Perjalananku Mengejar Matahari
Merah mega sedang mekar-mekarnya di ufuk barat, ada cahaya jingga yang sedang ku kejar. Senja sore itu, seusai gerimis membasahi badan jalan raya. Aku ingin mendapatkan jingga di telaga mata milikku, lalu menyimpannya untuk musim semi yang akan datang. Derasnya angin yang menerbangkan waktu, aku kalah di jalanan itu. Senja menghilang dalam hawa malam, ditelan bulat-bulat oleh kegelapan. Siapapun takkan sanggup menahannya lebih lama lagi, aturannya telah tertulis dengan akurat. Tak ada yang mampu mengubahnya. Saat ku sadari hari makin gelap dan senja telah terlelap, aku berhenti melajukan kendaraan milikku.
Perjalananku amatlah panjang, satu tahun barulah matahari itu kudapatkan. Aku akan memeluk erat dan takkan kubagi pada sesiapapun di dunia ini. Biarkan matahari itu menjadi milikku seorang. Kalian takkan paham bagaimana peluhnya perjalananku. Sebaiknya kalian mengikhlaskan matahari itu untukku. Cukup bulan yang kuberikan pada kalian semua. Mengerti sajalah, aku telah lama memendamkan rindu. Ku mohon pada kalian, lepaskan matahari itu untukku. Aku akan menjaganya dengan sangat baik. Aku mencintainya dengan sangat, karenanya cahaya hidupku.