Mahasiswa, Antara Eksistensi dan Esensi

in #indonesia7 years ago

Sejak adanya universitas di Indoneisa, ada sekelompok pahlawan tanpa pamrih yang merupakan motor geraknya Indonesia. Mereka manusia-manusia yang selalu belajar memanusiakan manusia, itulah Mahasiswa. Secara eksistensi manusia yang belajar di bangku perkuliahan sudah disebut Mahasiswa, namun hanya Mahasiswa secara eksistensi, saya rasa hanya beda nama saja dengan siswa, akan tetapi setiap eksistensi Mahasiswa tersebut harus seimbang dengan esensinya sebagai Mahasiswa, yakni agen perubahan, agen pengontrol negara, agen penerus kepemimpinan, dan lain sebagainya. Bila hanya menjadi Mahasiswa eksistensial, atau bahasanya kupu-kupu (kuliah-pulang-kuliah-pulang), lebih baik pendidikan Kemahasiswaan itu tidak diterima atau tidak usah kuliah, karena pada ujung-ujungnya hanya menjadi sampah dalam lingkungan masyarakat. Maka dari itu menjadi Mahasiswa eksistensial-esensi adalah wajib untuk setiap manusia yang berada di bangku perkuliahan, agar tidak hanya menjadi sampah peradaban. Kasihan Indonesia hanya menumpuk sampah-sampah seperti mereka tiap tahunnya. Bila Tan Malaka berkata "Idealisme adalah harta terakhir yang dimiliki Mahasiswa", maka tak lupa pula bila berbicara Mahasiswa eksistensial-esensi, kita berbicara idealisme, sejauh mana kau menjaga idealismemu sejauh itulah kau disebut Mahasiswa. Karena Mahasiswa itu tidak akan tenang duduk di warung kopi bila ketidakadilan ada di dekatnya, ia pasti akan gemetar, karena Mahasiswa itu selalau kehabisan uangnya untuk membeli buku, juga Mahasiswa itu hadir di setiap persoalan untuk diselesaikan. Namun ada yang lebih mendasar sebelum menjadi Mahasiswa eksistensial-esensi, yakni menjadi MANUSIA terlebih dahulu.

Sort:  

Masih simpang siur dengan diksi itu kawan

Agen perubahan

Yaupz..begitukira-kira..! Teruslah bergerak ansk muda.!

Muda tua sama rata, sama-sama musti idealis