Hujan September dan belut stress
Sekarang hujan, tadi malam juga hujan, padahal ini September. Sebut saja hujan September. Ngomong-ngomong apakah September ini tidak ada yang kembali mengusik komunis? Gerakan 30 September itu. Setelah saya membaca beberapa buki dan tulisan mengenai 30 September, saya berteori bahwa dalang 30 September itu adalah Soekarno Sendiri, bentuk pemikiran dan politik jangka panjangnya yang tidak sesuai dengan Dewan Jenderal Angkatan Darat. Pada mulanya Soekarno sempat disidang atas dakwaan terlibat gerakan ini dengan bukti-bukti yang cukup konkrit. Tetapi karena Suharto menganut filsafah Jawa, yakni menghormati jasa-jasa orang tertua, makanya tuduhan itu dihilangkan. Sebenarnya dalang pembasmian PKI itu bukanlah Soeharto melainkan Nasution. Saat itu PKI dari hari ke hari makin besar dan kuat. Nasution berpikir bahwa tidak ada cara untuk menghambat PKI selain mengangkat Soekarno menjadi presiden seumur hidup, dengan demikian tidak ada pemilu, walau pun PKI besar, ia tidak akan menang karena tidak ada pemilu.
Pada akhirnya setelah Nasution menjadi ketua MPR, ia mencabut tap presiden seumur hidup Soekarno dan melantik Suharto menjadi presiden walau akhirnya kedua jenderal ini tidak akur karena dwi tunggal fungsi ABRI. Keberhasilan mereka menghancurkan komunis, Indonesia mendadak menjadi negara paling relijius di dunia versis kapitalis Barat. Dan semua orang mengaminkannya, sebab saat itu anggapan orang-orang bahwa komunis itu adalah ateis. Demikianlah pemahaman saya, boleh dong kita berpikir tidak sama. Komunis dan sosiolis itu beda. Komunis adalah bentuk politik sedang sosialis adalah bentuk ekonomi. Bahkan negara kapitalis juga menerapkan secara diam-diam sistem ekonomi sosialis di negera mereka. Misalnya Obama dulu kerap diserang untuk menjegal langkahnya maju sebagai presiden karena sistem sosialisnya. Atau Jonh F Kennedy yang dibunuh karena sistem ini. Perkembangan selanjutnya sistem politik komunis di Rusia bangkrut, kini di sana, komunis hanya menjadi pajangan patung lilin di museum. Namun tidak halnya dengan sosialis, sosialis masih cukup tangguh dan kuat di sana. Di Indonesia ahli ekonomi yang condong ke sosialis langsung dihakami sebagai komunis.
Kemudian kami berbicara sedikit mengenai ranjang besi dan kelambu kupu-kupu. Kau pikir aku tidak paham istilah itu, ya? Mengalungkan mutiara atau berlian di leher istri sebagai wujud cinta kasih itu kan metafora, bentuk lain yang lebih sopan dan terpelajar untuk mengatakan: senggama payudara. Itu belut salah rawa, barangkali rawanya terlalu banyak dipenuhi jangkung keriting liar, enceng gondok atau pakis, sehingga si belut agak sedikit terbeban atau stress. Makanya ia keluar dari rawa itu dan merangkak pelan-pelan ke antara dua bukit.
Di tengah bukit-bukit itu ia melepaskan stressnya dengan cara menggesek-gesekkan diri pada mereka, sama halnya seperti pria yang terbeban yang mendatangi bar untuk mabuk-mabukan hingga muntah. Belut terus saja menggesek-gesek diri diantara dua bukit itu hingga ia pusing dan kemudian muntah. Nah, muntahan ini tumpah di dekat leher, bening dan mirip berlian atau mutiara, makanya dinamakan mengalungkan mutiara atau berlian di leher. Jika muncratan muntahnya terlalu jauh mengenai wajah atau rembut, itu seperti altlet lemper lembing yang memenangkan medali perunggu atau perak namanya. Semestinya untuk menuliskan status ini, aku harus memakai jasa stuntman, agar aku bersih dari segala sesuatu yang berbau lucah, vulgar dan pornografi. Maafkan aku, aku tidak bermaksud lancang. Sekiranya stuntman yang menuliskannya, ia akan langsung menulis ini sebagai: Titfuck.
Postingan ini telah dibagikan pada kanal #Bahasa-Indonesia di Curation Collective Discord community, sebuah komunitas untuk kurator, dan akan di-upvote dan di-resteem oleh akun komunitas @C-Squared setelah direview secara manual.
This post was shared in the #Bahasa-Indonesia channel in the Curation Collective Discord community for curators, and upvoted and resteemed by the @c-squared community account after manual review.
Nice read. I leave an upvote for this article thumbsup