Indonesia #5: Pahlawanku Seluruh Rakyat Indonesia
Hari ini adalah tanggal 10 November dan bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan bagi seluruh rakyat Indonesia. Hari yang menjadi sangat penting untuk mengingat dan mengenang semua jasa perjuangan para pahlawan yang telah memberikan banyak sekali bagi Indonesia. Apa yang kita berikan barangkali tidak ada artinya dengan apa yang telah mereka berikan kepada kita. Kini kita hanya bisa menikmati dan meneruskan semua perjuangan mereka, lantas apakah kita mau melanjutkannya?
Kita seringkali mengeluh dan marah atas semua keburukan yang terjadi di tanah air kita tercinta ini. Kita cenderung untuk tunjuk jari dan saling menyalahkan. Merasa bahwa kita sudah sangat dirugikan dan tidak diperlakukan sebagaimana sepatutnya dan selayaknya. Setiap hari selalu saja ada protes dan segala kata-kata tidak baik yang keluar untuk mengungkapkan semua rasa yang tidak enak itu.
Jika kita mau mempertanyakan kembali pada diri sendiri, sesungguhnya apa yang sudah kita berikan pada negara ini? Berapa banyak yang sudah kita terima dan bandingkan dengan apa yang kita berikan? Pajak? Bandingkan uang setoran pajak yang sudah kita berikan dengan segala fasilitas yang ada, seperti jalan saja, berapa banyak uang yang harus kita keluarkan dari kocek sendiri bila ingin membuat jalan untuk kita sendiri?!
Benar, bahwa semua itu adalah uang yang didapat dari seluruh rakyat Indonesia, dan memang rakyat Indonesialah yang sebenarnya “tuan” atas negeri ini. Mereka semua yang bekerja pada negara dan pemerintahan, mendapatkan gaji dan sesungguhnya bekerja untuk rakyat Indonesia. Sehingga memang tidak selayaknya rakyat itu ditindas, yang namanya “tuan” seharusnya dihormati. Yang namanya pegawai pun seharusnya tahu diri dan bekerja sepenuhnya untuk yang memberikan gaji, bukan untuk orang lain ataupun kelompok sendiri.
Hal ini sendiri tidak disadari oleh kebanyakan rakyat Indonesia. Rasanya hebat betul bila sudah berjumpa dengan pejabat dan bahkan menyanjung mereka. Lupa yah, bahwa merekalah yang seharusnya menyanjung kita sebagai rakyat Indonesia. Ingat, kitalah yang menjadi “tuan”, bukan mereka! Wajarlah jika kemudian mereka pun “melunjak”, salahkan diri sendiri yang juga tidak sadar atas siapa diri yang sebenarnya. Tidak perlu kemudian menyalahkan siapapun, salahkanlah diri sendiri saja dan beranikan diri untuk mulai berpegang pada kebenaran, walaupun itu harus menjadi yang berbeda.
Oleh karena itulah juga, yang saya anggap sebagai pahlawan bagi Indonesia adalah seluruh rakyat Indonesia sendiri. Tanpa rakyat Indonesia, maka Indonesia ini mau menjadi apa? Tanpa rakyat maka tidak akan ada pemerintahan. Tanpa rakyat, siapa yang bisa membayar seluruh pengeluaran negara ini? Tanpa rakyat, siapa juga yang bisa membangun seluruh fasilitas yang ada?!
Namun demikian, rakyat sendiri pun harus sadar penuh bahwa tidak ada yang bisa dibangun oleh sendiri. Indonesia membutuhkan kesatuan seluruh rakyat Indonesia yang kuat untuk bisa mencapai tujuan. Bila masing-masing merasa paling hebat, paling benar, dan paling tahu maka akan sangat mudah dicerai-berai dan diadu domba. Sehebat apapun kekuatan yang kita miliki, maka akan selalu membutuhkan seluruh rakyat Indonesia untuk bisa mendapatkan segala fasilitas yang dibutuhkan dan juga untuk benar bisa bergerak maju. Percuma saja memperdebatkan soal idealisme yang sudah ketinggalan jaman, primordialisme sebaiknya ditinggalkan saja. Hiduplah untuk masa depan, bukan untuk masa lalu.
Bukan berarti kemudian kita pun mengabaikan sejarah dan perjuangan di masa lalu, tetapi bila kita benar menghormati mereka, maka teruskanlah perjuangan mereka. Perjuangan untuk bisa menjadi sebuah negara yang merdeka, adil, makmur, dan sejahtera. Tidak ada cara lain dalam menggapainya selain bersikap rendah hati dan beriman bahwa semua yang ada di Indonesia ini adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa, baik itu perbedaan maupun segala keragamannya. Lakukanlah semua hanya karenaNya, dariNya, olehNya, dan untukNya.
