You are viewing a single comment's thread from:

RE: Hati-hati! Bahasa Adalah Alat Untuk Membentuk Pola Pikir

in #indonesia6 years ago

Dahsyat bernasnya tulisan Mbak @mariska.lubis tentang bahasa Indonesia hari ini. Benar-benar menyentak kesadaran kita semua. Bagi saya, apa yang disampaikan itu adalah faktual dan itulah beberapa masalah riil kebahasaan kita, bahkan kondisi politik bahasa di negeri ini. Setiap penguasa ingin punya "karya" yang dalam imajinasinya pantas dikenang oleh pengguna bahasa. Lalu dibikinlah berbagai kebijakan terkait kebahasaan.

Selaku anak Sumatra dan jurnalis, batin saya terpanggil mempertahankan kelestarian bahasa Indonesia, karena asalnya dari bahasa orang Sumatra, tepatnya Melayu Riau.

Kedua, ada dua orang kampung saya yang sangat berjasa memperkenalkan dan menyebarluaskan bahasa Melayu ini ke seantero Nusantara ketika Indonesia malah belum bernama, belum berwujud, belum merdeka. Mereka adalah Hamzah Fansyuri dan kemenakannya, Abdurrauf As-Singkily (alias Teungku Syiah Kuala) yang menyebarkan bahasa Melayu Riau melalui buku-buku yang mereka tulis dalam huruf Jawi (Arab gundul, tapi narasinya berbahasa Melayu). Abdurrauf menulis 74 buku, Hamzah Fansyuri belasan. Karya-karya inilah yang menyebar se-Sumatera, Jawa, Kalimantan, NTB, hingga Sulawesi, bahkan ke Mindanao, Filipina. Melalui kitab-kitab inilah bahasa Melayu Riau tadi tersebar luas mengalahkan persebaran bahasa Jawa dan Sunda ke pelosok Nusantara, padahal penutur bahasa Jawa lebih banyak jumlahnya.

Jadi, saya ingin meneruskan langkah dua putra Singkil itu untuk memastikan penggunaan bahasa Indonesia kita saat ini haruslah setertib dan sesantun mungkin.

Di luar alasan itu, saya adalah jurnalis. Karya-karya kami dibaca banyak orang. Jadi, bahasa yang kami gunakan tak boleh bahasa yang salah. Khawatir nanti pembaca pun akan mengekor bahasa yang salah tersebut.

Alasan lainnya, jurnalistik atau kewartawananan adalah pekerjaan yang mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan. Fungsinya memberi informasi, mendidik, menghibur, dan melakukan kontrol sosial. Jadi, kalau ada pengguna yang salah bahasanya saya sering tak bisa menahan diri untuk tidak memberi tahu atau langsung saja mengoreksi bahasanya yang keliru itu. Tapi itu tak akan saya lakukan terhadap postingan Mbak @mariska.lubis ini kecuali dia izinkan melalui japri untuk menunjukkan sedikitnya 33 kesalahan ketik dan ejaan dalam postingan yang hebat ini. Salut untuk Mariska.

Horas bah,

YD

Sort:  

Nilai Tambah untuk komentar yang menghangatkan pikiran saya. Terima Kasih

tertahan nafasku baca tulisan ini

Terima kasih bang @yarmen-dinamika yang selalu konsisten soal bahasa Indonesia, dan saya sangat menghormati apa yang abang lakukan. Saya akui saya pun banyak melakukan kesalahan dan kelalaian, dengan sangat senang hati bila diberikan koreksi. Banyak perbedaan besar menulis dengan komputer dan HP, juga untuk media dan media sosial, seringkali kelalaian itu terjadi.

Salam hormat.