Steemit Sebagai Media Komunitas
Selama ini, steemit kita posisikan sebagai media sosial, sahingga Steemit kita samakan dengan facebook atau sama seperti Raddit atau blog lainnya. Tidak ada yang salah, dan postingan ini juga tidak dalam rangka menyalahkan, biarlah para ahli yang menguraikan lebih lanjut, ada atau tidak ada pengklasifikasian baru, bukan itu yang menjadi point of view dari postingan ini.
Semakin dalam bergaul di Steemit ini, apalagi ketika Komunitas Steemit Indonesia (KSI) semakin tumbuh, saya menemukan warna yang lebih dari sekedar apa yang terjadi di media sosial biasa, misalnya seperti di facebook.
Di media yang baru saja melarang iklan cryptocurrency ini, hubungan sosial yang terbangun lebih sebagai hubungan sharing informasi dan atau tempat bertemunya teman/keluarga, atau media berbagi kabar dan media kumunikasi. Lebih dari itu, juga bisa menjadi media promosi. Pelarangan iklan cryptocurrency sempat dipercaya sebagai penyebab turunnya semua aset digital yang ada.
Terkini, facebook dan twitter juga menjadi sarana komunikasi politik, dan ketika terbentuk dua kubu yang berbeda dalam cara melihat dan menafsir pesan dan informasi terjadilah benturan, awalnya sekedar hangat tapi kerap sekali panas dan ujungnya bisa merobek ikatan sosial.
Media sosial memang telah memberikan banyak hal secara gratis kepada anggotanya, bahkan terus memanjakan pengikutnya dengan beragam aplikasi yang membuat kita betah untuk terus menggunakan facebook.
Hanya saja ketika direnungi lebih dalam ternyata pemberian gratis yang kita terima dari facebook itu disertai penyerahan aset paling berharga dari diri kita yaitu data pribadi kita sendiri. Kita menyerahkan jawaban atas pertanyaan apa yang anda pikirkan, kita menyerahkan biodata kita, kita menyerahkan riwayat kebiasaan kita dan kita juga menyerahkan lokasi kita. Dan, ketika semuanya dimasukkan ke dalam sistem database dan diolah menjadi informasi peta ekonomi yang menghasilkan uang yang begitu banyak, kita pun masih setia, persis seperti gajah yang sudah tidak berdaya meski dengan seutas tali dan tongkat kecil besi dari sang pawang.
source
Apakah semua itu berlaku di Steemit. Tidak! Aset data kita di wallet adalah milik kita, dan kita merdeka mengelolanya tanpa bisa dikotak atik oleh orang lain. Di Steemit, kita memang saling bertukar informasi lewat postingan, tapi ketika saling memberi reward maka yang diperoleh bukanlah reward ilusi seperti reward like, jempol dan love di facebook. Ada banyak bukti dimana para migran menemukan senyum manisnya saat berada di Steemit.
Senyuman karena sudah menemukan stabilitas reward Steem - SBD hanya salah satu kebahagiaan. Berada dalam lingkungan good content dan lingkungan yang positive juga memberi banyak manfaat. Saling sharing, saling menyemangati, saling menginspirasi, dan saling berbagi informasi serta saling berkerjasama adalah jalan yang dapat menghantar yang di bawah untuk naik ke atas, dan yang di atas tidak diseret turun ke bawah. Dalam konteks komunitas Steemit, komunitas bukan jaminan agar semua anggota komunitas saling upvote satu dan lainnya, melainkan menjadi wadah bagi menemukan satu titik ke titik berikutnya hingga pada waktunya kita bisa melihat betapa indahnya semua titik perjalanan yang membuat kita berada di posisi yang bisa jadi oleh orang lain dilihat dengan pandangan sinis.
Tentang titik-titik perjalanan hidup itu, menarik mengingat apa yang pernah disampaikan Steve Jobs semasa hidupnya, bahwa titik singgah hari ini adalah rangkaian dari titik-titik perjalanan sebelumnya, semua titik-titik hidup itu saling terhubung yang ujungnya adalah kita hari ini, atau kita di masa depan. Hanya saja titik-titik itu tidak bisa dilihat di masa depan, melainkan ia ada di masa lalu.
