Deep in Thinking and also in Writing!
Tulisan ini terangsang oleh penampilan Ayu pada pembukaan Indonesian Idol melalui lagu "Writing on the Wall".
Lagu itu cukup fenomenal dari theme song Spectre, film James Bond versi Daniel Craig. Film itu sendiri juga sangat "grande" kalau memakai istilahnya Maya Estianty. Sam Smith sang penyanyi asli juga sangat smoothly dalam menggunakan nada falsetto. A magnificent and festive appearance from Smith.
Saya sendiri paling sedikit telah tiga kali menonton film itu. Lagu "Writing on the Wall" muncul dalam film setelah aksi bombastis Bond dengan desingan peluru dan saling tendang dengan penjahatnya. Saat itu screen lists film pun muncul.
Namun Ayu menyanyikan lagu itu completely different with "the author". Ayu tidak menjadi the follower. She sings the song and crumble it as the way she did. She has started to be the new author of that song.
Begitulah juga dalam menulis. Pada awalnya kita harus belajar dengan tulisan-tulisan bagus penulis profesional. Namun ketika proses belajar itu telah memenuhi pikiran, hati, darah, dan tangan, Anda harus menjadi diri sendiri. Anda harus lepas dari bayang-bayang penulis idola, dan coba pelan-pelan memasukkan unsur diri sendiri: buah dari belajar yang banyak itu.
Seketika ingatan saya masuk ke tahun 1994 ketika kuliah di semester 2. Saya teringat ketika menghabiskan waktu berhari-hari di perpustakaan IAIN Sunan Kalijaga. Hal yang selalu saya baca adalah majalah Tempo dan Catatan Pinggir-nya Gunawan Mohammad. Meskipun saya tak hapal "partitur" tulisannya secara detil, tapi nada-nada itu masih membekas di kepala hingga kini.
Saat ini saya telah menjadi diri sendiri dan masih terus belajar dari penulis-penulis lain. Di antara yang saya sukai juga selancar prosa nonrealis dari Seno Gumira Adjidarma dan Danarto, permainan komedis kata-kata Triyanto Triwikromo, atau keseriusan diksi akademik Yudi Latif dengan refleksi kritisnya. Termasuk keserhanaan ala Eropa-Bali Jean Couteau. Catatan budayanya, meskipun tipis dan simpel sering menendang-nendang di dalam hati. Filsafat ikut ia bentangkan dalam setiap plot ide yang disampaikan.
Semua penulis di atas, meskipun sederhana dalam ekspresi, mampu memberikan kedalaman dalam tulisan. Tulisan mereka tidak becek di permukaan, sehingga mudah ditendang oleh sepatu bot pembaca. Mereka yang membaca tulisan-tulisan penulis di atas harus memberikan apresiasi dengan membaca ulang atau mendokumentasikannya.
Satu hal lagi, mereka juga perfetto dalam detil. Detil adalah keunikan yang ada dalam surga tulisan. Tulisan yang detil memberikan aroma linguistik yang meriah dan wangi. Tulisan dengan detil adalah cara menuju pada citra kedalaman. Ibaratnya ketika akan bepergian, penulis yang baik akan mempersiapkan segala hal detil yang bisa membuat perjalanan itu menyenangkan dan penuh manja cinta.
Jadi guys, belajarlah untuk memberikan kedalaman pada tulisan! Jangan jadi tulisan seperti tangisan seorang anak ketika tak diberikan mainan kesukaannya atau senyuman remaja kasmaran. Coba untuk tidak langsung mengeksekusi tulisan yang sudah dibuat. Silakan beri ormanen lain di tengah paragraf yang sudah jadi. Bisa jadi ada hal yang untouched yet ketika awal kita menulis. Itu disebut sebagai jaring-jaring analisis dan imajinasi yang muncul kemudian ketika tulisan sudah ready. Ia bisa memperkaya batang tulisan yang sudah kita tegakkan.
Kedalaman akan selalu menjadi pencarian, karena di situlah intelejensia kita dipertaruhkan: berkah yang diberikan Tuhan untuk sesiapa yang mau berusaha.
5 Maret 2018
Mantap pak Dosen, upvote deh
Danke schoen, Herr MJ
Kerjakan apapun dengan kesungguhan hati, termasuk balajar dan menulis... ;)
Dan belajar itu harus punya metode yang tepat agar output nya jelas
mantap ya postingan nya, jadi inspirasi bagi kita semua.
Thank you. Setiap kita tentu suka kedalaman dibandingkan kedangkalan
Tulisan mereka tidak becek di permukaan, sehingga mudah ditendang oleh sepatu bot pembaca. Kalau pun becek dipermukaan tak perlu di tendang. mending kalau becek, ya naik ojek walaupun jalannya kecepek kecepek seperti kata Cinta Laura.
Oiya pak @teukukemalfasya kalau habis jogging terus keringatnya seperti becek dipermukaan tak perlu ditendang dengan sepatu boots, tapi cukup di beri sentuhan tipis tissue yang wangi dan bersih...hehehe...
Btwey aniway busway, postingan bapak oke punya, kapan cairkan SBD lagi, jangan lupa traktir ya.kwkw
Masalah traktiran gampang, kapan ada makanan disitu ada traktiran...