KAMPUS KU TAHUN 1989

in #indonesia6 years ago

Bunda lanjutkan cerita bunda hari itu, dari gedung kuliah bunda berjalan menuju gedung administrasi fakultas pertanian yang berjarak lebih kurang 50 meter dari gedung kuliah gedung I, Gedung dimana bunda biasa berurusan dengan dosen dan staf fakultas nah baru tau kan kalau bunda lulusan fakultas pertanian!...

Bunda memang seorang sarjana Pertanian tepatnya jurusan Agronomi budidaya tanaman wah, panjang ni ceritanya kok gak nyambung sama hoby bunda yach, ingatan bunda melayang kembali ke masa lalu setiap semesternya kami selalu berkonsultasi menghadap dosen untuk mengisi KRS (kartu rencana Studi) atau juga bisa mengurus LHS dan lain sebagainya di sini, pada kesempatan ini biasanya kalau nilai semester lalu baik maka tidak akan banyak pertanyaan bahkan di suruh mengambil mata kuliah lebih banyak agar cepat lulus, tapi kalau nilai jelek maka seabrek nasehat akan di berikan bapak/ibu dosen dan ujung-ujungnya hanya bisa mengambil mata kuliah sesuai dengan nilai di peroleh, begitu juga setiap akhir semester bunda dan teman-teman akan sibuk melihat pengumuman hasil ujian di gedung ini pokoknya asik deh, dan so pasti malu sama teman-teman kalau nilainya jelek karena teman yang lain mengetahui dari pengumuman itu.WhatsApp Image 2018-11-05 at 10.32.11 (1).jpeg

Nah berbeda dengan sekarang, KRS maupun LHS (lembar Hasil studi) semuanya sudah On line di era digital, mahasiswa dan dosen jarang berkomunikasi hanya melalui chating dan portal akademik, alhasil dosen dan mahasiswa kurang saling mengenal , dan tidak jarang juga terjadi mahasiswa bisa bobol portal dan mengganti nilai wah luaar biasa.

Di satu sisi era digital memang cukup baik banyak hal bisa di minimalisir, dari segi waktu bisa di hemat, bisa lebih teliti karena hitungannya sudah digital, akan tetapi di sisi lain juga memiliki banyak kelemahan, antara lain kualitas pertemuan dosen dan mahasiswa berkurang secara psikologis rasa segan, rasa tanggung jawab antara keduanya juga berkurang, mengenal seseorang melalui media on line akan sangat berbeda dengan mengenal langsung watak, kemampuan, dan lain-lain nya akan berbeda menterjemahkan melalui 2 media tersebut dan akan berpengaruh tentunya kepada hasil akhir, belum lagi pemanfaatan media yang salah, missal membobol portal akademik, karena tidak jarang kemampuan IT mahasiswa jauh lebih baik daripada system yang dibuat kampus sehingga media online ini juga bisa mendorong perbuatan jahat seseorang, disisi lain pemanfaatan media online yang tidak baik dalam hal komunikasi melebihi batas kewajaran antara mahasiswa dan dosen yang dapat di lakukan kapan saja dan dimana saja dan dapat membahas apa saja, sangat berbeda dengan komunikasi langsung yang membutuhkan tempat dan waktu tersendiri yang tentu saja akan membatasi bahasan yang di bahas

Wah bunda sudah ngelantur ni tapi benar lo,,itu menjadi pengamatan bunda di masa sekarang, sepertinya kita juga butuh menentukan batasan-batasan mana yang harus menggunakan tehnologi mana yang seharusnya kita masih harus menggunakan cara-cara tradisional yang merupakan warisan budaya leluhur kita.

Bunda berdiri termangu di depan gedung yang sampai hari ini bentuknya masih sama hanya saja mungkin cat dan isinya yang selalu berubah, ada hal berubah di belakang gedung dulunya ada kantin jelek dengan atap rumbia tempat kami biasa berkumpul dan numpang solat ke bude pemilik kantin (karena masjid cukup jauh) dan biasanya kami makan dengan bekal yang di bawa dan beli lauk telur sama bude minta di tambah kuah gedeg dan tentunya gratis kwkwkw.. dan tentunya dengan di iringi omelan tapi tetap di kasi sama bude. Kantin itu sudah tidak ada, yang ada sekaran berjejer gedung-gedung baru yang kokoh saat saya Tanya ke mahasiswa yang lewat gedung apa itu ternyata bangunan untuk jurusan yang baru di fakultas pertanian itu jugs. Sepertinya hari ini cukup dulu cerita bunda besok kita sambung lagi da… da…..