Sebuah Renungan

in #indonesia7 years ago

baca.jpg
Di saat orang lain sudah berhenti dari semua aktivitas mereka, kita hadir untuk memujiNya.
Ketika jiwa-jiwa mereka telah berada di alam lain, kita masih menyendiri mengharap rida dariNya.

Bagi mereka yang benar beriman sepenuh jiwa-jiwa dan raga, mampu meneteskan air mata mengharap sebuah pengampunan. Bukan taubat biasa, tapi nasuha.

Ketika yang lain sedang terleap apakah kita pikir kita sendiri yang bertasbih? Tidak, semua pohon mulai dari dahan, ranting, hingga dedaunan, mereka bergerak-gerak menyenbut asmaNya.

Adakah kita pernah terpikirkan Ketika memejam mata, lalu kita tak mampu membukanya lagi? Atau begitu kita buka kita sudah berada di alam yang sangat sempit?

Tak ada teman, tak ada saudara, anak, suami, istri, dan tetangga. Pakaian cuma satu warna putih. Tak mampu menoleh ke kiri atau ke kanan. Di saat itu kita meraung-raung minta tolong. Menjerit-jerit ketakutan. Kita baru sadar bahwa nyawa kita sudah terpisahkan dari jasad.

Penyesalan pun tak berguna lagi. Semua telah berakhir. Kita mencoba meminta agar dikembalikan ke dunia, tapi sia-sia. Semua sudah ditetapkan, kontrak kita sudah berakhir.

Nauzubillah..

Sort:  

Posting yang menarik ini dan sudah kami upvote.. (Secubit kontribusi kami sebagai witness di komunitas Steemit berbahasa Indonesia.)

Congratulations @hayfana! You received a personal award!

Happy Birthday! - You are on the Steem blockchain for 1 year!

You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking

Do not miss the last post from @steemitboard:

Carnival Challenge - Here are the winners
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!