ENERGI TERBARUKAN INDONESIA
Seperti diketahui Indonesia kaya akan sumber energi baru terbarukan. Meski begitu sumber energi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Terkait hal tersebut dilakukan Techtalk dengan mengusung tema “Energi Terbarukan Indonesia, Agar Tidak Sebatas Potensi.” Kegiatan tersebut diselenggarakan di Habibie Center, Jakarta (31/7). Hadir sebagai pembicara dalam acara tersebut Ketua IDST, The Habibie Center / Dewan TIK Nasional Ilham A. Habibie, Direktur PLN Nicke Widyawati, Direktorat Bioenergi Sudjoko Harsono, Ketua Bidang Legal, Advokasi Kebijakan&Regulasi METI Paul Butarbutar dan Kadiv Teknik Energi Terbarukan IPB Sri Endah Agustna.
Dalam pemaparannya Nicke Widyawati menjelaskan bahwa PLN menargetkan pembangkit listrik 77,9 GW untuk jangka waktu 10 tahun kedepan. Target tersebut diupayakan untuk meningkatkan perkembangan ekonomi nasional. “Infrastruktur listrik dapat mengembangkan pertumbuhan ekonomi seluruh Indonesia,” ujar Nicke.
Namun dengan energi dan sumber daya batubara yang terbatas, PLN ingin menghasilkan listrik yang berasal dari energi terbarukan bersama Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM.
Dari data yang diperoleh Kementerian ESDM, energi baru dan terbarukan hanya digunakan sebesar 7,7 persen pada 2016 untuk energi primer. Sedangkan 34,6 persen energi primer menggunakan batu bara, 33,8 persen minyak bumi, dan 23,9 persen gas bumi.
Sementara itu berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2012 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), Kementerian ESDM menargetkan penggunaan EBT sebagai energi primer sebesar 25 persen pada 2025.
Selain menambah pembangkitan listrik, PLN juga akan menargetkan agar biaya listrik yang terjangkau untuk masyarakat Indonesia. “Jika listrik sudah sampai ke depan rumah tapi masyarakat tidak sanggup membeli, itu sangat bahaya,” jelasnya. Tidak itu saja, PLN juga berencana membuat sebuah sistem interkoneksi untuk pulau-pulau besar seperti Jawa, Bali, dan Sumatera. “Untuk pulau-pulau kecil seperti NTT, sebagian Papua, dan Maluku yang punya banyak pulau-pulau kecil akan dibuat isolated system,”papar Nicke.
Dalam kesempatan tersebut Nicke juga memaparkan Strategi Pengembangan Energi Baru Terbarukan, yaitu pengembangan pembangkit EBT tetap memperhatikan supply-demand, kesiapan system dan keekonomian.
PLN akan memanfaatkan sumber energi terbarukan dari jenis energi aliran dan terjunan air, energi panas bumi (termasuk skala kecil/modular), biofel, energi angin, energi sinar matahari, biomassa dan sampah dan lain-lain serta mendukung upaya RE-BID (Renewable Energy Based on Industrial Development). Khusus mengenai PLTS, digalakkan mengembangkan centralized PV untuk melistriki banyak komunitas terpencil yang jauh dari grid pada daerah tertinggal, pulau-pulau terluar lainnya.
Strategi pengembangan EBT yang lain adalah PLTS hybrid dengan PLTD. Strategi ini diprioritaskan untuk daerah yang jam nyala-nya rendah (dibawah 12 jam/hari), umumnya di Indonesia Timur.
Selain itu, pengembangan micro grid untuk daerah-daerah isolated. Daerah yang dalam 2-3 tahun kedepan belum direncanakan untuk dibangn distribusi atau pembangkit thermal kecil diusulkan untuk menggunakan PLTS. **
IN ENGLISH LANGUAGE:
As is known Indonesia is rich in renewable energy sources. Even so the source of energy has not been optimally utilized. Related to this matter conducted Techtalk with theme "Renewable Energy Indonesia, Not to Seek Potential." The activity was held at Habibie Center, Jakarta (31/7). Present as speakers in the event IDST Chairman, The Habibie Center / National ICT Council Ilham A. Habibie, PLN Director Nicke Widyawati, Director of Bioenergy Sudjoko Harsono, Head of Legal, Policy & Regulatory Advocacy METI Paul Butarbutar and IPB Renewable Energy Technologist Sri Endah Agustna.
