Turun ke air (enografi setting 5)
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh pembaca steemit yang budiman pada kesempatan ini saya akan menceritakan adat istiadat suku kluet yaitu turun air yaitu berkenaan dengan anak yang baru lahir, kemudian jika di aceh selatan dikenal dengan turun be ai.
Turun be ai artinya menurunkan anak ke air. Yaitu dengan membawa anak ke mesjid kemudian di sana proses dilakukan dengan cara memandikan anak dengan air yang ada di mesjid tersebut. Yang memandikan adalah bidan yang membantu melahirkan bayi tersebut.
Pada acara ini biasanya dilakukan setelah usia kelahiran sang bayi sudah mencapai 44 hari kurang lebih kemudian setelah dimandikan anak, kemudian di adzan dan di iqamatkan, tak hanya ini di acara tersebut masih banyak keunikan lainnya, seperti yang kita lihat poto di atas, diacara tersebut di dampingin dengan acara acara lainnya, seperti jika dalam bahasa kami 'mesilek' yang mana ada seorang laki laki memainkan pedangnya untuk memotong pohon pohon yang telah di tanam untuk acara tersebut.
Ini semua merupakan acara di siang harinya, kemudian jika di malam harinya ada sedikit kenduri sebagai rasa syukur atas telah lahirnya sang buah hati tercinta.yang mana kenduri tersebut di hadiri imam chik, perangkat gampong dan dihadiri juga sanak saudara dari orang tua bayi tersebut, di acara kenduri tersebut di adakan doa bersama agar berdoa demi keselamatan. Bayi dan semoga menjadi anak yang shalih dan shaliha.
Kemudian setelah berdoa bersama dilakukan, dalam adat kluet ini adanya pemberian nama yang diberikan oleh seorang tengku kepada anak tersebut guna agar anak itu mendapat nama yang baik dari tengku tersebut dan juga untuk menghindari nama yang asal asalan dari orang tuanya karena mereka tau bahwa nama itu adalah doa.
Kepercayaan yang diyakini suku kluet adalah jika tidak anak tersebut dimandikan maka belum sah anak itu untuk keluar rumah, karena akan ada bahay yang mengintainya, oleh karena itulah turun ke air ini dilakukan orang setiap keluarga yang telah memperoleh momongan baik itu anak pertama maupun anak yang kedua.
Oleh karena itulah, jika memang bagi pihak keluarga belum ada kemampuan untuk membuat kenduri dimalam harinya, maka boleh mengundang bidan dan cukup membawanya kemesjid untuk dimandikan dan ini sudah cukup bagi masyarakat disana, dan pada keesokan harinya anak tersebut sudah boleh dibawa keluar rumah.
Adat ini semua dilakukan sebagai sebuah pengahargaan bagi anak yang baru lahir, karena tidak ada yang lebih bahagia bagi orang tua kecuali kelahiran seorang bayi yang lucu.