Dokter Salah Diagnosa? (Part 3)

in #indonesia7 years ago

Hai steemians... ketemu lagi dengan ane, sang pasien yang ingin menemukan secercah harapan untuk memiliki sang baby. Kita lanjutkan cerita semalam ya...

Singkat cerita, kamipun menunggu di kursi sofa yang ada di depan receptionis. Tidak seperti kursi tunggu pada umumnya, kursi ini sepertinya kursi mahal yang biasa dipakai diruang tamu. Bentuknya sedikit vintage tapi berkelas, bikin kita nyaman dan gak gelisah menunggu panggilan. Saat menunggu, tiba-tiba saya melihat sosok yang berbeda di balik meja receptionis. saya langsung nyeletuk ke suami, "loh kok bapaknya jadi kurus, bukannya tadi gendut ya?" hahaha seketika saya langsung ngerasa horor. Untungnya suami saya tadi melihat saat terjadi pergantian tugas antara petugas sebelumnya dengan yang sekarang. jadi kebingungan saya bisa terjawab. Mungkin saya terlalu sibuk liatin gadget, jadinya ga nyadar kalo ada yang lewat didepan saya. Petugas yang baru ini terlihat lebih tua, dengan style yang sama, berkumis tebal, rambut tipis, dengan kaos berkerah, bedanya yang ini terlihat kurus dan lebih berumur, sedang yang sebelumnya lebih berisi dan masih tegap. Melihat dari kondisi fisik si bapak, kalau di instansi pemerintah seharusnya karyawan seumur sibapak sudah pensiun, tapi mungkin pihak rumah sakit ini masih bisa mengandalkan dan mempercayakan si bapak bekerja disana.

Ketika azan magrib, suami saya pamit untuk menunaikan sholat magrib di mushola yang berada di lantai 4 rumah sakit. Begitu selesai sholat dia langsung menghampiri saya, suami saya langsung menunjukkan foto di hp nya, sambil berucap, "kamu mau saya tunjukkan sesuatu ga? saya nemuin benda yang unik untuk difoto yang ada di satu sisi gedung ini" begitu saya lihat.. woww...

20171223_183823.jpg

Sebuah Telepon Koin yang masih terawat lengkap dengan instruksi pemakaiannya. Saat itu kami langsung sependapat, bahwa rumah sakit ini sangat menjaga dan merawat apapun yang ada didalamnya, termasuk karyawannya. Thats why sebagian besar karyawan sudah terlihat berusia senja. Mungkin karyawannya betah disini, mungkin rumah sakit ini tidak mudah menggonta-ganti karyawannya, dan sebagainya. Apapun alasannya cuma mereka yang tahu, kecuali kami kepo dan mau mewawancarai mereka satu persatu hahaha..

Semakin banyak karyawan yang bermunculan menjelang pukul 7 malam. Sepertinya rumah sakit ini beroperasi pada malam hari saja, karna sebelumnya rumah sakit ini terlihat sepi. Atau mungkin khusus di bagian praktek obgyn saja, kami memang tidak tahu pastinya. Dan benar saja, sebagian besar suster yang berseragam yang bermunculan ternyata juga berusia senja. Bahkan kami sangat terkejut saat melihat seorang suster yang berjalan saja sudah susah. Seketika saya langsung merasa horor lagi, seseorang dengan kondisi fisik seperti itu harusnya sudah beristirahat di rumah, apalagi ini adalah rumah sakit, tempat pelayanan medis yang membutuhkan tenaga yang sigap untuk merawat pasien. Kesehatan fisik dan jasmani adalah syarat mutlak untuk perawat dan dokter. Langsung terbersit dikepala untuk kabur saja, dan saya sempat menyampaikan maksud itu ke suami saya. Suami saya juga merasa khawatir dengan pelayanan yang akan saya dapatkan nantinya. Tapi tetap meyakinkan saya untuk tenang dan pasrah saja.

Baiklah, saat ini saya hanya bisa pasrah dan berharap semua akan baik-baik saja. Seiring waktu pasien juga bertambah, tapi tidak seramai dokter obgyn kebanyakan. Mungkin karna high season, jadi sebagian besar pasien sedang berlibur. Begitu pukul 7, nama saya dipanggil. Saya dan suami masuk keruangan dokter. Lagi-lagi kami terkesima dengan apa yang kami lihat. Kami seperti masuk keruangan direktur dikantoran. Ruangan itu tidak telihat seperti ruangan praktek dokter. Banyak foto-foto keluarga dokter yang terpajang disitu, juga puluhan plakat penghargaan. Sang Dokter belum terlihat di ruangan itu, tapi untuk seorang dokter jumlah suster yang ada didalamnya terlalu banyak menurut saya. kira-kira 7-8 suster, termasuk suster yang saya khawatirkan tadi. Ternyata didalamnya banyak suster yang muda juga.

Setelah suster mendengar keluhan saya, saya disarankan untuk melakukan pemeriksaan di laboratorium yang ada persis didepan ruangan dokter. Saat ke lab, lagi-lagi kami dikagetkan dengan sosok yang ada didalamnya. jadi kaya film horor deh... kagetan mulu hahaha... Tapi maaf, sepertinya saya sudah mulai lelah nulisnya nih. saya lanjutkan besok lagi ya ceritanya.... biar besok ada bahan lagi untuk ditulis disini, so... ratingnya saya bisa naik deh..

Btw ini cerita bukan hasil mengarang ya... real sesuai fakta yang terjadi... semua keanehan yang terjadi memang nyata. Insya Allah besok mungkin ketemu klimaks dicerita ini.
Breath is Grace.. Keep Thank To Allah SWT

Sort:  

Duh kentang lagi nih. :D

Masih misteri nih :D