Bila kita semua sudah mampu untuk merendahkan hati dan benar beriman padanya, melakukan apapun karenaNya, olehNya, dan untukNya, maka kita baru bisa menjadi manusia yang adil dan beradab. Sama seperti apa yang dilakukan oleh pahlawan kita di masa lalu. Mereka tidak perlu berpikir panjang untuk membangun negeri ini dan beralasan segala macam, mereka tahu persis apa yang harus didahulukan, mereka tahu persis bahwa kewajiban itu lebih harus didahulukan daripada hak. Manusia yang beradab tidak perlu menuntut hak, tetapi akan terus berusaha keras menunaikan kewajibannya, sebab tahu persis bahwa hak itu akan diberikan bila semua kewajiban ditunaikan. Serahkan saja kepada Yang Maha Kuasa, yang Maha Adil dan Maha Tahu. Untuk apa pusing dengan manusia-manusia yang tidak mengerti?!
Keseimbangan atas keadilan dan beradab, akan membentuk kesatuan yang kuat dan kukuh sehingga kita bisa mencapai cita-cita dan tujuan, yaitu negara yang adil, makmur, aman, dan sejahtera. Sistem untuk menggapai semua itu pun akan dengan sendirinya terbentuk, tanpa harus ada paksaan ataupun argumentasi yang tidak jelas. Oleh karena itulah, musyawarah mencapai mufakat lebih mulia dan terhormat serta demokratis, apapun bisa diselesaikan tanpa harus ada pertentangan di dalam musyawarah. Memang butuh kematangan, kedewasaan, kerendahan hati, dan sekali lagi keadilan yang beradab untuk mampu bermusyawarah dengan baik. Kalau masih egois, memaksa, dan mau menang sendiri, maka nikmatilah sistem pemilihan umum yang dikuasai oleh partai-partai itu lagi. Enak, kan, dibodohi terus?!
Tidak perlu kemudian kita jauh ke mana-mana dan mengurusi negara, mulai saja di Steemit ini. Mampukah seluruh Steemian Indonesia untuk mau merendahkan hati, berkreasi karenaNya, dariNya, olehNya, dan hanya untukNya? Ataukah memang masih hanya untuk mencari upvote dan ranking serta kedudukan?! Atau juga masih suka-suka dan asal saja dalam posting, tidak peduli itu mencuri dan menjadi plagiat sekalipun? Bagaimana kemudian bisa menjadi adil dan beradab bila masing-masing juga merasa paling hebat dan paling benar? Bagaimana bisa menjadi satu bila yang diburu adalah upvote dan kedudukan? Sementara kita semua sadar kita butuh uang, tetapi apakah harus diburu dengan cara sedemikian rupa?!
Pahlawan, itu juga. Bagaimana kita bisa merasa bahwa kita ini adalah pahlawan bila kita melupakan jasa orang yang sebelumnya sudah berbuat banyak pada kita di Steemit ini? Bagaimana juga kita menjadi pahlawan bila selalu menginginkan balas budi dan timbal balik? Di manakah ketulusan seorang pahlawan itu?!
Bagi saya, seluruh Steemian adalah pahlawan, karena tanpa semua Steemit ini tidak akan berjalan dengan baik dan berlangsung lama. Tanpa ada Steemian yang lain pun, kita tidak bisa apa-apa. Siapa yang mau membaca posting kita dan memberikan upvote jika tanpa semua? Kita sudah pasti saling membutuhkan, sehingga tidak perlu merasa ekslusif dan memisahkan diri. Tidak usah mengeluh dan banyak alasan, posting saja yang original dan berkualitas serta konsisten. Untuk apa terlibat dalam intrik bila diri sendiri pun masih belum mampu untuk melakukan segala sesuatu karenaNya, olehNya, dariNya, dan untukNya? Sanggupkah untuk benar menjadi seorang pahlawan?!
Yuk, mari kita introspeksi diri bersama-sama di Hari Pahlawan ini. Maukah kita melanjutkan perjuangan atau menyerah dan lebih memilih untuk merasa benar dan hebat sendiri?! Selamat Hari Pahlawan! Jadilah Pahlawan sejati yang penuh ketulusan, keikhlasan, dan cinta untuk semua agar Indonesia benar merdeka.
Bandung, 10 November 2017
Salam hangat selalu,
Mariska Lubis
Seorang pahlawan, terkadang juga tidak terlihat. Ada juga sniper yang bekerja dalam kesendirian, bahkan temannya pun tak tahu lokasinya dimana. Dia membunuh musuh, dan melindungi teman2nya..
Bukankah, ia juga pahlawan?
