ACEHNOLOGI DAN ISU-ISU KONTEMPORER: Budaya, Religi dan Kosmopolitanisme Di Aceh
Sumber foto: https://goo.gl/images/AsVJ3u
Pada bab ini akan di uraikan masalah budaya, dan kosmopolitanisme di Aceh. Didalam kehidupan bermasyarakat ada salah satu kelebihan dalam suatu masyarakat itu, yaitu ketika mereka mampu mengawinkan atau mempersatukan beberapa unsur peradaban dalam satu tarikan nafas. Usaha untuk mempersatukan beberapa unsur peradaban juga sedang dilakukan oleh beberapa aspek dalam satu denyut nadi masyarakatnya , yaitu:
Pertama bagaimana cara supaya mampu mempertahankan budaya sebagai bagian terpenting dan mencari ciri khas kelompok masyarakat tersebut. Kedua, bagaimana supaya dapat mempertahankan kehidupan dalam masyarakat ditengah-tengah kehidupan kontemporer yang beberapa sendi masyarakatnya diukur melalui materialisme. Dan yang ketiga bagaimana memasukkan aspek kosmopolitan dalam sebuah masyarakat yang memiliki ikatan yang sangat kuat dengan agama dan budaya.
Dari hal diatas timbul pertanyaan , mampukah masyarakat tersebut mempertahankanbudaya mereka atau bahkan mereka ikut larut dengan budaya yang datang dari luar ,kemudian dimana peran agama yang sebenarnya dalam kutub ini?
Hal diatas dapat dijawab dengan terlebih dahulu mengkaji bagaimana Aceh dimuka cermin budaya, agama dan kosmopolitanisme, yang nantinya di telaah tentang apa yang perlu dilakukan dalam upaya interpretasi sistem religi terhadap perubahan budaya Aceh dan munculnya kosmopolitanisme di Aceh saat ini. Bahwa kehadiran kosmopolitanisme Aceh sebagai bagian dari perubahan tatanan global di dunia saat ini.
Pertama, Budaya dapat dipahami sebagai tindakan yang dilakukan oleh satu komunitas yang memiliki komunitas lain, jadi budaya sebenarnya sebuah hal yang unuk dan hanya terjadi dalam suatu kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini apa saja yang menjadi karakteristik masyarakat Aceh maka dalam defenisi ini dapat disebut sebagai budaya Aceh.
Memakai handphone adalah salah satu contoh budaya kecil yang ada di kalangan masyarakat Aceh sekarang ini.
Budaya memakai hp menjadi salah satu kewajiban yang nampaknya harus dipenuhi mulai dari kota hingga kepelosok desa, yang dulunya hp hanya dipakai untuk berbisnis dan pertahanan keamanan, berubah menjadi semacam aksesoris atau keperluan primer dikalangan masyarakat Aceh yang Memberi kesan tanpa handphone agaknya hidup ini tidak lengkap begitulah sekira-kira contoh dari sekian banyak dari budaya Aceh saat ini.
Kedua , agama. agama dapat dipahami dala tiga hal yaitu, adanya kepercayaan , praktek, dan institusi sosial. Jadi dari unsur inilah kita akn melihat bagaimana pola keagamaan di Aceh . Agama resmi orang Aceh adalah islam. Hampir seluruh masyarakat Aceh islam dan begitu juga secara statistik, hampir 100% penduduk Aceh adalah islam. Secara historisnya, keberagamaan rakyat Aceh memang dikontrol oleh institusi kerajaan diamana diterapkannya beberapa hukum yang dapat mengatur tatanan kehidupan dalam umat islam saat itu.
Ketiga, cosmopolitan, istilah ini memang belum begitu membumi di Aceh. Memang sepperti kita ketahui istilah ini menjadi sesuatu yang jarang didengar dan jarang muncul dalam masyarakat atau negara yang masih berkembang. memasukkan aspek kosmopolitan dalam masyarakat agar tidak ada perasaan untuk membeda- bedakan manusia.
Di Aceh cosmopolitan belum begitu membumi.
Simpulnya bab ini mencoba menjawab setengah dari yang menjadi persoalan dama membaca tanda-tanda zaman di Aceh dan setengan penyelesainnya digunakan untuk menghadapi perubahan yang ada di Aceh.
Congratulations @zaidartinambunan! You have completed the following achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of posts published
Award for the number of comments
You published 4 posts in one day
Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
To support your work, I also upvoted your post!