Mimpi Basah dan Konspirasi Terbakarnya Celana Dalam
Ilustrasi celana dalam. ©Shutterstock/Hintau Aliaksei
Musabab Puan tidur di pasantren adalah aturan diterapkan oleh ustadnya, mau tak mau dia harus mau. Setiap hari Minggu pagi gotong royong di pasantren menjadi kewajiban seluruh santri.
Maklum, Puan baru bersekolah SMP kelas satu. Daging lebih di ujung pelernya digunting oleh mantri di desanya sekitar setahun, dia disunat tamat SD. Puan yang tak sabar ingin merasakan mimpi basah penasaran akan itu, segala macam dia coba agar mimpi basah itu menghampiri dalam tidurnya. Pernah suatu kali kata kakak kelas di sekolahnya mimpi basah itu seperti nyata dan nikmat tiada lawan, "mimpi kok nyata" pikir Puan.
Di dekat sebuah balai yang menjadi tempat pengajian jika malam tiba, ada tali-temali yang dijadikan sebagai tempat jemuran, dari mulai sarung, handuk, baju koko sampai celana dalam. Namun tak biasanya Puan menjemur celana dalam merk bontex miliknya yang baru saja dibeli di sebuah pasar malam tak jauh dari desanya. Sudah seminggu celana dalamnya tak diambil di jemuran.
Pagi itu usai shalat jamaah subuh Puan melanjutkan tidurnya, tak tidur semalaman asyik begadang. Dia lupa hari itu hari gotong royong. Dia tertidur sendirinya dalam bilik tak ada satupun yang bangunkan, dari ustadnya pun lolos.
Yakob sahabat puan dari kecil, di pasantren adalah santri yang paling penurut, berbeda jauh dengan Puan santri tuli peluit.
"Ini kolor siapa kok ndak diambil-ambil? Tak pakai lagi apa?" Tanya Yakob pada kawan lainnya yang sedang menyapu. Tak ada yang menjawab. Melihat api yang menyala membara Yakob pun melemparkan celana dalam itu ke api yang sedang membakar semak belukar menumpuk. Yakob tak sadar celana dalam itu milik Puan sahabatnya.
Seorang wanita berkulit putih mulus dan berkutang merah muncul saja tiba-tiba dalam mimpi Puan yang lelap tertidur di selembar tikar dalam bilik. Di alam mimpi Puan sedang melamun di pinggiran sungai, Puan ngaceng di dalam mimpi, tak pernah dilihatnya pemandangan seperti ini. Perempuan montok itu memaksanya untuk turun namun Puan tak berani mendekat, bergetar kakinya mengingat kata ustad tak boleh pegang tangan yang bukan muhrim apalagi bermesum ria dalam sungai begini "Aku tak boleh terjerumus ke zina, itu akan menjadi dosa besar lalu dibakar api neraka" pikir puan.
Tetapi apa boleh dikata perempuan itu terus menggoda imannya, Puan pun ditarik olehnya dengan mulut ternganga melihat si montok basah-basahhan. Dan puan terjatuh ke sungai, lalu dia...
"Puan tak kau bangun juga ini sudah jam sembilan, gotong royong sudah selesai kau tak ikut. Santri macam apa kau ini" Yakob datang membangunkan Puan di dalam bilik. Puan terkejut, adegan mesum dengan perempuan berkutang merah itu batal, padahal dia sudah basah setengah badan. "Ah kau Kob menggangu saja, aku ini sedang mimpi enak tau kau" kesal Puan. Seperti biasa usai bangum tidur meraba adik kecilnya. "Jiah kok lengket, ada apa ini. Siapa yang ngerjain aku tidur?" Tanyanya pada Yakob. Yakob pun pura-pura tak dengar.
Teringat dia kata kakak kelas, bahwa kalau mimpi basah itu celana dalammu akan basah dan lengket. Puan tersenyum kecil, lalu keluar dari bilik. "Celana dalamku mana kob? Ada kau lihat. Aku mau pakek" tanya Puan pada sahabanya. "Celana dalam yang mana? Kalau yang coklat merk bontek itu sudah kubakar, lagian aku lihat sudah jatuh dan bercampur tanah seperti tak ada pemilik" jelas Yakob pada Puan. "Pukimaknya, Itu celana dalamku, kenapa kau bakar. Berdosa kau dengan aku membakarnya tanpa seizin aku" Puan marah tak mau menerima kenyataan itu.
Lalu terpikir olehnya, apakah dengan membakar celana dalam adalah cara membuat seorang bermimpi basah. Konspirasi macam apa ini
Setelah hari-hari mimpi basah pertama itu, Puan rupanya penasaran ia ingin merasakan lagi kenikmatan yang tak ada lawan itu. Dia sering membakar celana dalam, bahkan celana dalam milik Ayahnya saat di rumah. "Puan, kau bawa kemana celana dalam itu" kata ayahnya. "Aku bakar yah, biar aku bermimpi basah" jawab puan sembari senyum. "Tapi itu kau bakar celana dalamku bukan celana dalammu, yang akan mimpi basah siapa ini?". Celaka pikir Puan...