Tak perlu Beli Daging
Ada berkah besar pada moment Iduladha tahun 2018, saya tidak perlu belanja daging meugang karena kampung tempat saya tinggal, menyediakan daging gratis yang pendanaannya bersumber dari dana gampong.
Sebagai wartawan, saya tentunya mempublikasikan kabar tersebut kepada khalayak melalui media yang saya pimpin. Banyak yang memberikan apresiasi, akan tetapi tidak kurang selain memberikan apresiasi kepada kampung kami, juga mengkritik kampung lain yang tidak bisa seperti kami, walau semua kampung mendapatkan Dana Desa dari Presiden Joko Widodo.
Dana Desa bersumber dari hutang pemerintah yang diusahakan oleh Presiden kepada negara lain, dalam hal ini saat sekarang hutang RI diberikan oleh Republik Rakyat China (RRC) atau seringpula disebut Republik Rakyat Tiongkok, yang secara ideologi politik menganut komunisme, tapi menganut pula liberal dalam paham ekonomi pasar.
Tiongkok adalah negara tua, China adalah bangsa tua dengan peradaban yang sangat tinggi, mereka merupakan salah satu bangsa penakluk yang memiliki reputasi hebat di berbagai bidang. Pemerintahnya yang otoriter di bidang politik tapi sangat tegas terhadap pelaku ekonomi kapital dari luar. Tidak ada teknologi yang boleh masuk bila tidak membuka kantor di sana, serta harus alih teknologi. Untuk itu, selain banyaknya bahan kebutuhan dunia yang diproduksi di China, mereka juga bangsa "peniru" yang serba bisa. Soal harga barang produksi mereka yang diklaim murah, itu sangat tergantung dari model dan barang yang disediakan. Keunggulan lainnya, tenaga kerja di sana yang lebih bersahabat dengan industri. Demo suatu yang diharamkan di sana, konon lagi kalau ingin mengganti presiden dengan kampanye yang tidak beradab.
Kita sungguh beruntung tinggal di Indonesia, bisa bebas memaki presiden, memfitnah presiden, sembari mengkorupsi apapun yang diberikan negara untuk kepentingan rakyat. Rakyat lapar, uang negara habis, kita tetap aman sentausa.
Kembali ke kebijakan kampung kami yang keren itu, warga sangat antusias menyambut terobosan itu, bagi warga kepala desa kami sudah melakukan sesuatu yang luar biasa. Itulah energi positif, walaupun kebijakan lahir itu dari rembuk bersama para elit kampung, tetap pemimpin tertinggi yang diapresiasi. Bagi yang itu bukan sebuah masalah, karena tujuan saya pribadi ingin Dana Desa bisa dirasakan langsung oleh warga di lapisan paling bawah.
Meugang kali ini saya mendapatkan lebih kurang tiga kilogram daging. Ini sungguh keren. Banyak senyum yang merekah di hari itu, para fakir yang berbahagia. Namanya sebuah kegiatan manusia, tentu tidak ada yang sempurna, semuanya ada kekurangan. Tapi sedikit noda dalam sebuah perhelatan besar tentu tidaklah menjadi catatan buruk.