In his presentation Nicke Widyawati explained that PLN is targeting 77.9 GW power plant for the next 10 years. The target is strived to improve the national economic development. "Electricity infrastructure can develop economic growth throughout Indonesia," said Nicke.
But with limited energy and coal resources, PLN wants to generate electricity coming from renewable energy with the Directorate General of Renewable Energy and Energy Conservation (EBTKE) of the ESDM Ministry.
From data obtained by the ESDM Ministry, new and renewable energy is used only for 7.7 percent in 2016 for primary energy. While 34.6 percent of primary energy uses coal, 33.8 percent of petroleum, and 23.9 percent of natural gas.
Meanwhile, based on Presidential Regulation No. 22 of 2012 on the General Plan of National Energy (RUEN), the ESDM Ministry targets the use of EBT as primary energy by 25 percent by 2025.
In addition to generating electricity, PLN will also target affordable electricity costs for Indonesians. "If electricity has reached the front of the house but people can not afford to buy, it is very dangerous," he explained. Not only that, PLN also plans to create an interconnection system for large islands such as Java, Bali and Sumatra. "For small islands such as NTT, parts of Papua and Maluku that have many small islands will be made isolated system," said Nicke.
On the occasion Nicke also explained the Renewable Energy Development Strategy, which is the development of EBT plants still pay attention to supply-demand, system readiness and economics.
PLN will utilize renewable energy sources from the types of flow energy and waterfall, geothermal energy (including small / modular scale), biofel, wind energy, solar energy, biomass and waste and others and support the efforts of RE-BID (Renewable Energy Based on Industrial Development). Specifically with regard to PLTS, it is encouraged to develop centralized PVs to enrich many remote communities away from the grid in lagging regions, other outer islands.
Another EBT development strategy is PLTS hybrid with PLTD. This strategy is prioritized for areas with low flare-hours (under 12 hours / day), generally in eastern Indonesia.
In addition, the development of micro grid for isolated areas. Areas that in the next 2-3 years have not been planned for distribution or small thermal generating plants are proposed to use PLTS. **
KOMUNITAS STEEMIT INDONESIA
#post
wow
Dari data yang diperoleh Kementerian ESDM, energi baru dan terbarukan hanya digunakan sebesar 7,7 persen pada 2016 untuk energi primer. Sedangkan 34,6 persen energi primer menggunakan batu bara, 33,8 persen minyak bumi, dan 23,9 persen gas bumi.
Sementara itu berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2012 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), Kementerian ESDM menargetkan penggunaan EBT sebagai energi primer sebesar 25 persen pada 2025.
Datanya bagus @mukhtar
Hanya mengabarkan kepada masyarakat agar semua tahu terobosan terobosan apa yang saat ini sedang dilakukan oleh pemerintah khususnya PLN dalam mencari sumber sumber energi baru untuk memperkuat sistim kelistrikan di Indonesia.
Di Indonesia khususnya Aceh sangat banyak sumber sumber energi terbarukan yang wajib digali oleh pemerintah untuk memajukan sistim kelistrikan kita agar kita benar benar terbebas dari defisit daya listrik sehingga dengan demikian investor pun akan dengan mudahnya melakukan investasi ditempat kita.
@mukhtar.juned
Keren @mukhtar.juned
Dear abgda @masriadi, Hanya mengabarkan kepada masyarakat agar semua tahu terobosan terobosan apa yang saat ini sedang dilakukan oleh pemerintah khususnya PLN dalam mencari sumber sumber energi baru untuk memperkuat sistim kelistrikan di Indonesia.
Di Indonesia khususnya Aceh sangat banyak sumber sumber energi terbarukan yang wajib digali oleh pemerintah untuk memajukan sistim kelistrikan kita agar kita benar benar terbebas dari defisit daya listrik sehingga dengan demikian investor pun akan dengan mudahnya melakukan investasi ditempat kita.
@mukhtar.juned