules

How to work in group to know wach this video, click here-
https://steemit.com/steemit/@kazol674/our-steemit-grouping-rules

If you like my idea please join my Group.

Group link
https://chat.whatsapp.com/Dtp4KD6X0t4DupWWoXqNJN

  1. Admin
    https://steemit.com/@kazol674

Thank you. Dont forget to resteem also.

I’ll try to follow your suggest.

Keren panutanque

Ditunggu story jogja selanjutnya

Nice story broo.

I like the pictures!