"Kerak Peradaban Aceh" (Acehnologi III : 22)
Assalamualaikum..
Saya akan merevie kembali buku acehnologi volume III lanjutan dari buku volume II.
Pada bab ke-22 ini akan membahas tentang “Kerak Peradaban Aceh”, mempelajari tentang kerak peradaban aceh ini hampir sama dengan mempelajari tentang sejarah. Dalam mempelajari kerak peradaban aceh ini kita diajak untuk mengingat dan mengetahui serta sadar akan arti pentingnya suatu peradaban untuk kemajuan bangsa saat ini.
Sama halnya dalam kehidupan kita sendiri, kita pasti mempunyai sejarah hidup, dari kita kecil sampai kita dewasa, serta siapa saja yang pernah ada dihidup kita. Dan sejarah itulah yng nantinya akan menjadi pembelajaran serta menjadi pedoman untuk hidup kita agar menjadi lebih baik dan maju lagi. Seperti yang sering dikatakan oleh orang bijak, pengalaman hidup adalah guru terbaik. Makna yang dapat saya petik dari kata kata itu adalah pengalaman dan sejarah itu adalah motivasi serta bimbingan terbaik buat kita, dengan adanya kesalahan kesalahan dimasa lalu kita akan dapat memperbaikinya dimasa depan.
Begitu juga dengan sejarah serta peradaban bangsa kita, bangsa ini sangat membutuhkan masyarakat yang tau dan sadar mengenai peradabannya. Suatu bangsa ini akan maju apabila memiliki masyarakat yang peduli dan sadar akan peradaban bangsanya. Karena sebelum bangsa itu maju pasti terdahulunya bangsa itu memiliki serpihan serpihan peradaban mereka, serpihan serpihan yang nantinya akan membuat bangsa mereka maju seperti saat ini.
Aceh juga mempunyai kerak peradabannya sendiri, aceh banyak memiliki sejarah-sejarah atau kerak peradaban yang tidak bisa dilupakan hingga masa keemasan atau masa kegemilangan di aceh. Aceh juga memiliki jasa yang begitu besar kepada Indonesia, dengan memberikan sumbangan kepada Indonesia. dan dengan segala keunikan, kedermawanan serta semua keistimewaan yang dimiliki aceh, aceh berhasil dianugrahi gelar “istimewa”. Dari seluruh daerah yang ada diindonesia hanya ada dua daerah yang mampu meraih gelar istimewa, yaitu “Aceh” dan “Yogyakarta”. Dengan adanya gelar istimewa ini membuat aceh bisa mengurus sendiri urusan otonomi daerah mereka, budaya serta permasalahn-permasalahan yang ada didalamnya. Dan juga aceh bisa menerapkan syariat islam didalam kehidupan masyarakat aceh, dan setiap kali orang mendengar nama aceh pasti yang terlintas dipikiran mereka adalah adat istiadat serta syariat yang begitu kental diaceh.
Namun sayangnya gelar “istimewa” itu tidak cukup kuat untuk membuat aceh kembali jaya serta mencapai masa kegemilangannya lagi, aceh sekarang sudah banyak terjadi konflik dan permasalahan , ditambah lagi adanya pemimpin yang tidak mampu mewujudkan dan menunjukkan arti dari ke”istimewaan”di aceh ini, dan tidak bisa membawa perubahan yang berarti bagi provinsi aceh ini.
Tidak seperti di Yogyakarta , Yogyakarta yang juga dianugrahi gelar istimewa nyatanya bisa lebih unggul dan benar-benar istimewa jika dibandingkan dengan aceh. Walaupun Yogyakarta ini tidak sekaya dan sesejahtera aceh, tetapi mereka masih mempertahankan kebudayaan mereka yang masih berpusat pada kraton, dan masyarakatnya yang tetap bersatu padu dan bersahaja, dan yang tidak kalah istimewanya Yogyakarta juga disebut dengan kota yang penuh dengan ilmu pengetahuannya serta menjadi kota pelajar untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya. Mungkin gelar istimewa yang diberikan kepada Yogyakarta ini mampu dikelola serta digunakan dengan sangat baik oleh mereka.