It is Time to Leave Steemit?

in #indonesia7 years ago (edited)

Kalau melihat perjalanan Januari ini, yang dikenal sebagai "bulan penuh kelesuan" berlaku pula bagi Steemians.

unnamed.png

Bagi kita semua, Desember adalah bulan penuh keagungan. Saya sendiri banyak sekali undangan pada bulan November dan Desember. Perjalanan luar kota bagai bolak-balik Pasar Bathuphat - Blangpanyang.

1516202102583.jpg

Demikian pula dengan keagungan harga SBD.
Bayangkan, harga SBD yang sepanjang tahun 2017 hanya berkisar Rp. 13.000-14.000 tiba-tiba di akhir November hingga akhir Desember menjadi Rp. 90.000 - 180.000. Bahkan katanya pernah menyentuh Rp. 200 ribu dalam beberapa jam. Itu tak lain karena dunia hiperkalitalisme media sosial ini sedang menghadapi kompetitor serupa Steemit yang lebih dahsyat dalam memberikan reward. Beberapa pemburu rente segera antri di media baru itu, yang belum jelas wujudnya. Saya sendiri bergeming tak mencoba mendaftar media sosial baru itu. Strategi Steemit meninggikan harga SBD sebenarnya agar pengguna tidak lari ke lain hati.

IMG-20180117-WA0007.jpg

Para newbie pun banyak mendaftar karena mendengar dollar Steemit yang sedang gila-gilaan, seperti menggilanya harga Bitcoin. Sungguh ada sedikit kesenangan bulan Desember itu. Saya menukarkan 19 SBD kepada @safwaninisam yang juga manager Nanggroe Steemit Community (NSC) pada 20 Desember 2017 mencapai Rp. 3.3 juta.

Tentu ada biaya administrasi yang tak seberapa dan pinayah yang harus dikeluarkan, entah sebagai infak atau sedekah atau ujurah (success fee). Tentu saja zakat kepada kerabat, yatim, dan miskin harus dikeluarkan juga. Namun uang itu bisa menyelamatkan liburan saya di Medan saat itu bersama keluarga. Thanks anyway to @safwaninisam.

IMG-20180117-WA0017.jpg

Namun Januari ini, SBD pun mesimban jatuh. 3 Januari 2018 siang @yahqan menanyakan, apa saya memiliki SBD. Ia ingin berniaga dengan itu. Saya bilang ada, tapi kecil-kecil. Dia bilang tak apa. Saya hanya punya 16 SBD dan ia langsung menyatakan akan membeli Rp. 2.4 juta. Itu berarti ia membeli seharga Rp. 150.000 per SBD. Belum sempat saya transfer SBD ke @yahqan, uang sudah masuk ke rekening saya. Tentu saya menyuruh langsung potong pinayah dari uang itu, yang tak perlu disebut di sini karena bisa jadi pamer. Tapi, nasihat saya untuk sesiapa yang mau menukarkan SBD: kalian harus mau memberikan uang lebih kepada sang pembantu yang mencairkan SBD. Jangan pelit, karena pasti akan menyebabkan kalian ditimpa penyakit, bencana, kerugian, dan dijauhi teman.

Ternyata 3 Januari sore harga SBD sudah "mencret" menjadi Rp. 120.000. Saya baru mengetahui beberapa hari kemudian. Saya tanya @yahqan, apakah ia merugi. Dia bilang tidak karena SBD itu bukan untuk konversi, tapi untuk niaga.

IMG-20180115-WA0020.jpg

Kini SBD benar-benar terluka. Harga kemarin katanya dibawah Rp. 60.000. Trennya selama ini berkisar Rp. 52.000 -58.000. Terlihat kecil bagi penjaja SBD. Saat ini lupakan liburan dan membeli barang-barang penting lainnya.

Namun bagi yang menjadikan Steemit sebagai media bersosialisasi, promosi, dan berbagi pengetahuan, aktivitas posting harusnya jalan terus. Mungkin bagi penulis profesional tidak menarik untuk membuat tulisan dan memposting di Steemit, dengan vote rendah dan harga SBD segitu. Namun bisa jeda sebentar dan membuat tulisan di media massa.

Jangan lupakan, bahwa menulis dan berkarya adalah jatah hidup manusia berbudaya, baik saat SBD meninggi dan Steemit berjaya, atau ketika SBD sakit keras dan Steemit terpuruk.

IMG_20180114_143913.jpg

Happy Friday dan take a prayer

ANTRO.gif

Sort:  

Saat kami para Newbie sedang semangatnya, ternyata Steemit sedang dikohcan sama pesaing baru, dan SBD sedang seu'i. 😩😞
Tapi, aktivitas posting haruslah jalan terus. Karena menulis dan berkarya adalah jatah hidup manusia berbudaya. 💪🏻💪🏻
Makasih untuk tulisannya bg...

You're so nice for commenting on this post. For that, I gave you a vote!

Tulisan yang mampu membakar semangat Steemians untuk terus berkarya apapun yang terjadi di Steemit.

Terus semangat @patriciadian ...mumpung anda juga sudah senior disini

Waduh saya baru mau masuk 3 bulan di Steemit, belum layak dapat sebutan senior :D

kapalo roe ibabah wate tadenge harga Sbd akhir tahun kmrin

Itu sudah berlalu. Kini bergiat dengan memproduksi tulisan yang semakin baik

Semua bisnis tetap memiliki sosinya masing-masing. Tergantung bagaimana cara kita melihat. Ngomong-ngomong, medsos yang baru itu apa ya, bg?

Saya pun gak ingat... Di grup wa steemit Lhokseumawe kemarin ada digosipkan

Mungkin bagi penulis profesional tidak menarik untuk membuat tulisan dan memposting di Steemit dengan vote rendah, namun bagi kami yang amatiran , steemit menjadi ajang bersosialisasi, berbagi ilmu n soon...seperti kata bapak @teukukemalfasya... Pokoke caiyooo dh

Caiyooooo..... Petaaawwww....heheh

Membaca tulisan pak kemal ini, saya seperti tercerahkan. Niat awal saya memang steemit ini hanya pure medsos. Utk nulis dan posting foto saja. Kalau dapat rezeki ya anggap saja bonus. And I would like to saya, I don’t want to leave steemit right now or next time.

Good job.... Improve your account with fruitful posts

Hmmm saya hanya bisa menghela nafas tak bisa berkata apa - apa @teukukemalfasya,, tulisan dan paparan anda membuat saya tak berdaya,, kapan saya jadi penulis hehehe,, trmksih sungguh ini merupakan satu motivasi bagi saya,, sepertinya dulu sy sempat berkenalan dgn abang lewat @sammymubarraq tapi tidak berlanjut lama hehe

Ya sekarang harus belanjut berkenalan lagi dengan saya aris....

Kiban reuh?
Baru bergabung udah disuruh tinggalkan. Haha

#LeumohAneukMuda

Anak mudanya gak baca cermat sih...hahha

Sebelum memutuskan bergabung di steemit, Asma berusaha meluruskan niat utk menulis semata2 bukan karena dolar. Kalau dapat, itu bonus. Bisa jg jadi penyemangat😄

Kalau niat Asma semula udah kacau, tamatlah..
Hahaha

menulis dan berkarya adalah jatah hidup manusia

love this pak @teukukemalfasya

Artikel yang sangat menarik dan menyengat @teukukemalfasya, saya hanya melihat tak bisa berpendapat, karena saya juga bagian dari hero dalam cerita tersebut... hehehe...

Hahaha... You're my hero