ACEHNOLOGI 2 ( BAB 18 ANTROPOLOGI ACEH)
Bismillah. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh pembaca yang budiman, pada kesempatan yang berbahagia ini saya ingin mencoba kembali meriview buku karangan bapak KAMARUZZAMAN BUSTAMAM-AHMAD pada bab Antropologi Aceh. Semoga dalam tulisan ini kita bisa mengambil faedah yang banyak.
Dalam pembahasan kali ini banyak yang mesti diperhatikan yaitu kajian ini kajian terhadap budaya. Yang mana seorang antropologi mencoba menafsirkan bagaimana budaya di suatu tempat, bagaimana memahami budaya disana serta bagaimana cara kita agar bisa berinteraksi dengan budaya mereka, seperti antropologi di Aceh, seorang antrololog harus bisa memahami bagaimana budaya di Aceh, bagaimana sifat mereka serta apa yang pantang dibicarakan bila telah berhadapan dengan mereka, itu semua dilelajari dalam antrolologi.
Kemudian di antropolog ini seorang penelitian bukan sekedar turun ke suatu daerah kemudian langsung menjadi antropolog tidak, dalam buku tersebut bapak KAMARUZZAMAN menyatakan seorang antropolog dalam memahami budaya di suatu kamu harus memiliki teori teori keilmuan, sekarang antropologi masih menggunakan teori teori keilmuan orang orang barat.
Kita tau bahwa orang asing lebih dahulu menggunakan teori teori mereka untuk meneliti di Aceh, diantaranya adalah meneliti hasil kekayaaan Aceh ini, karena kitab tau bahwa masyarakat Aceh sangat lemah terhadap SDM, jadi ini merupakan kesempatan bagi mereka untuk melakukan penelitian di provinsi Aceh ini. ini ada beberapa modus yang mereka gunakan.
Pertama, dengan mendatangkan 3 atau 4 orang terlebih dahulu ke Aceh, ada yang bertugas untuk memfoto dan ada juga yang bertugas untuk mencatat dan mereka mengelilingi Aceh.
Kedua, kita tau mereka semua wajib militer, jadi untuk menjadi peneliti mereka bisa menyamar jadi siapa saja, salah satunya adalah seolah olah menjadi seorang pembisnis agar bisa masuk kepada qilayah aceh.
Ketiga, melalui kunjungan persahabatan merupakan pembuka jalan untuk mengirim agen agen terbaik ke Aceh. Mereka semua mampu melakukan diplomasi dan memiliki kekuatan untuk menekan pemerintah pusat dan pemerintah lokal.
Kemudian masalah lainnya adalah mereka bagi yang melalui jalur udara akan di sambut dengan sebaik mungkin, sementara jika jalur darat mereka mengirim orang orang yang mirip dengan orang indonesia agar orang tidak curiga mereka melakukan penelitian di hutan.
Kisah ini juga pernah terjadi dikampung halaman saya yang mana kala itu orang barat meneliti ke salah satu gampong menggamat yang banyak gunungnya, kemudian ada salau satu gunung dan mereka mendeteksi kalau digunung tersebut ada batu besi yang bisa di ekspor keluar negeri, ternyata setelah diselidiki, ternyata yang selama ini mereka ekspor ke luar negeri dengan menggunakan kapal adalah bijih emas yang sangat berharga, akhirnya masyarakat gampong menghentikan itu semua, akhirnya sekarang tambang emas tersebut di kelola oleh masyarakat setempat, ini menandakan bahwa mereka secara diam diam meneliti tentang budaya kita ini serta mengambil banyak manfaat darinya.
Dari contoh ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam masalay antropologi mereka ahli terhadap teori teori nya tanpa kita sadari kita sendiri bisa dibodohi mereka, dan dengan teori tersebut juga, mereka bisa diam diam masuk ke wilayah kita ini.
Kemudian dalam segi teori lainnya snouck Hurgronje telah membawa dampak lain bagi masyarakat Aceh, bencana yang dimaksud adalah pengaruh ilmu antropologi sebagai bagian dari penasehat perang telah menciptakan dis orientasi pemaknaan sistem sistem sosial didalam kehidupan masyarakat Aceh. Sebagai contoh dalam adat, lompatan yang dimaksud adalah bagaimana mengembalikan sistem kehidupan sosial masyarakat Aceh sesuau dengan adat di Aceh yang hakiki yaitu adat meukuta Alam dimana hukum adat tersebut menenggelamkan hukun islam. Ini merupakan dampak secara akademik hasil dari penelitian mereka terhadap budaya kita, yang mana mereka bisa merubah adat menjadi kebiasaan dalam kehidupan kita.
Diantara teori yang mesti di miliki seorang antrololog adalah kata kata, gagasan dan makna. Oleh karena itu agar ketiga kata tersebut harus bisa di kuasai agar bisa menopang pemahaman terhadap studi antropologi Aceh.
Yang mana semua itu dijadikan sebagai alat untuk menggali sistem cara pandang orang Aceh, kemudian dipantulkan dalam konteks kekinian.