Teknologi dan Nasib Pekerja Bank di Masa Depan
Menjadi pekerja bank mungkin jadi idaman banyak pelamar kerja. Jumlah tawarnya yang banyak dan setiap tahunnya selalu ada penerimaan karyawan baru. Pasti pekerjaan ini sangat diminati karena cukup prestise saat ini di mata pekerja. Cukup dengan setelan baju rapi, rambut klimis, dan ramah melayani nasabah. Belum lagi bekerja di dalam ruangan ber-AC dan punya bayaran menjanjikan.
Namun perubahan zaman dan kemajuan teknologi seakan banyak mengambil tugas pekerja. Pekerjaan yang mengandalkan banyak tenaga dan tidak spesifik akan dengan mudah diautomasi oleh teknologi. Itu selaras dengan perkembangan teknologi yang begitu pusat.
Ini bukan isapan jempol semata, ada banyak pihak yang mulai was-was dengan perubahan ini. Dan di era revolusi industri di jilid ke-4, akan banyak manusia yang merasakan perubahan tersebut. Itu semua mulai dari perkembangan sistem berbasis awan (cloud), perangkat cerdas yang terhubung dengan internet (IoT), sistem fiber optik dan robotik.
Kini sejumlah bank mulai mengetatkan ikat pinggang dan beralih ke arah digital, salah satunya dalam manajemen karyawannya. Caranya dengan konsep automasi berbasis teknologi pada sejumlah posisi. Tak heran kita akan melihat banyak pegawai yang kehilangan posisi pentingnya digantikan teknologi. Proses pelayanan pun jadi lebih cepat tanpa mengenal hari kerja karena berbasis digital.
Sejumlah posisi mulai dari Teller, Staf Jasa dan Kliring, Phone Banking Officer, Staf Penghimpunan Dana, dan Custumer Service akan jadi korban. Adanya faktor seperti mobile banking dan internet banking seakan memudahkan proses itu semua. Apalagi tidak setiap minggu atau bahkan bulannya nasabah datang ke bank.
Jelas pihak bank bisa menghemat biaya operasional tersebut termasuk mengurangi kantor cabang yang mereka miliki karena peralihan ke arah digital
Pekerjaan bank yang tak seksi lagi
Setelah automasi lagi, bekerja di bank mungkin jadi lebih sulit dan dengan persaingan yang lebih ketat. Posisi yang ditawarkan pun lebih terbatas dan pastinya posisi yang tidak bisa digantikan oleh teknologi. Bahkan bisa saja, bagian keamanan yang berjaga di bank menggunakan robotik yang bisa mengontrol tindak tanduk nasabah yang mencurigakan. Bila nasabah melakukan tindakan kriminal seperti pencurian, ia akan mudah dikenali dan ditangkap nantinya.
Ancaman lain berupa bank berbasis blockchain
Setelah penerimaan menjadi pegawai bank berkurang, kini giliran tantangan baru yang datang dari saingannya yaitu konsep blockchain. Bank yang terkenal dengan konsep sentralisasi, secara perlahan-lahan akan beralih pada konsep berbasis desentralisasi.
bank yang menggunakan konsep blockchain
Sejumlah bank ternama sudah mencobanya, salah satunya adalah bank Argentina Banco Marventas (BMW) yang menerapkan blockchain khususnya pada transaksi lintas negara kadang membutuhkan waktu lama. Dengan penerapan blockchain, masalah jarak bukan menjadi sebuah masalah.
Tak hanya itu saja, nasabah akan punya dompet digital yang mereka kontrol sendiri, sedangkan pihak bank akan menjamin keamanan aset mereka dari tangan pihak tak bertanggung jawab. Memang konsep ini masih sangat sulit diterapkan, apalagi perbankan saat ini masih banyak yang mengusung konsep kapitalisme. Tak tertutup kemungkinan, bank bisa beralih atau bahkan mengubah konsep keuangan yang menguntung kedua belah pihak. Nasabah dan perbankan.
Bagaimana, apakah Anda tertarik jadi pegawai bank atau pekerjaan lainnya yang punya peluang besar di masa depan? Silakan ceritakan alasan dan pendapatnya di kolom komentar.
Have a Nice Day