PULKAM #1 One Fine Day
Kemarin (12/5), aku melakukan perjalanan menuju kampong halaman. Disela-sela kesibukan ku yang diantaranya membuat tugas akhir, kuliah, pekerjaan dan kegiatan organisasi. Aku terbiasa pulang kampungdengan kendaraan umum seperti bis atau kereta. Kali ini ku memilih berangkat menggunakan bis, untuk sampai dirumah aku aku harus naik bus sebanyak 3 kali. Nah mari kita mulai perjalananku kemarin.
Pukul 06.50 pagi aku bangun dan mengmbil air wudhu untuk menjalankan ibadah sholat subuh, seleps itu aku langsung bersiap mandi dan menyiapkan sarapanku ya walau hanya dengan semangkok mi goreng instan. Sebelum berangkat aku memang harus sarapan dulu karena dibutuhkan waktu hampir 4 jam untuk sampai rumah. Kalau naik bis memang waktu tempuh nya lebih lama dari pada kereta, ya karena naik bis akan memelurkan waktu untuk ngetime nya. Kembali lagi ke ceritaku, setelah aku bersiap aku harus berjalan menuju halte BRT terdekat. Kebetuln halte terdekat dari kost ku adalah Halte GrandMedia, ya jaraknya sekitar 400 meteran jdi kalojlan kaki butuh waktu 8-10 menit bagiku.
Di halte aku menunggu bis sekitr 30 menit, bukan Cuma aku saja yang menunggu waktu itu. Da 2 orng ibu-ibu dan 1 pemuda yang tanya-tanya soal rute ke Jogja dan jam berapa sekarang ya mbak? Dan aku hanya menjawab pemuda itu secukupnya dan setahuku saja. Akhirnya bis yang aku tunggu datang juga dan kalo digambarin keadaan bsi waktu itu sangatlah ramai. Aku saja tidaak kebagian tempat duduk dan akhirnya berdiri hingga setengah perjalanan barulah aku bisa dapat tempat duduk.
Oke sesampainya di terminal penggaron aku langsung menuju bis jurusan Semarng-Purwodadi-Blora. Bis yang ada diterminal hanya bis ekonomi non-AC. Jadi bisa dibayangkan gerahnya seperti apa ya. Sebelumnya aku memeang sdah terbiasa dengan perjalanan seperti ini. Tapi kali ini aku ingin memaknai perjalananku.
Selama perjalanan ku menemui beberapa hal yang membuatku semakin bersyukur atas nikmt yang diberikan oleh Allah SWT. Diperjlanan ada beberapa pedagang asongan yang pertama ada seorang bapak-bapak yng menawarkan peralatn rumah tangga seperti berbagai macam pisau, kebutuhan rumha tangga lain dan juga alat tulis. Kemasan yang ditawarkan bapak ini cukup ekonomis, dalam 1 pack ada alat tulis seperti pencil, busur, penghapus dan pulpen. Setiap pack nya dibandrol dengan harga Rp. 10.000,- aku tidak terlalu yakin verpa keuntungan yang didpat si bapak ini? Padahal kalo dibandingkan di toko bisa saja mencapi Rp. 20.000 sampai Rp. 25.000, dan apa yang aku lihat sepertinya tak banayak penumpng bis yang membeli barang dagangan bapak ini. Sebenarnya aku sudah seringkali melihat bapak ini berjualan di dalam bis, tapi kali ini aku berfikir sedikit tentangnya. Mungkin ini yang dimaksud dengan kekuatan seorang bapak. Aku memang orang yang sedikit emosional, ya kalo lihat orang tua atau anak-anak yang berjuang kayak gitu jadi iba :’). Kalo digambrkn bapak itu berumur sekitar 40an. Dengan penuh harapan bapak itu menawarkn ke setiap penumpang ya berhrap 1 atau 2 orang tertarik. Ku terkadang berfikir uang 10.000 saja aku habiskan hanya untuk sekali makan tapi bapak ini mencri uang 10.000 dengan naik turun bis. Aku tak tahu berapa penghasilan bapak ini seharinya. Tapi ini benar-benar mengajarkanku untuk jangan suka meminta unag ke orang tua. Karna untuk mencukupi anak-anaknya seorang bapak rela pergi kesana kemari demi melengkapi kebutuhan keluarga.
(btw maaf ya kalo fotonya ngeblur karna aku foto bapaknya secara diem-diem hehehe...)
itu adalah salah satu orang yang aku temui selama perjalanan pulang kampungku, masih ada beberapa orang yang menurutku membuatku kembali akan rasanya bersyukur, ikhlas dan cinta. dan akan ku ceritakan besok lagi, nantikan ya...
Bnyk hal mnarik dlm setiap perjalanan :)
iya benar @kakilasak sekarang tergantung bagaimana kita memaknainya