Keunikan mesjid tua nurul huda (enografi setting 2)

IMG_20180723_083047.png

Bismillah. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pembaca yang budiman pada hari ini saya akan menceritakan sedikit tentang mesjid tertua di kab. Aceh Selatan.

Meski berusia ratusan tahun, Masjid Nurul Huda atau lebih dikenal dengan nama Masjid Tuo Pulo Kambing kecamatan kluet utara kabupaten aceh selatan yang terletak di antara desa limau purut dengan desa kampung paya, masih berdiri tegap dan gagah sampe sekarang, karena memang mesjid tersebut dijaga betul oleh orang disana.

Sejarah pertama, Masjid Tuo Pulo Kambing didirikan oleh Teungku Aceh semasa kepemimpinan Keujruen Kluet setingkat Ulee Balang ke-11 yakni Teuku Meurah Adam sekitar sembilan abad yang lalu.

Saat itu, wilayah kekuasaan Keujruen Kluet meliputi Kasik Putih, Samadua, hingga Trumon, sebelum dibentuk kewedanaan.
Sejarah kedua, masjid nurul huda ini dibangun tahun 1351 Masehi. Pendiri bangunan masjid ini adalah seorang ulama asal Persia bernama Syekh Muhammad Husen Al Fanjuri bin Muhammad Al Fajri Kautsar.

Tiang pertama masjid ini kayunya diangkut sendirian dari hutan dengan tangan kosong oleh salah seorang murid Syekh Muhammad Husen Al Fanjuri yang bernama Syech Mutawali Alfanshuri. Awal pembangunan masjid ini tanpa menggunakan paku sedikitpun.

Masjid ini terdiri dari empat tiang penyangga utama dengan ukiran kaligrafi di setiap tiangnya. Di sepanjang ukiran kaligrafi ini mengisahkan riwayat pendiri dan nama ulama beserta tukang yang mendirikan masjid.

IMG_20180723_083936.png

Alasan saya menceritakan mesjid ini karena ada yang unik dari mesjid ini selain umurnya yang sudah sangat tua yang pertama, Tidak hanya orang luar, orang dalam pun sangat sering berkunjung ke mesjid ini jika ada perayaan hari hari besar, seperti jika ada bayi yang baru lahir maka akan dimandikan disini, jika ada orang yang bernazar juga menyedekahkannya kesini, karena mereka yakin bahwa mesjid ini ada sesuatu yang istimewa daripada mesjid yang lainnya seperti keluarnya air tanpa sengaja di salau satu tiang dimesjid tersebut, karena kala itu kontruksi lantai belum diseman. Tetesan air itu pun dijadikan sebagai obat dan atas izin Allah sembuh bagi orang yang meminumnya. oleh karena itulah kepercayaan masyarakat terhadap mesjid ini agak sedikit besar daripada keprcayaan kepada mesjid mesjid lainnya, selain itu, mesjid ini juga mesjid yang paling tua di kabupaten aceh selatan.

Kedua, tidak seorangpun yang mengakui dan pernah melihatnya dari orang terdahulu sampai sekarang pernah ikut membantu mendirikan keempat tiang, berdiameter lebih kurang 100 centimeter dan memiliki panjang lebih kurang 15 meter tau tau tiang ini sudah berdiri sendirinya. Keyakininan warga bahwa tiang ini berdiri dengan sendirinya tanpa ada yang mengerjakannya. Wallahu'alam.

Sort:  

Hi! I am a robot. I just upvoted you! Readers might be interested in similar content by the same author:
https://steemit.com/indonesia/@septadidiharyadi/keunikan-mesjid-tertua-di-aceh-selatan-enografi-setting-2