ACEHNOLOGI (BAB 31 MASA DEPAN DAYAH DI ACEH)

Bismillah. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kali ini saya akan kembali mereview buku karya bapak Kamaruzzaman Bustamam Ahmad Ph. D, yaitu buku Acehnologi 3 tentang Masa Depan Dayah di Aceh, Pada bab 31. Semoga kita bersama dapat mengambil bagian ilmu nya

Dari judul di atas, kita pasti bertanya tanya, bagaimana sebenarnya masa depan dayah yant di aceh ini? Karena kita tahu bahwa hari demi hari masyarakat akan semakin sedikit untuk memikirkan masa depan dayah ini, seolah olah memikirkan masa depan aceh ini hanya dipikirkan oleh ulama ulama saja, tanpa mau membantu memikirkan sedikitpun dan hal inilah yang saat ini mulai kita praktikkan, kita sekarang terlalu disibukkan dengan politik dan keduniaan kita. Oleh karena itulah mungkin buku ini sengaja di tulis oleh bapak KAMARUZZAMAN BUSTAMAM-AHMAD agar masyarakat sadar bagaimana kedepannya dayah ini.

Jika kita membaca di buku acehnologi bab yang lainnya, di aceh lah nanggroe yang memiliki dayah atau tempat menuntut ilmu agama terbesar sebelum daerah daerah lainnya, dan dayah pesantren lah yang telah menghasilkan ulama ulama kharismatik yang bisa atau mampu mengukir sejarah pada peradaban di Nusantara ini.

Dari sanalah tidak bisa diremehkan sedikitpun bagaimana pendidikan yang hebat jika kita mondok di dayah pada masa itu. Karena berkat mondok di dayah, banyak ulama yang menghasilkan karya karya tulis mereka dan buktinya sampai sekarang masih kita nikmati buku buku mereka. Itu semua karena apa? Apakah karena sekolah biasa? Ataukah karena les biasa? Tidak, itu semua karena pendidikan yang mereka terima di dayah. Jadi alangkah ruginya jika sekarang kita mulai tidak mau lagi memikirkan masa depan dayah, karena orang diluar sana berebutan agar bisa belajar di aceh terkhususnya belajar ilmu agama di dayah yang ada di Aceh, contohnya dayah yang ada di samalanga, disana sekarang dipimpin oleh ulama besar abu mudi dan disana juga bukan hanya orang Aceh saja yang mondok disana, tapi ada juga orang orang luar, itu menandakan apa? Itu menandakan karena mereka sangat peduli dengan masa depan dayah di aceh, sementara kita, jangankan mondok disana bahkan memikirkan pun kita enggan.

Kemudian Mengenai dayah dalam bab ini, sejak dulu dayah sudah dijadikan sebagai bagian dari memahami sejarah rakyat aceh, dimulai dari sebelum kedatangan penjajah, sampai sudah bergabung dengan Republik indonesia.

Dan mengenai ulama aceh tentu tidak dapat dipisahkan dengan dayah. Maka dari itu dayah menjadi salah satu pusat peradaban dan sangat memberi pengaruh hingga masih dapat dirasakan sampai saat ini.

Pada bagian di sini juga di bahas mengenai studi agama, bahwa spirit di miliki oleh tuhan bagi ummat islam pemiliknya adalah hanya Allah begitu pula dengan spirit yang ada di dunia ini yang cukup beragam, ada spirit baik yang mampu membawa manusia kepada kehidupan yang bahagia. Adapula spirit yang buruk, manusia yang mampu mempelajari spirit maka mampu menjelaskan beberapa hal, yang tidak bisa di jelaskan oleh manusia lain secara keumuman.

Dari paparan di atas, pondasi didunia ini adalah spiritual, jika iman kuat maka mereka akan menjadi perhatian dunia, khususnya dilembaga lembaga keagamaan atau new age.

Sebaliknya dikalangan negara negara yang mempercayai spirit, mereka tidak akan kerap keluar dari lembaga pendidikan yang sangat tradisional ini, karena mereka tau untuk mendapatkan spirit Aceh tersebut memiliki spiritual yang tinggi dan juga mempunyai keimanan yang kuat agar tidak mudah di goyangkan.

Karena kita tau bahwa sekarang ilmu yang kita miliki sama sekali tidak mendekatkan kepada Allah dan tidak mempunyai sedikitpun spirit untuk mengingatnya karena sekarang manusia telah salah menggunakan teknologi yang ada.

Di asia tenggara, spirit dan jiwa dari ummat islam hanya ada di pesantren, bahkan dahulu sebelum kedatangan penjajah atau setelah merdeka.

Kajian dayah sudah di jadikan suatu yang digunakan untuk memahami sejarah rakyat aceh, orang-orang sering mengunjungi dayah karena diyakini pada dayah adanya suatu spirit dari masyarakat aceh yang adanya hanya di dayah atau pesantren setempat.

Saat ini dayah mengalami perkembangan dengan adanya ustadz, karena dirasa Ustadz cukup mempengaruhi pemuda pemudi aceh dari dakwah yang di bawakan melalui sosial media. Tetapi jika seseorang itu mampu untuk menggunakan sosial media terkhususnya di youtube mereka juga akan bisa mencari lebih dalam lagi ilmu agama, oleh karena itu tergantung individu masing masing bagaimana mereka menggunakannya.

Oleh karena itu, dayah di aceh akan tetap bisa seperti yang kita harapkan selama masyarakat di Aceh mempunyai keinginan yang kuat untuk memikirkannya dengan cara berlomba lomba masuk ke dayah dan mengajak anak saudara kita bersama.