Danarto yang Inspiratif

in #indonesia7 years ago (edited)

IMG-20180410-WA0018.jpg
H. Danarto (sumber : Doddy Fauzi, GWA Taman Puisi)

Oleh : Suyadi San

Tahun 1996, aku menelepon dia. Nomornya kudapatkan dari redaksi Majalah Sastra Horison saat berkantor di Jalan Gereja Theresia. Kutelepon, untuk minta izin, cerpennya, "Sandiwara Atas Sandiwara", kuadaptasi menjadi "SoS atawa Sandiwara O-atas Sandiwara" dan kupentaskan bersama Teater LKK IKIP Medan di Taman Budaya Sumut.

IMG_20180123_230102.jpg
Sampul buku katalog prrtunjukan "SoS (Sandiwara o-atas Sandiwara) Teater LKK IKIP Medan (dok. pribadi)

Sekalian, aku minta maaf, cerpennya yang lain, "Abrakadabra", lebih dahulu kuadaptasi menjadi "Abrakadabra alias Hamlet dalam Kebimbangan" dan kuusung manggung di Taman Budaya Sumut tahun 1994 dan Taman Ismail Marzuki Jakarta saat Peksiminas III tahun 1995. Beliau dengan kemurahan hatinya, menyatakan gembira karyanya dipentaskan.

Bahkan, katanya kala itu, cerpennya berjudul "Rintrik" di-sendratari-kan oleh mahasiswa IKIP Semarang. "Ya sudah, ga minta izin juga ga apa-apa, kalau (cerpen, pen) itu memang berguna." Suaranya renyah terdengar dari jauh.

Ya, dialah Danarto.

Tapi aku belum puas. Masih mengejar izin dari beliau. Alhamdulillah, beliau tetap sumringah dengan senyum renyahnya. "Ya sudah, ya sudah, boleh, saya izinkan..." Betapa gembiranya aku!

Dan, pementasan kami pun sukses.

Inspiratif

Danarto adalah tokoh inspirasi saya. Dari karya-karyanya, saya banyak belajar tentang semesta. Sejumlah cerpennya mengilhami karya teater saya. Lakon "Sandiwara O-atas Sandiwara (SoS)", misalnya, penuh istimewa. Sebab, rerata pemainnya sedang PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) jauh dari Medan. Sebulan sebelum PPL, memang naskah sudah saya bagikan.

Seminggu sebelum pementasan, para pemain masuk pemusatan latihan langsung di Taman Budaya. Alhamdulillah, aku berhasil meyakinkan Kepala UPPL (Unit Program Pengalaman Lapangan) IKIP, Pak Arif, kalau tak salah namanya, dosen Sejarah, untuk menerbitkan surat panggilan kepada para pemainku ke masing-masing sekolah tempat PPL se-Sumut.

Lakon "Abrakadabra" lain lagi. Naskah ini kuadaptasi dengan memperkuat referen asli naskah "Hamlet" William Shakespeare dan cerpen "Kebimbangan" Anggia Putra yang terbit di Majalah Horison. Antara cerpen "Abrakadabra" dan "Kebimbangan" seperti ada benang merahnya. Sama-sama perjalanan keramat dan penuh sufistik.

IMG_20180123_230658.jpg
Cuplikan buku katalog pementasan Teater LKK IKIP Medan (dok. pribadi)

Jadilah naskah itu kugubah menjadi "Abrakadabra alias Hamlet dalam Kebimbangan". Kata kebimbangan juga sengaja kubuat saat itu sebagai 'pemberontakan' terhadap sistem politik Orde Baru. Ya, maaf, kubilang begini dalam dialog tokoh Hamlet, "Memilih untuk tidak memilih kan juga pilihan, jangan paksa aku, Pengarang!"

Tadinya, naskah itu sengaja kusiapkan untuk ikut Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Nasional (Peksiminas) II di Bali, tahun 1993. Pemusatan latihan sudah kami lakukan di Gelanggang Mahasiswa IKIP, Jalan Merbau, Medan. Nyatanya, teater gagal berangkat.

Sebagai pelipur lara, lakon itu kami pentaskan juga setahun kemudian di Taman Budaya. Aku pun mengalah hanya menjadi Asisten Sutradara. Sebab, saya yang main sebagai Hamlet. Mana mungkin saya memisahkan diri antara sebagai Hamlet dan sutradara. Tentu, saya tidak bisa melihat kelemahan akting sendiri.

Raden Muhammad Syahril yang saya percayai menjadi sutradara. Yang lain pun menyetujui. Dan, aneka jurus rayuan kami arahkan kepada Bang Syahril di kantornya, TVRI Medan. Saya meyakinkannya bahwa sebenarnya persiapan pementasan sudah nyaris rampung seratus persen. Termasuk artistik dan musik. Tinggal permainan kami yang perlu pemolesan.

Tak nyana, Bang Syahril melakukan penajaman-penajaman dari sisi artistik. Dia menggandeng Rudi Pama. Itu kebiasaannya! Dan, inilah kelebihan senior saya di Teater Patria ini! Tak pelak, dia selalu sukses menyutradarai kami di LKK. Lakon pun tidak cuma dimainkan kami bertiga, tetapi mendapat tambahan beberapa orang sebagai tokoh bayangan-bayangan Hamlet atau Horatio.

