Delapan tiga puluh, di halte itu aku berteduh
Dari derasnya hujan dan badai
Dari dingin hawa dan cuaca
Menunggu langit kapan membiru
Kulihat seorang guru, terpaku di sampingku
Sesekali menatap diriku
Ku coba tuk tersenyum dari badan yang semakin kaku
Dalam hati aku bertanya, mungkin juga menunggu langit kapan membiru
Terimakasih @husaini atas apresiasinya