Akhirnya, Srikandi Indonesia Berhasil Mencapai Puncak
Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) baru sehari berlalu. Tapi semangat Harkitnas tiga hari lalu (17 Mei 2018) sudah sampai ke Puncak Everest yang dikenal dengan puncak tertinggi di muka bumi, 8.848 mdpl. Itu berkat dua pendaki wanita dari Unit Kegiatan Mahasiswa Mahitala Universitas Parahyangan Bandung yang mampu mengibarkan sang Merah Putih di atas puncak Everest dalam rangka Expedisi Seven Summits. Dua nama tim putri ini masing-masing Fransisca Dimitri Inkiriwang dan Mathilda Dwi Lestari.
Sesama pendaki, dan sesama pecinta alam walau beda organisasi, dan walau pun saya tidak mengenal dua sosok ini, tapi saya merasa bahwa dua Srinkandi Indonesia ini telah benar-benar menoreh prestasi yang luar biasa, untuk dirinya, organisasi, kampus, dan bangsa Indonesia. Program The Women of Indonesia's Seven Summit's Expedition Mahitala Unpar (WISSEMU) didukung penuh oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI), PT Multi Karya Asia Pasifik Raya dan Universitas Katolik Parahyangan.
Kilas balik info, hehehe. Sebelumnya dari Universitas yang sama, empat orang tim putra ekspedisi Seven Summit's juga telah sukses melakukan pendakian ke puncak tertinggi dunia ini pada 2012 silam. Hingga Indonesia menjadi negara ke 53 yang berhasil mengirim pendakinya ke tujuh puncak tertinggi, masing-masing Cartenz Pyramid (4.884 mdpl), Vinson M (4.892 mdpl), Elbrus (5.642 mdpl), Kilimanjaro (5.895 mdpl), Denali (6.190 mdpl), Aqoncaqua (6.962 mdpl), dan Everest ( 8.848). Bagi tim putri, seluruh puncak impian para pendaki ini di daki dalam rentang waktu empat tahun, sejak 2014-2018.
Dalam sejarah para pendaki, Everest yang terletak dalam gugusan pegunungan Himalaya berada di antara Nepal dan Tibet, sedang puncaknya persisnya masuk dalam wilayah Tibet. Bagi masyarakat Tibet gunung tertinggi ini di sebut Sagarmatha yang bermakna kepala langit. Bagi masyarakat Nepal puncak ini dikenal dengan Chomolangma yang berarti Bunda Semesta. Pendaki pertama yang menginjakkan kaki ke sana adalah Edmund Hillary dan dipandu oleh warga setempat yang bernama Tenzing Norgay, tepatnya tanggal 29 Mei 1953.
Kita kembali ke tim putri ekspedisi Seven Summit's, kedua pendaki wanita ini memang pantas diberi apresiasi yang tak terhingga. Mengingat kedua wanita muda Indonesia ini telah menoreh sejarah dan mengharumkan nama bangsa. Mereka kini termasuk dalam 61 daftar nama pendaki putri di dunia yang pantas diperhitungkan. Alasannya, kini segala jerih payah mereka yang ditempa selama bertahun-tahun telah mampu ditebus.
Hingga Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo secara resmi memberikan apresiasi untuk kedua bunga bangsa ini melalui akun twitternya. “Indonesia berbangga atas prestasi Fransisca Dimitri dan Mathilda Dwi Lestari yang telah berhasil mengibarkan Bendera Merah Putih di puncak Gunung Everest”.
Salam Para Pendaki...
@pieasant
Keren...
Kenapa penyebutan wanita tulen itu "Srikandi" jelas dalam mitologi mahabarata versi asli india srikandi adalah wanita tulen yang berganti kelamin menjelang perang bharata yudha,sebutan utk srikandi di zaman now adalag LGBT. Apakah mreka berdua juga LGBT????
Mmmmmm....... :(