ACEHNOLOGI VOLUME 2 (BAB 20) STUDI RELIGI ACEH

in #indonesia6 years ago

Membahas tentang religi maka kita membahas tentang Agama. Di aceh keyakinan terhadap agama islam sangatlah penting apapun yang dilakukan apabila keluar dari aturan agama islam maka itu salah apalagi aceh adalah seramoe mekkah yang kental akan syariat islam dan juga menjadi tempat berkumpulnya orang - orang yang meyakini bahwa islam adalah agama yang benar. saya sendiri penganut agama islam, tetapi tidak saya pungkiri kalau masih banyak hal tentang agama islam yang belum saya ketahui, karena menurut para kaum awam jika seorang anak sudah mengetahui bagaimana caranya sholat wajib 5 waktu dengan benar maka ia sudah mengetahui apa yang dibolehkan atau dilarang dalam islam.
Selama saya membaca buku Acehnologi bab studi religi aceh, saya baru mengetahui katanya agama tidak cocok disandingkan dengan Islam karena agama adalah suatu keyakinan dalam keyakinan Hindu. Maka kalau ada yang bertanya apa agama anda? jika seseorang menjawab agama saya adalah islam maka orang tersebut memiliki dua keyakinan Hindu dan Islam. Saya agak sedikit rancu dengan pembahasan ini, lebih tepatnya saya takut membahas bab ini karena jika pemahaman saya tentang yang katanya jika saya menyebutkan saya beragama islam malah saya di golongkan menjadi seseorang yang memiliki dua keyakinan yaitu antara Hindu dan Islam, maka disini saya sudah tergolong musyrik karena menyatukan agama selain agama Tuhan saya, Allah SWT. baiklah sekarang saya coba mengupas semampu saya tentang tradisi aceh yang mngedepankan religi.
Dalam konteks Aceh, ada istilah kenduri/khawri/khanduri. Dalam tradisi Aceh, istilah kenduri sering diibaratkan dengan khanduri udep dan khanduri matee. jenis pertama merujuk pada kenduri yang bersifat kehidupan. Adapun yang kedua, biasanya dihubungkan dengan kenduri kematian. Dalam tradisi kenduri, nuansa islam memang sangat kental sekali. karena itu, kenduri di aceh dimulai sejak seseorang lahir didunia dengan mengadakan Aqiqah yang tandanya bersyukur akan kelahirannya sampai seseorang meninggal dunia dengan mengadakan kenduri memperingati kematiannya atau dengan disebut 'woe aruwah'. pada hal ini masyarakat aceh mempercayai Aruwah orang yang telah meninggal tersebut pulang melihat keluarga untuk terakhir kalinya, woe aruwah tersebut biasanya pada hari ketujuh , kesepuluh, ke-empat puluh empat, ke- seratus setelah ia meninggal.
Pada bab ini ada bebrapahal yang perlu digarisbawahi. pertama, di aceh Islam masih menjadi pusat dari kendali kehidupan religiusitas masyarakatnya. kedua, salah satu pengikat religiusitas di Aceh adanya masyarakat ilmu dan islamologi. ketiga, dalam memahami dinamika aliran pemikiran religi di Aceh perlu dilakukan pengkajian demi pengkajian yang tidak hanyan melihat apa yang terjadi di Aceh, tetapi juga diluar Aceh. keempat, perubahan orientasi tradisi pembelajaran terhadap religi, perubahan orientasi tradisi pembelajaran terhadap religi, telah memaksakan kehidupan rakyat aceh terjerembab dalam memposisikan religi didalam kehidupan sosial kontemporer.