Source
Pernyataan Steve Jobs di Stanford University itu mestinya mendorong kita untuk mendayagunakan diri kita di dalam komunitas, dan semua anggota komunitas saling memberi energi positif sehingga terbangun suasana yang hangat dan bahagia. Dalam konteks upvote, kita berusaha memantaskan diri sehingga cukup banyak alasan bagi semua anggota komunitas untuk memantapkan dirinya memberi upvote kepada postingan kita, baik itu alasan objektif maupun alasan subjektif.
Alasan objektif itu adalah bahwa postingan kita benar-benar postingan berkualitas, atau makin hari makin hadir dengan postingan bermanfaat. Terlihat dengan jelas diri kita adalah diri yang bersedia mendidik diri, terlihat nyata kesungguhan untuk belajar dan belajar, tampak dengan nyata kesungguhan kita memperbaiki kelemahan dan kekeliruan, jelas dan nyata kita pribadi pembelajar yang sungguh-sungguh. Alasan objektif ini pada akhirnya memunculkan penguatan di sisi subjektif, misalnya dia adalah sosok yang hangat, jujur, mau berkerjasama, tulus dalam menjalin persahabatan, dan bukan sosok yang suka meremehkan teman, serta gaul meski sudah atok-atok serta tidak ego meski memiliki segudang pengetahuan, pengalaman, relasi dan pengalaman, lebih dari itu juga sering memberi inspirasi.
Kembali ke topik awal, apakah Steemit media sosial, atau lebih tepat kita menyebut sebagai media komunitas? Sekali lagi, bukan ini point of view-nya. Meski saya akan memilih untuk menyebut Steemit sebagai media komunitas, tapi yang ingin saya aja adalah menggeser cara pandang ke sudut ulasan di atas sehingga pertumbuhan dan perkembangan Komunitas Steemit Indonesia (KSI) ke depan, yang sudah pasti makin luas dan meluas tidak termakan virus pikiran dalam tempurung.
wahai aduen @levycore, lon neuk tanyong saboh hai bak droeneuh, droeneuh ureung asli pane?
sebab lon kalon droe neuh populer that, lon lake meuah segolomnyan menyoe na kata2 yang hana sopan.
Steemit yang sudah memberikan saya makna dari sebuah Kebersamaan dan betapa kuatnya kekuatan kebersamaan yang terbentuk dalam sebuah Komunitas. Saya sangat Setuju dengan anda @levycore
Sepertinya tidak ada lagi yang harus dani bahas mengenai yang bang sampaikan, selama media steemit hadir banyak perubahan yang saya temukan itu saja, saya berharap media steemit membawa kita semua kegerbang kesuksesan,
SALAM SEJAHTERA @levycore
very nice post.
thanks for sharing this life..
I appreciate your blog...
Sudah berdiri (asosiasi blockchaince indonesia) /ABI.. Sebagai stemian, apa sikap kita @levycore?? Ni beritanya..
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/21/152105726/asosiasi-blockchain-indonesia-resmi-berdiri
steemit itu beda bang, bukan sekedar komunitas ataupun sekedar menulis dan membuat konten kreatif lainnya. tapi steemit ini adalah suatu wadah yang memang selain mengajarkan untuk lebih kreatif dan juga memang mengajarkan kejujuran. dan bahkan bukan sekedar komunitas yang hanya mengharap kan dapat vote, tapi keluarga untuk saling berbagi ilmu.
Postingan udah okelah bang levycore... saya harap anak muda Jakarta bisa berfikiran seperti abang maju ke depan menuju suksek di steemit..
Terimakasih telah memberikan banyak motivasi lewat tulisan anda bang @levycore, saya menyukai tulisan terakhir anda, termakan virus pikiran dalam tempurung.
Kata-kata yang sangat bisa di mengerti, ketika sebagian orang hanya berpikir pendek tanpa ada pengetahuan sama sekali. Bila semua orang berada di dalam kata-kata anda tersebut, pasti orang itu akan merasakan betapa pahitnya kehidupan sehari-hari yang dia jalani, tidak untuk mencari, tetapi hanya menunggu untuk hal yang tidak pasti.
Kemajuan teknologi tidak bisa dibendung. Ia akan selalu berproses dalam rentan waktu. Hanya saja, bagaimana kita menjadi bagian inovasi dunia saat ini?
Good post, thanks for sharing