"Tradisi Pemamanan Di Aceh Tenggara"
Assalamualaikum..
Kali ini saya akan mencoba menjelaskan atau lebih tepatnya sedikit bercerita tentang satu tradisi ditempat tinggal saya sendiri, yaitu di Kutacane, Aceh Tenggara.
Di Kutacane dihuni atau ditempati oleh beragam suku, namun suku yang lebih dominan disini adalah suku Alas, Gayo dan batak. Setiap suku inipun memiliki adat dan tradisi mereka masing masing, nah kali ini saya akan bercerita tentang adat atau tradisi salah satu suku di Kutacane ini yaitu “Suku Alas”.
Di Kutacane ada satu tradisi, yang dilakukan pada saat acara pesta perkawinan. Yaitu “Pemamanan”. Istilah “Pemamanan” ini tidak lepas dari kata “Paman”, yaitu laki laki dari garis “Adik-Ibu” atau “Abang-Ibu”. Masyarakat alas ini pun menyakini dan sudah mempercayai paman sebagai penanggung jawab atas perhelatan pesta sunatan atau perkawinan keponakannya. Harga diri atau marwah setiap paman dipertaruhkan untuk kesuksesan pesta tersebut.
Paman disini bertanggung jawab atau bertugas untuk memberikan tunggangan kuda kepada anggota keluarga keponakannya tersebut. Paman mencari atau menyewakan beberapa ekor kuda untuk dipakai dan ditunggani pada saat pesta tersebut. Selain memberikan kuda kepada keluarga keponakannya, paman juga bertanggung jawab atas segala permintaan yang diminta oleh ibu dari keponakannya ini yang dianggap sebagai kado dari pamannya ini. Permintaan tersebut bisa berupa lemari, tempat tidur, rak piring, lemari hias atau peralatan peralatan rumah lainnya, tetapi tidak semuanya harus diberi, cukup dipilih salah satu saja dari permintaan tersebut.
Tidak sampai disitu saja, status keluarga keponakan pun turut mempengaruhi beban paman ini, karena jika keluarga keponakannya orang yang kaya atau orang terpandang maka tentu saja pesta yang dilaksanakan pun akan besar dan meriah, kalau sudah begini bisa jadi permintaan keluarga keponakan pun semakin besar, permintaan tersebut bisa jadi seperti emas, uang, kulkas bahkan sepeda motor. Bahkan terkadang pihak keluarga langsung melengkapi kebutuhan pesta dan alat alat rumah tangga anaknya , dan setelah pesta itu selesai catatan keuangan yang telah dipakai untuk semua kebutuhan pesta atau alat alat rumah tangga itu pun diberikan kepada paman. Apabila pamannya lebih dari satu orang maka mereka bisa saling berbagi atau saling menyumbang untuk membayar semua tagihan atau untuk menyewa kuda.
Nah disini baru saya akan mejelaskan bagaimana sebenarnya gambaran pemamanan itu, pemamanan itu orang orang yang menaiki atau menunggangi kuda ini akan mengenakan pakaian adat alas, orang yang menaiki kuda inipun bisa bergai kalangan mulai dari anak hingga orangtuanya. Dan biasanya kuda yang paling depan ini contohnya untuk acara pernikahan. Kuda yang paling depan akan dinaiki oleh pengantin wanita, dan dikuda kedua akan dinaiki pengantin pria, tetapi biasanya pengantin ini tidak sendirian, mereka akan menaiki kuda dengan satu anak anak didepan mereka masing. Lalu untuk kuda selanjutnya akan disusul oleh keluarganya.
Biasanya jika mau menaiki kuda ini, jarak dari titik berangkat ke tempat acara pesta itu sekitaran 1-1.5 KM. dan diiringi lagu khusus Alas yang dikenal dengan “Melagam” dan dibelakang kuda ini akan diikiuti rombongan keluarga si paman. Rombongan ini biasanya akan menaiki sepeda motor, mobil pribadi maupun mobil sewa. Pada saat kuda kuda ini berjalan maka setiap kuda akan dikawal oleh dua orang pemuda, bisa jadi pemuda itu adalah pemuda kampung atau pemuda suruhan atau bawakan sipemilik kuda yang di sewa ini. Tetapi sekarang pemuda yang bertugas untuk mengawal kuda kuda ini adalah pemuda bawakan dari sipemilik kuda yg disewa, karena pemuda kampung sudah bertugas atau sudah bersiap untuk menghidangi tamu yang datang dirumah pesta tersebut.