Tradisi Berguru Di Aceh
Menuntut ilmu di Aceh dikenal dengan istilah meugure, Tradisi berguru yang ada di aceh adalah suatu yang yang amat penting dalam kehidupan masyarakat aceh, dan dapat dikatakan bahwa orang yang dapat bermanfaat bagi masyarakat nantinya merekalah orang yang datang untuk meugure pada seorang ulama ataupun guru yang ada did ayah-dayah di Aceh, ataupun diluar aceh, ataupun di madrasah-madrasah yang ada didaerah mereka masing-masing, namun tradisi meugure disini tidaklah mengkelompokkan daerah aceh semata, namun tardisi ini juga dilakukan oelh masyarakat yang dinusantara, dibalik orang yang besar dan yang menjadi seorang pemimpin pasti ada guru didalamnya, yang setia dalam membimbing segalag kebutuhan muridnya dalam belajar, dari pernyataan inilah timbul suatu argument bahwa berguru itu amat sangat penting. Dalam konsep meugure yang ada di aceh guru tidaklah hanya mengajarkan ilmu kepada muridnya yang berupa burhani dan bayani, namun guru dituntut untuk dapat mengajarkan kepada muridnya ilmu yang bersifat irfani. Nah ketika konsep keilmuan tersebut sudah di turunkan kepada maka iya dapat turun kepada masyarakat dengan mengawalnya dengan apa yang telah iya gurui di dayah ataupun madrasah. Dalam berguru kita haruslah mengenali sang guru tersebut, proses mengenali itulah yang dimaksud dengan transfer ilmu dari guru kepad murid yang iya didik itu.
Bagi masyarakat Aceh peran dayah adalah sebuah pusat keilmuan system pendidikan yang terorganizer yang berkaitan dengan masyarakat dan juga seluruh aspek yang melingkupi nya, dari tradisi meugure, para pemikir menjadikan lembaga ini untuk mencari jejak spirit ke-aceh-an, proses pemberian ilmu dengan sprit itu menjadi dua hal yang tidak dapat dipisahkan, oleh karena itu alumni dayah pada saat itu sangatlah tidak dapat diragukan lagi, banyak karya-karya mereka yang dapat bermanfaat kepada masyarakat, adapula kehadiran mereka dapatlah dikatakan bahwa menambah sisi keilmuan para masyarakat awam. Mereka terlihat aktif dalam proses transfer ilmu kpeada masyarakat, dan mereka tampaknya begitu berjihad dalam memperjuangkan kehidupan sosial politik, peran dayah aceh juga dapat dikatakan bahwa sejarah kelam aceh, banyak alumni-alumi dayah yang mendirikan dayah di aceh. Tradisi meugure menunjukkan bagaimana ilmu pengetahuan di aceh.
Salahsatu Alasan mengapa sebuah tradisi secara intelektual di aceh tercapai hingga ke taraf yang tinggi, dikarenakan adanya “kegelisahan” dari pada pemikir yang akan diwariskan kepada generasi penerusnya, mereka juga memahami bagaimana tradisi intelektual, mereka dapat mendapatkan sebenarnya jati diri ke-Aceh-an pada mereka, maka dapat disimpulkan bahwa system berpikir tidaklah jauh dari pemikiran meugure yang di wariskan oleh nenek moyang mereka yang terdahulu, tujuan dari setiap ilmuan ibarat seorang pedagang yang tidak memiliki untung pada hari itu saja, namun bagaimana cara mewarisi gaya dan cara bagi kehidupan bagi generasi penerusnya nanti, dengan cara mewarisi model pedagang, dai situ kita dapat melihat tradisi anek kede yang ada pada sebagian pedagang. Orang dapat dikatakan sukses bukanlah ia yang adapat mewariskan harta kekayaan yang ia miliki, namun orang dapat dikatakan sukses bagaimana iya dapat mewariskan ilmu yang iya miliki, dan bagaimana cara iya berpikir kepada generasi penerusnya, oleh karena itu tradisi pendidikan yang ada diaceh bukanlah tradisi yang iya berdiri dengan sendirinya, Akan tetapi ada sejarah yang mengikatnya, dan keterikatan inilah yang kemudian terputus sejak sekian lamanya, dan seolah-olah bahwa pendidikan aceh yang saat ini ada;lajh sebuah pengalaman yang baru yang muncul dari spirit yang ada pada rakyat aceh yang ada pada saat ini.