Dokter Salah Diagnosa? (Part 2)
Hai steemians... udah nungguin ya kelanjutan ceritaku semalam? Udah kaya sinetron aja ya, pake bersambung segala hehe... Baiklah... saya akan lanjutkan ceritanya.
Jadi singkat cerita akhirnya saya dan suami memutuskan untuk ke salah satu RSIA di medan. Karena kebetulan waktu itu hari sabtu, banyak dokter yang tidak buka praktek di hari itu. Akhirnya karna bingung mau kemana lagi, ketemulah RSIA ini, itupun nemu karna hasil browsing. dan sudah telpon sebelumnya untuk memastikan ada dokternya atau tidak. Alhamdulillah dokternya ada, dan mulai buka klinik dari pukul 7 malam. pukul 6 kami sudah sampai disana. Sesampainya di rumah sakit, banyak hal yang membuat kami terkesima, antara kaget, takjub dan sedikit merasa aneh. Bingung juga mengekspresikannya. hahaha...
Dimulai saat kami masuk, aura rumah sakit yang pada umumnya kurang berasa buat kami. kami seperti memasuki sebuah lobi hotel tua yang sangat terawat dan bersih. Dalam hati bertanya-tanya, ini bener rumah sakit atau kita salah gedung? kami bertemu receptionis dan menyampaikan tujuan kami kesana untuk bertemu dokter obgyn, receptionis mengarahkan kami ke meja recepctionis yang lebih kecil yang berada terpisah kira-kira 5m disebelahnya. dalam hati merasa lega, karna kami memang gasalah gedung. kamipun berpindah ke meja yang dia maksud. Dan waw... kami kaget ketika melihat petugas yang berada dibalik meja itu. Pertanyaan kembali muncul dikepala, saya dan suami saling pandang dengan tampang kebingungan, kita ga salah tempat kan hon? hahaha.. You know guys..? Sosok yang muncul dari balik meja adalah laki-laki setengah baya kira-kira berumur 50 an lebih dan berperawakan seperti polisi dengan perut yang buncit dan kumis yang tebal, memakai kaos berkerah yang dimasukkan rapi kedalam celana. Wow saya belum pernah bertemu petugas kesehatan seperti itu, apalagi posisinya sebagai receptionis yang biasanya didominasi kaum hawa, kalaupun laki-laki setidaknya masih mudalah..
Keunikan yang munculpun berlanjut, saat si bapak receptionis mengeluarkan sebuah mesin tik untuk mencatat data pasien. "Whatttt?" suamiku latah, tapi untungnya hanya setengah berbisik ke saya. Jadi si bapak ga dengar. hahaha wajar saja suamiku tercengang, dia yang selama ini bergelut dengan dunia digital ternyata dipertemukan dengan instansi yang masih menggunakan mesin tik di era digital ini. Prihatin ada, tapi rasa penasaran juga ada. Kenapa mereka masih menggunakan mesin tik, padahal dimana-mana semua sudah terkomputerisasi. Setelah si bapak mencatat data kami, kami dipersilahkan menunggu karna dokter baru akan datang setelah magrib. Untungnya kami ada pada antrian pertama. Ntah kebetulan atau tidak, tapi sepertinya yang datang memang tidak begitu ramai.
Ok guys, maaf ni kalo belum bisa lanjut ceritanya. karna sudah hampir jam 12 malam, mata sudah ngantuk hehe... Masih banyak lagi keunikan-keunikan yang terjadi, tapi insya Allah besok akan saya lanjutkan. Biar steemians ga capek juga baca kepanjangan.. hehe..
Breath is Grace.. Keep Thank To Allah SWT..
Wahhh cepat kali bsambung nya haha
ditunggu-tunggu ya kan, kayak cerpen
Mayan baca cerpen gratis.. iye kan? 😂 Hahaha
Wahahaha... biar panjang, rencananya mau ngalahin sinetron tersanjung 😂
Untuk Receptionis laki2 berusia tua mungkin ngk di rs itu aja kak rs lain mungkin ada jga pegawainya seperti itu tapi untuk mesin tik di situ yg rada2 unik klo d lihat di zaman digital skrg
Wah terpotong dechh ceritanya di tunggu episode selanjutnya ya kak
Hahaha siap... 86
Cerita yang sangat menarik..
Sebentar lg tyang di bioskop ni... semalam udh ketemu sutradara hahaha
Cocoknya di FTv karena ada episode2 nya.. Haha
Ini bukan episode, tapi trilogy hahaha