Cebong Para Mahluk Politik Kolam Racun

in #indonesia7 years ago

image
Suatu kumpulan Mahluk yang mampu menyandingkan Bir, Politik dalam satu meja, duduk bercengkerama di pinggir kolam, menikmati bir, udud kretek, sesekali bergantian menjalankan bidak-bidak catur tanpa tahu isi makna isu yang dibawanya. Rakyat tak bisa mati suri hanya karena nafsu keegoan Makhluk-Makhluk kolam yang acap mengganggu menyinggung ummat, mereka rela dan bangga membakar bangsa mereka sendiri dengan penuh hati. Mengatasnamakan kemiskinan tapi dukung penggusuran lalu berbangga dengan alasan menghilangkan penderitaan, sungguh penjerumusan ilusi, semestinya yang tergusur pemikiran bodoh kaum ilusi itu.

Racun-Racun kehidupan disantapnya sehari-hari, bukan lantas keracunan lalu mati namun kebal lalu tubuhnya beradaptasi dan bersahabat sehingga racun pun menjadi jajanan teman ngebir setiap hari.Mahluk ini pagi sarapan makian, petang dinyanyikan makian malam-pun demikian tapi seakan tak pernah kenyang dengan makian, begitu tutur seorang resi petapa sunyi begawan revolusi.

image

Mahluk kolam ini tak pernah mempedulikan siapa memimpin apa, siapa memimpin siapa, apa dipimpin siapa, siapa dipimpin siapa, yang mereka ketahui adalah "Kodok berkehendak atas mereka" Ketika Pandir berbicara tentang budi pekerti, Mahluk kolam ini seolah-olah mengikuti padahal hanya sebatas anggukan selebihnya penuh cibiran, karena bagi mereka Pangeran Kodok jauh lebih diatas akal budi dan memaki adalah bagian dari akal budi yang tak genting untuk disamarkan. Menyerang membabi buta segala bentuk baku kritik kontrol terhadap penguasa kolam yang mengilusi kezaliman dengan kesederhanaan, sungguh terlalu.

Inilah Mahluk Kolam yang mampu menipu bangsa sendiri dengan seolah-olah ditipu, Manusia yang mampu bergembira diatas kesedihan yang tergusur memainkan ilusi yang tergusur dari tanah airnya sendiri seolah-olah penderitaan hilang dengan penggusuran si miskin menangis dalam diam, dibentak dalam keramaian.

Mahluk yang dengan penuh bangga mencibir

Menyaksikan Mahluk-Mahluk kolam mabuk fanatik memberhalakan pujaanya di linimasa, kadang buat terpingkal-pingkal geli melihat laku segerombolan mahluk mabuk ini. Mereka memaksa diri berpolitik padahal isu standar pun gagal paham, politik membutuhkan begitu banyak asupan nalar dan moral untuk mengerti masalah tapi kalian yang sedikit paham demokrasi begitu soleknya bergincu demokrasi, petantang-petenteng puber demokrasi karena jadi pemenang, itu bukan berarti karcis terusan untuk menghabisi pengkritik politik "Pangeran Kodok sang penguasa kolam" dengan hinaan atau dengan label binatang cabul atau kalian memang terobsesi Zoofilia bentuk cinta yang sangat mesra dan abnormal dengan binatang. Punya Rasa tertarik yang luar biasa dengan binatang mungkin kalian Pelakon yang menjalani praktek bestiality atau bestialitas. Kepuasan hasrat seksual binatang ya mungkin itu kalian Mahluk Kolam Durjana.

Semoga Tahun Politik ini Rakyat akan bangkit menciptakan perlawanan terpaan Mahluk Kolam yang berbalut modal taipan yang mengangkangi rakyat dengan ilusi tipuan padahal itu adlah tindasan dan cibiran untuk rakyat yang diangganya receh karena bisa dibeli dengan uang, ini yang membuat rakyat akan bangkit, pekik resi begawan revolusi, perjuangan bukanlah awal dari perjuangan baru, melainkan bagian dari proses kehidupan yang pada perjalanannya semakin menguatkan sifat dan entinitas perlawanan dalam diri rakyat

Rakyat berdiri diatas kaki sendiri. Berdikari bukan hanya sebatas akronim "Berdiri di atas Kaki sendiri" namun rakyat sudah melampauinya berdiri di atas gerbong kereta api tanpa asuransi, berdiri diatas tower tegangan ekstra tinggi tanpa piranti safety, berdiri (aksi) diatas ranjang lokalisasi demi biaya sekolah anak dan kebutuhan sehari-hari, bahkan berdiri di dalam negeri yang tak memiliki harapan pasti karena subsidi dicabuti.

Bangsa ini akan bangkit melawan pemimpin yang dzalim karena bangsa ini telah lebih dahulu mengenal yang ‘sejati’ (‘a-dzat-i). Di Tahun Politik ini Rakyat akan bangkit dengan penuh bangga berdiri di atas tanah sendiri tanpa takut diusir dan tergusur dari tanah airnya sendiri. Bangkitlah matahari matahari kecil yang menggebu-gebu revolusinya, gusar menanti pupusnya satu rentang panjang yang tiba pada akhir yang mengawali suatu masa dimana harapan membumbung sampai tinggi.. Matahari tak perlu menanti terang, sebab ia pembuat siang.Untuk pengemban revolusi, selamatlah, jayalah.