Come on, jangan pernah menyalahkan berbargai strategi perjuangan dalam bersteemit
Yup... Tidak ada yg perlu disalahkan semua juga usaha dan mencoba. Masing2 biarlah mencari tahu dan berusaha untuk mendapatkan cara terbaik. Bukankah begitu adikku @razack-pulo?
Salam kenal Pak @razack-pulo. Kenalkan saya @jharyadi, pendatang baru di Steemit Indonesia. Kalau ada waktu dan sempat, mohon kunjungi blog saya. Saya sangat senang kalau Bapak mau memberi masukan.
Salam pena kreatif
Noted : Keseimbangan atas keadilan dan beradab, akan membentuk kesatuan yang kuat dan kukuh sehingga kita bisa mencapai cita-cita dan tujuan, yaitu negara yang adil, makmur, aman, dan sejahtera. Sistem untuk menggapai semua itu pun akan dengan sendirinya terbentuk, tanpa harus ada paksaan ataupun argumentasi yang tidak jelas. Oleh karena itulah, musyawarah mencapai mufakat lebih mulia dan terhormat serta demokratis, apapun bisa diselesaikan tanpa harus ada pertentangan di dalam musyawarah. Memang butuh kematangan, kedewasaan, kerendahan hati, dan sekali lagi keadilan yang beradab untuk mampu bermusyawarah dengan baik. Kalau masih egois, memaksa, dan mau menang sendiri, maka nikmatilah sistem pemilihan umum yang dikuasai oleh partai-partai itu lagi. Enak, kan, dibodohi terus?!
Perfect writing kkqu @mariska.lubis, terharu saya 😢
Hiks... @mukhtar.juned
Saya setuju bahwa tidak mesti yang menenteng senjata dikatakan pejuang, dan yang menjadi permasalahan sekarang juga itu. Padahal berhasilnya suatu bangsa dalam mencapai kemerdekaan, adalah karena bersama-sama dan berbuat sesuai dengan kemampuan masing-masing Buk @mariskalubis, tapi yang terjadi terhadap pejuang kita sebaliknya, malah ada yang smpai harus berurusan dengan pengadilan karena menuntut haknya. Hehehehehe....
Yah begitulah terkadang orang lebih suka menuntut hak daripada menunaikan kewajiban @safwanism
Untuk mengenang jasa para Pahlawan, Hening Cipta dimulai.
mari @aktualbireuen.
Postingan yang sangat mendidik, terima kasih @mariska.lubis telah berbagi.
Terima kasih @teukukhaidir.
Selamat Hari Pahlawan..... semoga kita juga bisa menjadi pahlawan bagi diri sendiri maupun orang-orang di sekeliling kita.
Amin... Selamat Hari Paglawan juga @ihansunrise.
Penulisan yang sangat bagus buk mariska.
Terima kasih @abupasi.alachy.
setuju mbak, nggak perlulah muluk-muluk mengurusi negara, bela negara atau apalah. Lakukanlah langkah kecil namun nyata.
Terima kasih inspirasinya mbak @mariska.lubis
Iya mulai saja yg bisa dan mampu dilakukan... Salam hangat yah @patriciadian
Salam hangat juga buat mbak @mariska.lubis
Pencerahan buat aku nih... Aku berusaha tak terlibat intrik.
Meski kadang terjebak intrik juga, spt bbrp orang membawa nama kita unt mendapat delegasi, tetapi delegasi dipakai unt akun akun hantu pribadinya. Efeknya malas menulis, atau menulis seadanya.
Jika sudah dmk, ingat kata kata kakak, Menulislah sebaik mungkin, abaikan target upvote atau comment sanjungan. Upvote bkn segalanya, uang bkn segalanya. Cocok kakak rasa?
Iya @kakilasak, itulah sy tak mengerti kok orang sampai sedemikian rupa jahat sama kawan sendiri, padahal semua sama2 berjuang di sini. Lebih baik fokus saja ya dengan postingan yang berkualitas dan original.
Setuju kak, dan spt yg kakak bilang, jgn lupa dengan mreka yg dulu di elukan, yg dulu di setiap akhir postingan diucapkan beribu2 terimakasih, dan disaat sudah "pandai" postingan akhir tu tak ada lg, bahkan dilupakan hehe. Makasih kakak awak :)
Kita tetap tak boleh lupakan jasa @aiqabrago dan @levycore di steemit ini, mereka berdua sangat besar jasanya.
Saya setuju sekali dengan opini Kak @mariska.lubis. Seorang Pahlawan tdk harus terlibat dlm peperangan dan menggotong senjata. Keren! Selamat Hari Pahlawan. Semoga kita akan menjadi Pahlawan untuk semua.
Salam sayang,
Salam hangat penuh cinta selalu untukmu adikku @bahagia-arbi.