Aku gembira, konsep penyutradaraan ysng kutorehkan tidak jauh diubah Bang Syahril. Terutama, penggunaan idiom-idiom lokal ala Sumatra Utara. Sebab, ketika menulis lakon itu, aku sempat studi referen tentang budaya Mandailing, Melayu, dan Batak.

Aku belajar budaya Mandailing dari tulisan-tulisan Pak Z. Pangaduan Lubis di Mimbar Umum. Belajar tentang Batak dari tongkat Tunggal Panuluan yang ada di Taman Budaya bikinan Mas Amran Eko Prawoto. Syukurnya, Mas Eko mengajariku tentang lika-liku kebudayaan Batak.

Wah, multikulturalisme sekali! Sebab, Mas Eko Jawa asli lho. Bukan Jawa KTP. Heheee... Sementara konsep musik dan tari aku peroleh dari LKK Tari dan LKK Musik. Saban hari, aku mengamati latihan mereka secara terpisah di jurusan Sendratasik dan Auditorium IKIP. Karena itu, aku perlukan taganing. Tiga saja. Tortor sombah dan cawan pun aku pelajari.

Begitulah. Dan, pementasan kami pun terbilang sukses!

Tahun 1995, naskah itu kami usung ke Teater Tertutup Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam perhelatan Peksiminas III. Konsep tetap seperti tahun 1994. Cuma, tokoh kembali tiga : Hamlet, Horatio, Pengarang. Kami berempat (saya, Alwi, Raudah, Bang Syahril) plus Hasan Nasution rangkap-rangkap artistik. Maklum, kampus cuma bisa mengongkosi empat tiket KM Kambuna Belawan-Tanjungpriok pergi-pulang. Hasan ongkos sendiri, tapi tidur-makan kami bisa kongsi-kongsi di Asrama Haji Pondok Gede.

Alhamdulillah, hasilnya kami Juara Harapan I setelah DKI, Jawa Timur, dan Sumatra Barat. Jurinya Aspar Paturusi, A. Kasim Ahmad, dan seorang lagi saya lupa. Hahaha...

Screenshot_20180411_001525.png
Data pementasan Teater GENERASI medan (sumber : www.teatergenerasi.blogspot.com)

Gak kapok, mumpung telah megang izin dari Mas Danarto, tahun 2002 kami mementaskan lagi cerpen beliau. Kali ini judulnya "Kecubung Pengasihan", dipentaskan Teater GENERASI, di Taman Budaya. Ini kali pula tidak saya adaptasi. Murni cerpen dia yang kami pentaskan. Jadilah namanya dramatisasi cerpen.

Cerpen"Kecubung Pengasihan" sufistis-magis sekali. Menyinggung seseorang yang mencari Tuhannya. Ajaran lama, yang penuh bunga-bunga, agama asli Jawa dan romantisisme budaya profannya, tak mempan untuk menyembuhkan kehamilannya.

Hamil dalam kisah ini adalah simbol konsep ketauhidan dalam pencaharian keimanannya. Dan, akhirnya, dia menemukan yang dicari : ALLAH. Merinding saya saat menyiapkan garapan itu. Danarto begitu piawai menghipnotis pembaca.

Meninggal Dunia

Sastrawan yang sangat tersohor itu pun meninggal dunia, Selasa 10 April 2018, pukul 20.54 WIB. Penulis cerpen dan novel fenomenal dalam sejarah sastra Indonesia ini, sebelumnya mengalami kecelakaan di daerah Kampung Utan, Ciputat. Ia tertabrak kereta (bahasa Medan) atau sepeda motor ketika menyebrang menuju kantor bank, sekitar pukul 13.30 WIB.

IMG-20180410-WA0017.jpg
Mas Danarto saat koma usai kecelakaan lalu lintas (sumber : GWA Pemetaan Sastra)

Dari lokasi kecelakaan, Mas Danarto sempat dibawa ke RS UIN Syarief Hidayatullah sebelum akhirnya dirujuk ke RS Fatmawati, sebab beliau mengalami luka parah di bagian kepala.

Semasa hidupnya ia telah menulis sejumlah buku sastra yang fenomenal, antara lain: Godlob, Asamaraloka, Adam Makrifat, dan Orang Jawa Naik Haji.

Jenazah dimakamkan di Sragen, Jawa Tengah, tanah kelahirannya. Beliau lahir di sini 27 Juni 1941.

Selamat jalan, Mas Danarto! Walau tak pernah bersemuka, kebaikanmu dapat kurasakan.

IMG-20180410-WA0019.jpg
Inmmoriam Mas Danarto (sumber : GWA Rustra)

Sort:  

Selamat berpulang kemblai ke pangkuan-Nya, Danarto...Alfatihah.

Semoga husnul kotimah. Alfaatihah

Congratulations @suyadisan! You received a personal award!

Happy Birthday! - You are on the Steem blockchain for 1 year!

You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking

Do not miss the last post from @steemitboard:

Are you a DrugWars early adopter? Benvenuto in famiglia!
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!

Congratulations @suyadisan! You received a personal award!

Happy Steem Birthday! - You are on the Steem blockchain for 2 years!

You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking

Do not miss the last post from @steemitboard:

Downvote challenge - Add up to 3 funny badges to your board
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!